download makalah, skripsi, tesis dll. | TUGAS KAMPUS

Forum MT5 (1 Post = 0.2$ )

download makalah, skripsi, tesis dll.

download makalah, skripsi, tesis dll.


SKRIPSI STRATEGI PUBLIC RELATIONS MELALUI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN DI KALANGAN MASYARAKAT

Posted: 15 Sep 2013 08:32 PM PDT

(KODE : ILMU-KOM-0073) : SKRIPSI STRATEGI PUBLIC RELATIONS MELALUI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN DI KALANGAN MASYARAKAT



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Strategi merupakan bagian dari hidup manusia. Ketika seseorang memiliki pengetahuan maka kehidupannya tidak hanya mengandalkan dari intuisi saja namun ia pun mengandalkan logikanya dalam berpikir. Strategi itu sendiri lahir dari logika manusia yang menginginkan segala sesuatunya berjalan sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan. Demikian pula dengan strategi Public Relations (PR) yaitu bagaimana merancang mengatasi kendala-kendala yang akan dihadapi oleh masyarakat maupun instansi. Tujuan sentral Public Relations adalah mengacu kepada kepentingan pencapaian sasaran (target) yaitu masyarakat.
Strategi diperlukan dalam kehidupan manusia karena melalui strategi diharapkan suatu kegiatan akan berjalan dengan seharusnya. Sebagai manusia yang bermoral tentunya strategi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah strategi yang positif, baik dan tidak merugikan orang lain demi terciptanya kenyamanan bersama serta kondisi yang lebih baik lagi atau kondusif.
Kereta Api Indonesia adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang jasa transportasi. Kereta Api Indonesia ini mengkhususkan diri dalam jasa transportasi darat untuk melayani masyarakat dalam bidang transportasi kereta. PT. Kereta Api Indonesia juga bertujuan untuk turut serta melaksanakan dan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi kereta yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang dengan kereta api.
Public Relations PT. Kereta Api (Persero) ini dibawahi langsung oleh Sekretaris Perusahaan PT. Kereta Api (Persero). Public Relations PT. Kereta Api (Persero) ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu Hubungan Internal dan Hubungan Eksternal, dimana Hubungan Internal mengurusi hal yang berhubungan dengan penyuluhan internal dan penerbitan media internal, sedangkan Hubungan Eksternal mengurusi hal yang berhubungan dengan penyuluhan eksternal, hubungan antar media massa, tata usaha, dan pameran.
Keberadaan Public Relations di sebuah perusahaan mempunyai tujuan yaitu sebagai upaya menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi.
Strategi Public Relations di PT. Kereta Api Indonesia ditunjukkan kepada masyarakat yang ada dalam organisasi (internal) dan masyarakat luar organisasi (eksternal). Strategi Public Relations PT. Kereta Api Indonesia berupa komunikasi internal dan eksternal yang meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu Komunikasi personal atau pribadi dan Komunikasi kelompok. Yang penting untuk memberi pengertian bahwa komunikasi dalam Public Relations, sentral dan mempunyai penting dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Sehingga dalam hal ini kegiatan CSR sangat diperlukan Public Relations PT. Kereta Api Indonesia dalam menjalankan tugasnya, salah satunya untuk membina hubungan kerjasama dengan masyarakat dalam bidang transportasi kereta api.
Strategi Public Relations PT. Kereta Api Indonesia berupa Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan dan Iain-lain. Untuk menjalin hubungan baik dengan stakeholder Public Relations PT. Kereta Api Indonesia melalui program Corporate Social Responsibility dalam membangun citra perusahaan.
Corporate Social Responsibility berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Hal ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan.
Untuk menghadapi kondisi yang mengganggu perusahaan, peran Public Relations sangat dibutuhkan dalam mempertahankan citra perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, Public relations harus menyadari bahwa strategi pokok dan tanggung jawab Public relations adalah bagaimana menumbuhkan kepercayaan, goodwill, dan kejujuran dalam menyampaikan pesan atau informasi, serta publikasi yang positif kepada publik (khalayak) didukung dengan kiat dan taktik dalam berkampanye dalam memperoleh citra
Tujuan utama dari Public Relations adalah mempengaruhi perilaku individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua audiens, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan. Salah satu strategi yang biasanya digunakan oleh seorang Public relations adalah dalam menarik simpati publik adalah dengan program Corporate Social Responsibility yang merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. Ada dua hal yang terkait dengan tanggung jawab sosial korporat itu yakni pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta interaksi sukarela. l
Public Relations harus dapat menjalankan strateginya dengan penuh tanggung jawab. Public Relations harus dapat menciptakan opini publik yang positif, tanpa melakukan kebohongan publik. Hal ini tidak mudah dilakukan sebab selain Public Relations bertindak sebagai komunikator (communicator) dan
perantara (mediator), Public Relations juga mempunyai tanggung jawab sosial (social responsibility). Aspek tanggung jawab sosial dalam Public Relations adalah cukup penting, karena praktisi Public Relations tidak hanya mementingkan keuntungan materi bagi lembaga atau organisasi, tetapi juga kepedulian kepada masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh simpati atau empati dari khalayak.
Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) in Fox, et al (2002), definisi Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab perusahaan secara sosial adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, komunitas lokal, masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka menciptakan kualitas kehidupan. Selain itu, Corporate Social Responsibility sebagai sebuah gagasan, tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines lainnya selain finansial juga adalah sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya.
Berdasarkan sifatnya, pelaksanaan program Corporate Social Responsibility dapat dibagi dua, yaitu: Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), dan Program Pengembangan Hubungan atau Relasi dengan publik (Relations Development). Dalam program pengembangan relasi dengan publik, program Corporate Social Responsibility yang merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, baik fisik (berkaitan dengan sampah, limbah, polusi dan kelestarian alam) maupun sosial kemasyarakatan, sebaiknya menjadi perhatian khusus bagi divisi Public Relations atau Hubungan Masyarakat.
Strategi Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (persero) dalam program Corporate Social Responsibility yang sasaran dari Program Corporate Social Responsibility PT. Kereta Api Indonesia adalah : Pembangunan fasilitas social atau umum, Pembinaan calon atlet dan atlet-atlet yang memiliki potensi dalam bidangnya, Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, Pengembangan kesehatan masyarakat, program menumbuhkan ekonomi kerakyatan, Sosial budaya bagi kesejahteraan masyarakat PT. Kereta Api Indonesia. Bentuk kegiatan Public Relations biasanya dilaksanakan setiap memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) PT. Kereta Api Indonesia, dengan melaksanakan event-event yang bersifat sosial kemasyarakatan dan entertainment, seperti mengadakan jalan sehat, pembagian uang tunai dan sembako, mengadakan pasar malam, mengikuti bazar, sumbangan kepada yatim piatu dan Iain-lain. Semua kegiatan ini bertujuan untuk mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility agar dapat membentuk opini dan citra positif di mata masyarakat, khususnya di. (company profile)
Dalam implementasi program Corporate Social Responsibility, Public Relations (PR) mempunyai peran penting, terlebih dalam konteks pembentukan citra perusahaan. Dalam pelaksanaannya Public relations terlibat sejak proses pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi, serta evaluasi untuk mengetahui sikap publik terhadap perusahan. Sebenarnya tujuan dari implementasi program Corporate Social Responsibility adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan di sebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholders yang difasilitasi perusahaan dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Kemudian dalam proses pengembangannya tiga stakeholders inti diharapkan mendukung penuh, di antaranya adalah; perusahaan, pemerintah dan masyarakat.
Banyak pendukung Corporate Social Responsibility yang memisahkan Corporate Social Responsibility dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari Corporate Social Responsibility. Perusahaan di masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian beasiswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik di mata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan citra perusahaan. Dengan diterimanya konsep Corporate Social Responsibility, perusahaan mendapatkan kerangka bam dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.
Menurut Arifin, strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai suatu tujuan. Jadi di dalam merumuskan suatu strategi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. (Arifin, 1994 : 59)
Untuk mencapainya maka diperlukan beberapa hal, sebagai berikut:
1. Mengenal khalayak atau sasaran
Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha pencapaian strategi
2. Pengenalan serta komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. (Arifin, 1984:59)
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut "Bagaimana Strategi Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan Di kalangan Masyarakat ?"

