Sosio Antropologi Imunisasi | TUGAS KAMPUS

Forum MT5 (1 Post = 0.2$ )

Sosio Antropologi Imunisasi

Imunisasi

BAB I
PENDAHULUAN

Sosio Antropologi Imunisasi - Sejak tahun 1985 PBB mengajak beberapa Negara didunia untuk bersama menandatangani pernyataan / perjanjian untuk melaksanakan imunisasi bagi seluruh anak-anak didunia pada tahun 1990. Target ini sulit dicapai, tetapi dengan usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan untuk mencapai hasil adalah penting dan sangat mendesak.
Organisasi-organisasi internasional dan pemerintahan memberikan perhatian yang mendalam terhadap masalah vaksin untuk mencegah penyakit, terutama kelengkapan prasarana untuk pendingin dan transportasi vaksin.
Alasan yang dapat diterima adalah pertama orangtua tidak memahami proses imunisasi, atau kepercayaan setempat tentang faktor-faktor penyebab penyakit-peyakit yang dapat ficegah dengan imunisasi, dan metode yang tepat untuk mencegah dan mengatasi penyakit-penyakit tersebut tidak konsisten dengan imunisasi tersebut.
Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga kesehatan anak anda. Kebanyakan dari imunisasi ini adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak. Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi tidak menyenangkan untuk bayi anda (karena biasanya akan mendapatkan suntikan), tapi rasa sakit yang sementara akibat suntikan ini adalah untuk kesehatan anak dalam jangka waktu panjang. Disini saya mendapatkan informasi tentang imunisasi dari posyandu Putra Persada yang terletak di Jalan Karonsih Baru II Semarang. Dan dibawah ini saya akan membahas tentang hasil atau data yang saya sudah peroleh dari posyandu Putra Persada tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

HASIL PENGETAHUAN DAN TINGKAH LAKU
A. Pengetahuan mengenai imunisasi secara umum
Hampir seluruh responden telah mendengar dan mengerti imunisasi secara umum, vaksinasi, suntik kebal dan lain-lain. Namun pengetahuan imunisasi secara spesifik masih kurang. Seperti, ibu-ibu belum mengetahui manfaat dan kegunaan imunisasi (DPT, BCG dan lain-lain) bagi anak-anaknya serta betapa pentingnya memberikan imunisasi kepada anaknya.

B. Pengetahuan mengenai penyakit yang dapat dicegah oleh DPT, BCG, anti polio
Bagian ini sangat berguna untuk mengetahui responden atau ibu-ibu mengenai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Dan responden atau para ibu mempunyai jawaban yang berbeda-beda. Seperti, penyakit yang dapat dicegah oleh DPT mereka menjawab untuk demam, tipus, disentri, tetanus, gondok dan difteri. BCG, untuk pencegahan TBC, disentri, tipus, malaria dan kolera. Sedangkan anti polio, untuk pencegahan polio, kebutaan dan kelumpuhan.
Ada aspek penting dari pengetahuan tentang guna imunisasi yang spesifik, yaitu agar penerima (sang anak) imunisasi dan pengantar (orang tua) mempunyai pengetahuan yang memadai tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, kedua kemungkinan mendapat informasi yang tidak konsisten dan adanya kepercayaan tentang penyebab penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

C. Sumber Pengetahuan antara umur yang tepat dan sumber-sumber dari imunisasi
Masih banyak pengetahuan yang salah tentang guna dari pemberian imunisasi sehingga hanya sedikit keinginan ibu memberi anaknya imunisasi. Masih banyak juga orang tua dengan cakupan imunisasi tinggi, tidak tahu secara tepat guna vaksinasi. Dan para ibu melakukan, bagaimana, perlu tahu kapan dan dimana untuk mendapatkan imunisasi.
Pengetahuan mengenai umur yang tepat untuk memulai pemberian imunisasi cukup tinggi, banyak responden mengetahui dengan benar umur berapa anak mereka mendapat DPT (50% responden), BCG (75% responden), polio (80% responden), hepatitis (50% responden), dan campak (65% responden).
Pengetahuan tentang dimana pelayanan imunisasi tersedia sudah tersebar luas. Sudah banyak responden atau para ibu mengetahui kemana mereka harus membawa anaknya untuk imunisasi. 95% responden mengetahui beberapa sumber, seperti puskesmas, posyandu, bidan praktek, klinik kesehatan atau rumah sakit.

D. Sumber pengetahuan tentang imunisasi
Sebagai perluasan pelaksanaan program imunisasi di Indonesia, pertanyaan penting siapa yang harus bertanggung jawab dalam penyebaran informasi mengenai imunisasi kepada masyarakat. Hampir separuh dari responden menyebutkan bahwa mereka tahu dari orang yang berada di posyandu, bidan praktek atau dari ketua RT yang menghimbau kepada warganya untuk memberi imunisasi kepada anak mereka secara rutin karena hal itu sangat penting untuk pertumbuhan sang anak kelak bila sudah beranjak tumbuh dewasa.