B. Identifikasi Masalah
Untuk menjelaskan rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Fact Finding yang dilakukan Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan Di kalangan Masyarakat ?
2. Bagaimana Planning Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan Di kalangan Masyarakat ?
3. Bagaimana Communicating Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan Di kalangan Masyarakat ?
4. Bagaimana Evaluating Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan Di kalangan Masyarakat ?
5. Bagaimana Strategi Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan Di kalangan Masyarakat ?

C. Maksud Dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui "Bagaimana Strategi Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaannya di kalangan Masyarakat"
2. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian tentunya memiliki tujuan, dimana tujuan dari penelitian yang dilakukan akan dijelaskan seperti yang tertera di bawah ini. Tujuan-tujuan penelitian meliputi :
a. Untuk Mengetahui Fact Finding Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan.
b. Untuk Mengetahui Planning Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan di kalangan Masyarakat.
c. Untuk Mengetahui Communicating Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan di kalangan Masyarakat .
d. Untuk Mengetahui Evaluating Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan di kalangan Masyarakat .
e. Untuk Mengetahui Strategi yang dilakukan Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X Melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan di kalangan Masyarakat .

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai salah satu pengembangan ilmu komunikasi secara umum dan pengembangan keilmuan. Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan agar mengetahui strategi komunikasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) X melalui Program Corporate Social Responsibility dalam Membangun Citra Perusahaan di kalangan Masyarakat dan dapat memberikan pengetahuan mengenai kegiatan komunikasi yang efektif dan juga membuka wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis.
2. Kegunaan Penelitian Praktis
a. Kegunaan untuk Peneliti
Penelitian ini dapat berguna secara praktis bagi penelitian sebagai pengaplikasian ilmu atau teori yang sudah peneliti dapatkan selama mengikuti perkuliahan khususnya dan peneliti selanjutnya khususnya.
b. Kegunaan untuk Universitas dan Program Studi
Penelitian ini dapat berguna bagi Mahasiswa Universitas secara umum dan program studi ilmu komunikasi secara khusus sebagai bahan literature. Literature ini pun bisa berguna, terutama bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian pada bahan kajian penelitian yang sama.
c. Kegunaan untuk Perusahaan yang diteliti
Penelitian ini dapat berguna sebagai informasi, rekomendasi bagi PT. Kereta Api Indonesia Kantor Pusat X sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk mengukur tentang strategi yang telah dilakukan Public Relations dalam program Corporate Social Responsibility.

SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF STRATEGI KOMUNIKASI HUMAS DALAM MENJALANKAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BIDANG PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

Posted: 15 Sep 2013 08:29 PM PDT

(KODE : ILMU-KOM-0072) : SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF STRATEGI KOMUNIKASI HUMAS DALAM MENJALANKAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BIDANG PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, pada akhirnya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu pilar pembangunan perekonomian di Indonesia yang dapat diharapkan untuk membantu terwujudnya kesejahteraan rakyat adalah perusahaan.
Keberadaan perusahaan sangat berperan dalam memajukan suatu masyarakat, daerah dan negara. Sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak hanya mempunyai kewajiban secara ekonomis saja, tetapi juga mempunyai kewajiban yang bersifat etis. Adanya suatu etika bisnis yang merupakan tuntunan perilaku bagi perusahaan untuk bisa membedakan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dalam pemenuhan etika dalam berbisnis tersebut, memang tidak hanya profit yang menjadi tujuan utama, tetapi pengembangan masyarakat sekitar juga harus menjadi tujuan utama suatu perusahaan.
Secara teori, Corporate Social Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholders-nya, terutama komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan beroperasinya perusahaan. Magnan & Farel (Susanto, 2007:1) mendefinisikan CSR sebagai "A business acts in socially responsible manner when its decision and account for and balance diverse stakeholder interest". Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh pelaku bisnis melalui perilaku secara sosial bertanggung jawab.
Pelaksanaan CSR di Indonesia, merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 ayat 1 Undang-undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa; "Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan." Dengan adanya Undang-undang ini, perusahaan wajib untuk melaksanakannya, sehingga industri dan korporasi berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup.
Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi penyangga hukum positif dan etika bisnis dalam proses mempertahankan keberlangsungan perusahaan. CSR menegaskan bahwa kehadiran perusahaan juga harus memikirkan lingkungan alam dan manusia sebagai manifestasi keterlibatannya dalam pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Perusahaan merupakan elemen dari serangkaian elemen kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai elemen, perusahaan masuk dalam struktur masyarakat setempat dan berfungsi terhadap elemen-elemen lainnya, dan dengan kesadaran perusahaan tersebut harus dapat membawa masyarakat lokal (termasuk karyawan perusahaan) menuju kemandirian, tanpa merusak tatanan sosial budaya yang sudah ada. Melalui proses adaptasi tersebut diharapkan timbul kesejahteraan posisi (yang mengutamakan hak asasi manusia) antara masyarakat lokal, perusahaan, dan pemerintah sebagai bagian dari stakeholder dalam kegiatan pembangunan.
Semakin besar perusahaan, tentu akan semakin kompleks pekerjaan dan tanggung jawab yang harus dihadapi. Begitupun dengan PT X, sebagai salah satu dari bagian perusahaan terkemuka, tentu akan lebih banyak mendapatkan sorotan dari publik. Segala hal yang berada di dalam atau di luar perusahaan tentu selalu menjadi pusat perhatian, sehingga penting dilakukan berbagai tindakan atau aktivitas yang sekiranya dapat mengangkat citra baik ke dalam ataupun ke luar lingkungan perusahaan. Dalam mengatasi hal tersebut, pada suatu instansi/perusahaan diperlukan bagian atau Divisi Humas yang berorientasi pada peningkatan pembangunan dan peningkatan citra perusahaan.
Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, sudah barang tentu perusahaan melalui Hubungan Masyarakat wajib memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosialnya untuk membantu masalah pendidikan yang terjadi di masyarakat. Permasalahan yang terjadi di masyarakat sekitar PT X, mau tidak mau menjadi tanggung jawab bersama, yang harus dipikul PT X. Dalam hal ini, perlu penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka menjaga eksistensi dan kepercayaan masyarakat.
Proses penyampaian pesan dari perusahaan selaku komunikator kepada masyarakat sebagai komunikan menjadi kajian menarik dalam strategi komunikasi yang dijalankan Hubungan Masyarakat untuk meraih tujuan bersama melalui pesan-pesan yang disampaikan. Bagaimana program ini direncanakan, ditetapkan, dilaksanakan dan dievaluasi, siapa saja yang terlibat dan tanggapan masyarakat dari program bidang pendidikan ini, merupakan suatu rangkaian dan kegiatan Hubungan Masyarakat dalam strategi komunikasi untuk mengimplementasikan tanggung jawab sosial mereka agar dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.
Penelitian ini akan melihat pelaksanaan program CSR Bidang Pendidikan PT X dari kajian komunikasinya dengan melihat lebih dalam mengenai strategi komunikasi dan proses-proses komunikasi yang terjadi di dalam pelaksanaan program CSR Bidang Pendidikan PT X, melalui tahap managerial-nya. Program tersebut, dipandang sebagai proses komunikasi yang membawa pesan untuk mencapai satu tujuan bersama. Menjadi daya tarik tersendiri manakala dalam hal ini, Divisi SDM & Humas PT X mempunyai pola-pola komunikasi dalam mempersuasi masyarakat di Desa Y sebagai bagian dari strategi komunikasi mereka untuk berjalannya program tersebut.
Dengan melihat apa yang sudah diuraikan diatas, diharapkan melalui penelitian ini didapat suatu gambaran mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh Divisi SDM & Humas PT X, dalam melaksanakan CSR Bidang Pendidikan. Selain itu, juga untuk mengetahui bagaimana perusahaan menjawab tantangan dari situasi yang terjadi di lingkungan perusahaan, sehingga perusahaan tetap mampu bertahan di tengah masyarakat. Kegiatan yang terpenting dalam hal ini adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus dan menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi dalam proses komunikasi yang dijalankan dalam program ini. (Rangkuti, 2006: 14)

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan strategi komunikasi CSR Bidang Pendidikan dilaksanakan oleh PT X?
2. Bagaimana penetapan strategi komunikasi CSR Bidang Pendidikan dilaksanakan oleh PT X?
3. Bagaimana pelaksanaan strategi komunikasi CSR Bidang Pendidikan dilaksanakan oleh PT X dalam peningkatan pendidikan masyarakat di Desa Y?
4. Bagaimana evaluasi terhadap CSR Bidang Pendidikan dilaksanakan oleh PT X?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perencanaan strategi komunikasi CSR Bidang Pendidikan dilaksanakan oleh PT X.
2. Untuk mengetahui penetapan strategi komunikasi CSR Bidang Pendidikan dilaksanakan oleh PT X.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi komunikasi CSR Bidang Pendidikan dilaksanakan oleh PT X dalam peningkatan pendidikan masyarakat di Desa Y.
4. Untuk mengetahui dampak/efek dari hasil pelaksanaan program CSR Bidang Pendidikan PT X terhadap peningkatan pendidikan masyarakat di Desa Y.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti: Dengan melakukan penelitian ini, penulis mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang bidang kehumasan secara langsung bagaimana kinerja seorang Hubungan Masyarakat di dalam sebuah instansi atau lembaga dalam menjalankan sebuah program CSR.
2. Bagi Perusahaan: Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran jelas tentang arti pentingnya masyarakat bagi PT X dalam menjaga eksistensi perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial/CSR.
3. Bagi Masyarakat: Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan masyarakat sekitar PT X dapat mengerti dan memahami tentang keberadaan PT. X di tengah-tengah mereka.

SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPRESSION MANAGEMENT PEMIMPIN DI PT X

Posted: 15 Sep 2013 08:26 PM PDT

(KODE : ILMU-KOM-0071) : SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPRESSION MANAGEMENT PEMIMPIN DI PT X



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia di dunia ini tidak bisa hidup sendiri, ia mengembangkan hubungan dengan orang lain. Hubungan yang diciptakan tentunya mempunyai tujuan yang baik. Dimana setiap orang akan berlomba-lomba untuk menampilkan sesuatu yang terbaik dari dirinya untuk diperlihatkan di hadapan orang lain. Untuk itu seseorang seringkali peduli dengan image yang ditampilkan kepada orang lain. Kepedulian akan hal ini menuntun seseorang untuk berusaha mengontrol apa yang orang lain pikir tentang diri orang tersebut. Image yang coba ditampilkan ini dapat berbeda-beda dari satu situasi ke situasi yang lain tergantung dari tujuannya.
Orang lain akan menilai pribadi seseorang berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan, dan dari hasil penilaian itulah mereka memperlakukan orang tersebut. Bila orang lain menilai seseorang berstatus rendah, maka orang tersebut tidak akan mendapatkan pelayanan istimewa. Dan bila dianggap bodoh, kemungkinan orang lain akan mengatur orang tersebut. Untuk itu, setiap orang sengaja menampilkan diri (self-presentation) seperti yang dikehendaki.
"Peralatan lengkap yang digunakan untuk menampilkan diri ini biasa disebut dengan front. Dari front ini terdiri dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah-laku (manner)". (Rakhmat, 2005: 96)
Menurut Erving Goffman yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi mengatakan, "Impression Management (pengelolaan kesan) sebagai, kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk verbal dan nonverbal, dan dipersulit oleh faktor-faktor personal penanggap. Kesulitan persepsi juga timbul karena persona stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu pada diri penanggap. (Rakhmat, 2005 : 96)
Menanggapi perilaku orang lain, menerangkan sifat-sifatnya, mengambil kesimpulan tentang penyebab perilakunya, dan menentukan apakah petunjuk-petunjuknya yang tampak itu orisinal atau hanya polesan saja. Ternyata hal itu tidak hanya untuk menanggapi orang lain, namun juga untuk mempersepsikan diri.
Persepsi terhadap manusia ternyata lebih sulit dilakukan daripada kepada objek lainnya. Pertama, manusia itu senantiasa berubah, karenanya tidaklah mudah melakukan persepsi terhadap manusia akibat perubahan yang dilakukan manusia dari waktu ke waktu. Disini dapat dilihat ketika mempersepsi orang lain, tidak bisa dihindari faktor-faktor personal juga ikut berpengaruh, karena itu sangat mungkin untuk terjadi kekeliruan.
Perilaku seseorang dalam komunikasi interpersonal sangat dipengaruhi oleh persepsi interpersonalnya. Persepsi tentang orang lain umumnya stabil. Padahal, seperti yang sudah diketahui pada penjelasan diatas, manusia selalu berubah. Perubahan persepsi tidak dapat dilakukan semua orang dan dalam segala situasi.
Tidak semua orang dapat menyadari bahwa persepsinya tentang orang lain mungkin salah. Padahal, berusaha memahami orang lain sebagai makhluk yang secara terus menerus berubah adalah salah satu kunci keberhasilan komunikasi antar pribadi. Makin dapat memahami seseorang, makin besar kemungkinan untuk menafsirkan pesan dari orang itu secara benar. Akibatnya, tingkat keberhasilan komunikasi semakin tinggi. Proses dalam persepsi ini terjadi karena manusia yang menjadi objek stimuli seringkali melakukan impression management (pengelolaan kesan). Dimana manusia selalu berusaha membuat kesan tertentu pada diri orang lain dengan menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu.
Pengelolaan kesan seperti ini digunakan untuk membuat suatu perilaku atau kepribadian yang konsisten dengan persepsi di luar tentang bagaimana seseorang harus bertindak atau berperilaku. Cukup mempresentasikan bagian yang tidak terpisahkan dalam mengembangkan pengelolaan kesan ini. Individu harus memilih metode mana yang ingin mereka gunakan ketika menampilkan diri untuk orang lain, baik dalam situasi bisnis atau sosial. Seperti yang dikutip melalui internet yaitu mediadictionary.com pun mengatakan "Impression Management the art of presenting yourself to others, highlighting your most attractive features and hiding others (pengelolaan kesan merupakan seni menampilkan diri untuk orang lain, menyoroti fitur Anda yang paling menarik dan bersembunyi lainnya).
Pengelolaan Kesan (Impression Management) yang dimaksud dalam penelitian ini dimaksudkan kepada pemimpin yang berada di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang harian umum surat kabar yang ada di X.
Pemimpin merupakan orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin disini bertindak dengan cara-cara yang memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi.
Dan menurut Alo Liliweri (2004) yang dikutip oleh Dewi K. Soedarsono dalam bukunya Sistem Manajemen Komunikasi, yang menyebutkan :
"Pemimpin biasanya berada pada suatu kedudukan formal tertentu sehingga orang yang berada pada posisi itu memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain dan kepemimpinan terbentuk akibat pengaruh suatu proses sosial. Dengan demikian, seseorang mungkin dapat dianggap sebagai manajer sekaligus pemimpin, namun tidak semua manajer adalah pemimpin, atau memiliki sifat-sifat kepemimpinan." (Soedarsono : 2009, 73)