E. Penyakit-penyakit yang dianggap berbahaya
Hal-hal yang menghambat untuk imunisasi adalah asumsi bahwa penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapt membahayakan anak-anak yang kontak dengan penyakit tersebut. Data dari lokasi penelitian saya menunjukkan bahwa paling sedikit beberapa dari penyakit yang dianggap berbahaya adalah terutama tetanus dan TBC.

HASIL PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan dari Imunisasi
Bagian ini mendiskusikan 5 jenis utama dari vaksin Hepatitis, BCG, DPT, anti polio dan Campak anak-anak yang masih muda.
Secara sederhana analisa sebuah variable disebut lengkap bila telah dianalisa dari tingkat kelengkapan vaksinasi DPT dan polio secara terpisah. Disini seluruh vaksin lengkap, dan mungkin kendalanya adalah pada saat jadwal imunisasi anak tersebut sakit.
Disini jenis imunisasi dari vaksin DPT dilakukan pada umur 0-4 bulan diberikan 3 kali secara berturut-turut setiap bulan, BCG dilakukan pada umur 0-4 bulan diberikan 1 kali secara berturut-turut setiap bulan, anti polio dilakukan pada umur 0-4 bulan diberikan 4 kali secara berturut-turut setiap bulan, Hepatitis dilakukan pada umur 0-4 bulan diberikan 3 kali secara berturut-turut setiap bulan dan pada vaksin campak dilakukan pada usia 9 bulan dan hanya diberikan 1 kali. Jelas, jumlah dari vaksin diperlukan untuk mencapai perlindungan dari masing-masing vaksinasi merupakan faktor penting.

B. Pengetahuan tentang penyakit yang dapat dicegah
Bagian ini meneliti pelaksanaan imunisasi berdasarkan pengetahuan responden mengenai penyakit yang dapat dicegah oleh vaksinasi.
Gambaran cakupan secara keseluruhan dari imunisasi adalah konsisten untuk tiap jenis. Tingkat pengetahuan tentang penyakit mana yang dapat dicegah meningkat secara bermakna dari tidak tahu sama sekali menjadi tahu tapi tidak benar.
Disini sudah banyak para ibu yang mengetahui penyakit-penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan imunisasi. Diantaranya, vaksin hepatitis B  untuk mencegah penyakit hepatitis B (sakit kuning), BCG  untuk mencegah penyakit TBC, polio  untuk mencegah penyakit polio atau kelumpuhan, DPT  untuk mencegah penyakit dephteri atua pertusis atau tetanus, dan campak  untuk mencegah penyakit campak.

C. Faktor-faktor Sosial
Ada yang menarik pada tingkatan imunisasi disesuaikan dengan pendidikan ibu. Keterangan yang dapat diberikan dengan diskusi dibawah ini dan melihat gambaran dimana orang tua dengan pendidikan rendah mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tentang semua segi imunisasi, tetapi mungkin lebih peka (dibandingkan dengan orang tua berpendidikan tinggi) terhadap perintah dari ketua RT, orang dari posyandu atau bidan praktek untuk memberikan imunisasi pada anak mereka.
Disini tidak terlalu banyak atau ribet dengan masalah faktor social karena disini imunisasi diberikan secara gratis, mungkin kendalanya adalah apabila saat jadwal imunisasi sang anak sakit atau imunisasi yang tidak lengkap.

D. Alasan dari tidak lengkapnya imunisasi
Disini alasan dari tidak lengkapnya imunisasi yang pertama karena sang ibu lupa pada jadwal imunisasi karena terlalu sibuk bekerja atau melakukan aktivitas lain, yang kedua karena sang ibu takut apabila setelah melakukan imunisasi sang anak malah menjadi demam atau mengalami gejala yang lain, dan yang ketiga karena saat jadwal imunisasi sang anak sedang sakit.




BAB III
KESIMPULAN

Diwilayah ini pengetahuan para ibu mengenai imunisasi sudah cukup baik, mereka sudah membawa anak mereka ke posyandu, puskesmas, bidan praktek, tenaga kesehatan dan tempat-tempat yang memiliki fasilitas imunisasi untuk melakukan imunisasi. Dan para ibu juga tahu dan sadar bahwa memberikan anak imunisasi itu sangat penting untuk masa depannya kelak.
Dan diharapkan para ibu dapat lebih selektif terhadap kesehatan anaknya, karena seorang anak yang masih kecil masih sangat rentan terkena berbagai macam penyakit apabila para ibu tidak memperhatikan kesehatan anak tersebut. Dan mulai dari imunisasi inilah anak dapat diberi pesangon berupa vaksin yang dapat melindungi dan mencegahnya dari berbagai macam penyakit apabila dia beranjak dewasa kelak.

Artikel terkait:
Dana Pinjaman Perseorangan
Dana Pinjaman Sekolah 
faktor Masyarakat Menggunakan ASKES
Pengelompokan Zat Gizi






Share

Related Posts



0 komentar:

Cari Skripsi | Artikel | Makalah | Panduan Bisnis Internet Disini

Custom Search
 

Mybloglog

blogcatalog

Alphainventions.com

Followers

TUGAS KAMPUS Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template