Menurut R. Wayne Pace & Don F. Faules, kepemimpinan itu sendiri diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya (bahasa) dan apa yang diperbuatnya (tindakan), seseorang membantu orang-orang lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Cara seseorang berbicara kepada yang lainnya dan cara seseorang bersikap di depan orang lain merupakan suatu gaya kerja.
Konsep gaya ini menunjukkan bahwa hal ini ada kaitannya dengan kombinasi bahasa dan tindakan, yang tampaknya menggambarkan suatu pola yang konsisten. Pola bahasa dan tindakan yang tanpa pertimbangan pada suatu cara pandang tertentu, terdapat beberapa pendekatan yang berbeda yang meliputi:
1) mengendalikan atau mengarahkan orang lain,
2) memberi tantangan atau rangsangan kepada orang lain,
3) menjelaskan atau memberi instruksi kepada orang lain,
4) mendorong atau mendukung orang lain,
5) memohon atau membujuk orang lain,
6) melibatkan atau memberdayakan orang lain, dan
7) memberi ganjaran atau memperkuat orang lain.
(Mulyana, 2005:276-277)
Dari gambaran seorang pemimpin tersebut diatas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang untuk mempengaruhi orang lain agar berbuat sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini, seseorang diberikan kekuasaan dan wewenang untuk bertindak dengan cara mempengaruhi antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Hal diatas akan sangat mempengaruhi sikap dari bawahan atau karyawan yang dipimpin dalam sebuah perusahaan. Sikap (attitudes) ditunjukkan secara jelas dan didasari oleh individu saat melakukan aktivitas (berbicara, menyapa, berkaca, dll) dan ditempa sepanjang pengalaman hidup individu.
Sikap merupakan salah satu faktor yang menentukan perilaku manusia, karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi individu dalam aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan sosial maupun organisasi. Sejalan dengan wacana penerapan sistem manajemen komunikasi di perusahaan, sikap merupakan salah satu faktor internal individu dalam melaksanakan aktivitas di perusahaan.
"W. J. Thomas memberikan batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial. Sikap seseorang selalu diarahkan terhadap sesuatu hal atau objek tertentu. Dengan kata lain, tidak ada satu sikap pun yang tanpa objek". (Ahmadi dalam Soedarsono, 1999:162).
Disini peran seseorang yang mempunyai kewenangan dan keleluasaan dalam memengaruhi anggota perusahaan untuk mau melakukan pekerjaan sesuai dengan kebijakan perusahaan sangatlah besar. Aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek untuk dapat menggerakkan aktivitas perusahaan agar efektif. Salah satu dari sekian tugas pemimpin adalah memberikan instruksi kepada bawahannya untuk melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu, menjadi pemimpin dituntut untuk bisa membimbing bawahannya agar dapat melaksanakan pekerjaannya lebih baik.
Untuk itu agar karyawan yang berada dalam sebuah perusahaan merasa nyaman dan mempunyai kedekatan dengan pimpinannya, maka pemimpin disini bemsaha menampilkan dan mengolah kesan yang baik agar karyawan memberikan sikap yang positif kepada pimpinan maupun perusahaan. Perusahaan seperti harian umum surat kabar yang memberikan berita-berita dan informasi pengetahuan setiap harinya ini diharapkan dapat bermanfaat bagi khalayak. Disinilah peran karyawan atau staff sangat dibutuhkan, untuk itu sikap positif yang diharapkan ini seperti halnya pemberian ide-ide, saran-saran, pendapat atau opini, dan rekomendasi yang membangun bagi kemajuan kinerja karyawan yang dimotori dari perintah pemimpinnya dapat diapresiasikan dengan baik.
Dalam perusahaan harian umum surat kabar ini para pekerja atau karyawannya sebagian berasal dari latar pendidikan jurnalistik, dimana orang-orang jurnalistik ini tidak mengacu pada keformalan, namun untuk pencapaian hasil kerja tetap mengutamakan dan menggunakan cara kerja formal pada umumnya. Seperti pada pemberian perintah dari atasan ke bawahan, mereka bisa saja menggunakan cara-cara formal seperti pada perusahaan kebanyakan, yang harus menggunakan memo atau pertemuan tatap muka langsung dalam ruangan bahkan instruksi tertulis lainnya yang digunakan dalam komunikasi ke bawah. Namun, pada perusahaan harian umum surat kabar ini mereka bisa saja sedikit santai yang dalam artian tidak terlalu formal tetapi hal itu tidak selalu dilakukan, karena memang prosedural komunikasi dari atasan ke bawahan seharusnya tidak begitu.
Sikap yang positif ini mempunyai korelasi dengan apa yang dihasilkan oleh karyawan kepada perusahaannya, baik itu dalam semangat kerja dan motivasi untuk memajukan perusahaan. Hal ini tidak semata-mata muncul begitu saja dari seorang karyawan, namun andil besar dari seorang pemimpin yang menjabat sebagai manajer sangat mendominasi disini.
Pemimpin yang bijaksana, berwibawa, dan adil akan sangat disukai oleh karyawannya, sedangkan untuk seorang pemimpin yang pemarah, galak, dan selalu merasa dirinya benar akan membuat kinerja dari karyawan itu buruk. Cara kerja maupun hasil kerja yang buruk ini akan berdampak tidak baik pada perusahaan. Disinilah peran pemimpin diperlukan guna memotivasi para karyawan untuk terus bekerja dengan baik.
Uraian yang telah penulis ungkapkan dalam latar belakang penelitian tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian adalah "Bagaimana Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT X (Studi Deskriptif tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin PT X dalam Pembentukan Sikap Positif Karyawannya)?".

B. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini, peneliti merinci secara jelas pertanyaan pada rumusan masalah yang masih bersifat umum. Dengan subfokus-subfokus yang terpilih, sehingga dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka, identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana panggung (setting) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
2. Bagaimana penampilan (appearance) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
3. Bagaimana gaya bertingkah laku (manner) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
4. Bagaimana keterlibatan dalam peran pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
5. Bagaimana Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pengelolaan kesan (impression management) pemimpin di PT X (studi deskriptif tentang pengelolaan kesan (impression management) pemimpin PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya).
2. Tujuan Penelitian
Dari berbagai permasalahan seperti yang terdapat pada identifikasi masalah tersebut di atas dan sebagai arah peneliti pada penelitian ini. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui panggung (setting) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
2. Untuk mengetahui penampilan (appearance) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
3. Untuk mengetahui gaya bertingkah laku (manner) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
4. Untuk mengetahui keterlibatan dalam peran pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
5. Untuk mengetahui Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.

D. Kegunaan Penelitian
Dalam suatu penelitian diharapkan dapat memberikan suatu manfaat atau kegunaan yang dapat digunakan oleh masyarakat luas, adapun kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum, sedangkan kegunaan teoritis secara khusus diharapkan dapat meningkatkan pengembangan keilmuan mengenai Pengelolaan Kesan (Impression Management) seorang pemimpin.
2. Kegunaan Praktis
Adapun hasil penelitian ini secara praktis, diharapkan bisa memberikan suatu masukan atau referensi tambahan yang dapat diaplikasikan dan menjadi pertimbangan. Dan kegunaan secara praktis pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan bahan referensi sebuah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan ilmu yang diperoleh selama studi yang diterima oleh peneliti adalah secara teori. Dalam hal ini khususnya mengenai "Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT X (studi deskriptif tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) pemimpin PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya)".
b. Bagi Akademik
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa secara umum, dan mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Humas secara khusus. Yang dapat dijadikan sebagai literatur dan referensi tambahan terutama bagi peneliti selanjutnya, yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.
c. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pemimpin perusahaan yang belum mengetahui apa dan bagaimana Impression Management seorang pemimpin dalam pembentukan sikap positif karyawannya. Yang secara khusus bisa memberikan saran dan referensi tambahan bagi pemimpin di PT X yang menjadi tema pada penelitian ini.

SKRIPSI STUDI DRAMATURGI MENGENAI PRESENTASI DIRI PRAMURIA DI KALANGAN MAHASISWI

Posted: 15 Sep 2013 08:23 PM PDT

(KODE : ILMU-KOM-0070) : SKRIPSI STUDI DRAMATURGI MENGENAI PRESENTASI DIRI PRAMURIA DI KALANGAN MAHASISWI



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dibalik suatu citra kehidupan kampus sebagai sarana dan prasarana dalam membina dan pembentukan identitas, ternyata kampus juga menyembunyikan sisi gelap dari dinamikanya. Lebih dari yang dibayangkan oleh masyarakat, sisi gelap tersebut hadir dari kehidupan mahasiswi yang berprofesi sebagai pramuria atau ayam kampus.
Banyak sebab yang melatarbelakangi seorang wanita atau dalam hal ini seorang mahasiswi yang menjadi seorang Pramuria atau 'ayam kampus', antara lain adalah pengaruh lingkungan sosial, dan keluarga. Lingkungan sosial memegang peranan penting terhadap pembentukan perilaku/sikap seseorang. Faktor lain yaitu Keluarga, sangat mempengaruhi kehidupan seseorang karena intensitas dan frekuensinya yang cenderung tetap dan rutin.
Salah satu realita keanekaragaman kehidupan mahasiswi. Selain berstatus sebagai mahasiswi, wanita tersebut juga berstatus sebagai Pramuria atau kata lain 'ayam kampus'. Bagi masyarakat luas, keberadaan kaum Pramuria ini sudah diketahui secara luas, namun keberadaan pramuria ditengah-tengah kaum pelajar ini belum diketahui secara luas. Keadaan ini tentu saja sangat mengkhawatirkan. Entah sejak kapan hal ini bermula, namun kehadiran kaum ini di lingkungan terpelajar semakin hari semakin bertambah.
Dalam kenyataannya, dengan bertambahnya penduduk yang demikian pesat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ruang hidup dan ruang lingkup kehidupan menjadi bertambah sempit. Urbanisasi yang terus-menerus terjadi sulit dikendalikan, apalagi ditahan, menyebabkan laju kepadatan penduduk di kota besar sulit dicegah. Dinamika hubungan menjadi lebih besar, sekaligus menjadi lebih longgar, kurang intensif, dan kurang akrab. Dalam kondisi seperti ini, sikap yang menjadi ciri dari kehidupan masyarakat yang padat: individualistis, kompetitif, dan materialistis, amat mudah timbul.
Pengaruh pribadi terhadap pribadi lain di rumah, di kampus, dan di mana saja yang memungkinkan hubungan yang cukup sering terjadi, akan mempengaruhi kehidupan pribadi, kehidupan dalam keluarga, dan kehidupan sosialnya. Banyak kota yang sedang berkembang menjadi tempat pertemuan, percampuran antara berbagai corak kebudayaan, adat istiadat, termasuk bahasa dan sistem nilai sikap. Tidak mustahil dalam keadaan seperti itu, muncul ketidakserasian dan ketegangan yang berdampak pada sikap, perlakuan negatif orang tua terhadap anak, dan lebih lanjut dalam lingkungan pergaulan.
Pramuria bagi masyarakat lebih dikenal dengan sebutan WTS (Wanita Tuna Susila), PSK (Pekerja Seks Komersial), atau pelacur.
Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada 'ayam kampus' yang terdapat di lingkungan perkuliahan. Dalam lingkungan perkuliahan pramuria lebih dikenal dengan sebutan ayam kampus, Dimana mahasiswi-mahasiswi yang melakukan penyimpangan ini, mereka menjalankan perannya di lingkungan mereka. Mereka berusaha mengontrol diri seperti penampilan, keadaan fisik, perilaku actual dan gerak agar perilaku menyimpang yang mereka jalani ini tidak dapat diketahui oleh lingkungan mereka. Karena mereka tahu bahwa menjadi ayam kampus akan merusak nama mereka.
Mahasiswi yang diistilahkan ayam kampus bukan hanya semacam sinyalemen, tapi prakteknya memang ada. Mereka selalu memberikan sebuah pertunjukan yang mengesankan sikap di luar topeng dirinya. Bergaul dengan teman-teman sesama jurusan ataupun dari jurusan dan universitas lain, penampilan yang hampir sama dengan mahasiswi kebanyakan, serta tingkah laku yang bisa dibilang alim merupakan cover yang biasa para ayam kampus perlihatkan ke tengah-tengah lingkungan pergaulan mereka.
Seperti kita ketahui bersama bahwa orang lain menilai kita berdasarkan petunjuk-petunjuk yang kita berikan dan dari penampilan itu mereka memperlakukan kita. Bila mereka menilai diri kita berstatus rendah kita tidak mendapatkan pelayanan istimewa. Bila kita dianggap bodoh, mereka akan mengatur kita. Untuk itu kita sengaja menampilkan diri kita (self presentation) seperti yang kita kehendaki (Rakhmat, 2012:95)
Istilah ayam kampus itu sendiri dapat diartikan sebagai pelayan kepuasan, dimana kepuasan ini hanya dibatasi oleh kepuasan seksual semata. Sengaja atau tidak, seakan-akan Pramuria dapat dianggap legal di mata hukum dan telah menjadi hal yang lumrah di sekitar masyarakat. Walaupun telah kita ketahui bersama, pemerintah telah mengupayakan untuk menghukum aktivitas prostitusi tersebut. Sekali lagi kenyataan telah membuktikan bahwa mereka dan aktivitasnya tetap eksis hingga saat ini. Bahkan di jejaring sosial Facebook terdapat komunitas ayam kampus.
Pasar mereka pun lebih modern dengan memanfaatkan dunia online dalam menjajakan kenikmatan seks mereka. Prostitusi dunia online yang sangat terbuka menjadi ladang bagi ayam-ayam kampus menjajakan diri. Ada yang lewat Chat ataupun membuat Profil di Friendster maupun Facebook agar si calon pemakai jasa persetubuhan mereka dapat langsung melihat foto maupun jati diri si ayam kampus. Harga yang dipatok pun pasti lebih mahal dibanding dengan kupu-kupu malan didaerah pelacuran. Entah apa yang menjadi alasan utama beberapa mahasiswi memutuskan untuk terlibat di dunia pelacuran ini.
Seseorang yang masih dalam masa mencari jati diri selalu berusaha mencoba-coba hal-hal yang baru. Apabila tidak adanya kontrol dari keluarga ataupun masyarakat maka seseorang tersebut akan terjerumus dalam perbuatan yang bersifat negatif Jati diri sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah ciri atau keadaan khusus yang ada pada seseorang. Adapun menurut sumber lain, jati diri memiliki arti sebuah pribadi atau realitas pada diri yang melekat erat menyatu tak terpisahkan.
Prostitusi dalam dunia pendidikan bukanlah menjadi hal yang bam, akan tetapi hal tersebut masih menjadi hal yang tabu karena praktek prostitusi tersebut masih tertutup atau terselubung, juga minim dari ekspose media massa, tidak vulgar seperti praktek prostitusi pada umumnya.
Dunia pendidikan merupakan suatu gambaran dunia yang penuh dengan ilmu, melatih keterampilan, dan pengetahuan yang outputnya diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan perubahan zaman yang terus berkembang. Hal tersebut meyakinkan kita bahwa pendidikan itu penting, seolah-olah tidak ada lagi nilai tawar untuk satu kata yakni 'pendidikan'. Akan tetapi kita tidak selamanya akan hidup dalam dunia ide, atau kita sadar bahwa kita ada dalam realita, yakni hitam putihnya kehidupan.
Kita juga harus mengakui bahwasanya apa pun bisa terjadi karena kita hidup dalam ruang dan waktu, manusia bukan malaikat dan juga bukan setan, manusia tetaplah manusia sesuai kodratnya, yang artinya sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk itu ada dalam diri kita. Begitu juga dengan dunia pendidikan, tidak selalu seperti apa yang kita pikirkan bahwa dunia pendidikan itu kita hanya berbicara tentang kuliah, kuliah, dan kuliah. Akan tetapi, ada fenomena lain di dalamnya yakni prostitusi yang dilakukan oleh mahasiswi dari suatu lembaga pendidikan yang umumnya disebut ayam kampus. Istilah ayam kampus, ini diberikan kepada pelacur-pelacur yang merajalela di area sekitar Kampus. Yang pertama kali mencetuskan istilah ini tidak diketahui siapa orangnya, tetapi istilah ini mulai menjulang di kalangan para mahasiswa. Mengapa harus ayam kampus bukan memakai binatang jalang lainnya. Oleh karena ayam lebih mudah ditangkap dan lebih mudah menurut atau lebih tepatnya mudah untuk didekati.
Bagi para ayam kampus yang sudah saling kenal dan terbuka satu sama lain, barangkali tidak ada persoalan dalam hal berkomunikasi. Ciri-ciri ayam kampus sulit untuk dideteksi, karena karakter mereka bermacam-macam. Tapi bagi yang belum kenal, tentu saja banyak persoalan yang muncul. Misalnya bagaimana si X yang berstatus sebagai calon pengguna jasa layanan bisa mengetahui kalau si Y, wanita yang duduk di seberangnya sebuah kafe mall itu adalah seorang ayam kampus.
Dalam kaitannya dengan ini, kaum penikmat ayam kampus memiliki cara lain untuk mengenali targetnya, yaitu dengan komunikasi non verbal. Penggunaan bahasa tubuh ini dilatarbelakangi oleh pengalaman masa lalu dan budaya, Hal serupa terjadi pada ayam kampus, dimana mereka menggunakan gerakan tubuhnya untuk menunjukkan orientasi status pekerjaan mereka. Para ayam kampus ini tidak berdandan secara berlebihan, memamerkan lekuk tubuh mereka ataupun bertingkah murahan layaknya pelacur di tempat prostitusi. Terdapat banyak komunikasi non verbal yang digunakan si ayam kampus yang harus si calon pengguna jasa layanan tahu bahwa mereka adalah pihak yang akan saling berbisnis.
Jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh maka setiap hari sebenarnya setiap orang dalam berkomunikasi antar pribadi telah melaksanakan pengiriman pesan-pesan yang bersifat verbal maupun nonverbal. Dalam komunikasi tanda-tanda verbal diwakili dalam penyebutan kata-kata, pengungkapannya baik yang lisan maupun tertulis. Sedangkan tanda-tanda nonverbal terlihat dalam ekspresi wajah, gerakan tangan. Dan hal demikian setiap saat dilakukan oleh siapa saja tanpa kecuali.
Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terns mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya kebutuhan hidup manusia, semakin menuntut pula terjadinya peningkatan gaya hidup (lifestyle). Sebagai dampaknya, hal ini menuntut setiap orang untuk selalu up to date. Kehidupan di zaman modern ini, membuat setiap orang ingin merasakan kehidupan yang serba ada. Perekonomian yang kurang, mampu memaksa seseorang melakukan suatu hal yang menurut beberapa orang tidak baik, demi memenuhi kebutuhan. Manusia mempunyai kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya. Untuk itu dia menempuh jalan bertemu dengan orang lain yang melakukan pertunjukan dan memproyeksikan diri dengan peranan-peranan yang melakonkan hidup dan kehidupan di atas pentas secara khayali untuk menyajikan gambaran ideal yang diinginkan (RMA. Harymawan, 1986: 194), dalam ilmu komunikasi hal tersebut dinamakan dramaturgi.
Sebagaimana ditulis oleh RMA Harymawan (1986) dalam bukunya Dramaturgi, Dramaturgi adalah ilmu yang mempelajari tentang hukum dan konvensi drama. Hukum-hukum drama tersebut mencakup tema, alur (plot), karakter (penokohan), dan latar (setting). Namun demikian, pemahaman dramaturgi itu tidak berhenti pada hukum-hukum dan konvensi yang telah menjadi klasik tersebut. Karena, perkembangan yang cukup besar dari dunia drama itu sendiri, maka tentu sejumlah hukum dan konvensi itu memiliki upaya pula untuk melakukan beberapa penyesuaian yang selaras dengan kehidupan dan jalan pemikiran manusia. Meskipun perkembangan tersebut memiliki beberapa kritik, namun tetap memiliki kemungkinan dalam mengapresiasi kenyataan yang berubah di tengah-tengah masyarakat penggunanya.
Dengan konsep dramaturgis dan permainan peran yang dilakukan oleh manusia, terciptalah suasana-suasana dan kondisi interaksi yang kemudian memberikan makna tersendiri. Munculnya pemaknaan ini sangat tergantung pada latar belakang sosial masyarakat itu sendiri.
Dramaturgis dianggap masuk ke dalam perspektif obyektif karena teori ini cenderung melihat manusia sebagai makhluk pasif (berserah). Meskipun, pada awal ingin memasuki peran tertentu manusia memiliki kemampuan untuk menjadi subyektif (kemampuan untuk memilih) namun pada saat menjalankan peran tersebut manusia berlaku objektif, berlaku natural, mengikuti alur. Misalnya, pada kasus ayam kampus dimana saat mahasiswi tersebut harus menjalani hidup dengan biaya kiriman dari orangtua yang sangat minim namun ingin mengikuti alur kehidupan kota yang notabene diperlukan biaya yang sangat besar, ia pun memilih untuk terjun ke dunia tersebut dimana menjadi ayam kampus adalah jalan untuk mendapatkan biaya hidup dengan cepat, singkat dan tepat. Namun ia sudah pasti tahu, bahwa menjadi seorang ayam kampus akan mencoreng nama dirinya dan terutama keluarganya.
Pandangan atas kehidupan social sebagai serangkaian pertunjukan drama hampir selalu mirip dengan pertunjukan di atas panggung. Begitu juga dengan dinamika social yang terjadi di kalangan mahasiswi. Universitas-universitas di seluruh Indonesia membuat mereka seperti mempunyai peran ganda pada saat datang ke tempat perkuliahan dan ketika keluar dari lingkungan kampus yang menjadi tempat mereka menimba ilmu.
Dalam dramaturgi, panggung depan dan panggung belakang dikenal dengan istilah konsep kehidupan manusia, yang di ibaratkan sebagai pemain drama dalam proses pelaksanaannya dipengaruhi oleh keinginan yang terpendam. lebih lanjut dapat dilihat seperti berikut:
a. Front Stage adalah istilah untuk menjelaskan Manusia ketika berada di lingkungan sosial, maka disebut sebagai bagian panggung depan.
b. Back Stage adalah istilah untuk menjelaskan Manusia ketika berada di lingkungan Pribadi, maka disebut sebagai bagian panggung belakang
Teori dramaturgi menjelaskan bahwa identitas manusia adalah tidak stabil dan merupakan setiap identitas tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain. Disinilah dramaturgis masuk, bagaimana kita menguasai interaksi tersebut. Dalam dramaturgis, interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui "pertunjukan dramanya sendiri".
Dalam konsep dramaturgi, Goffman mengawalinya dengan penafsiran "konsep-diri", dimana Goffman menggambarkan pengertian diri yang lebih luas daripada Mead (menurut Mead, konsep-diri seorang individu bersifat stabil dan sinambung selagi membentuk dan dibentuk masyarakat berdasarkan basis jangka panjang).
Presentasi diri Menurut Goffman, presentasi diri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu tertentu untuk memproduksi definisi situasi dan identitas sosial bagi para aktor dan definisi situasi tersebut mempengaruhi ragam interaksi yang layak dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi yang ada (Mulyana, 2008: 110).
Lebih jauh presentasi diri merupakan upaya individu untuk menumbuhkan kesan tertentu di depan orang lain dengan cara menata perilaku agar orang lain memaknai identitas dirinya sesuai dengan apa yang ia inginkan. Dalam proses produksi identitas tersebut, ada suatu pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan mengenai atribut simbol yang hendak digunakan sesuai dan mampu mendukung identitas yang ditampilkan secara menyeluruh.
Menurut Goffman, kebanyakan atribut, milik atau aktivitas manusia digunakan untuk presentasi diri, termasuk busana yang kita kenakan, tempat kita tinggal, rumah yang kita huni berikut cara kita melengkapinya (furnitur dan perabotan rumah), cara kita berjalan dan berbicara, pekerjaan yang kita lakukan dan cara kita menghabiskan waktu luang kita. Lebih jauh lagi, dengan mengelola informasi yang kita berikan kepada orang lain, maka kita akan mengendalikan pemaknaan orang lain terhadap diri kita. Hal itu digunakan untuk memberi tahu kepada orang lain mengenai siapa kita.
Dalam lingkungan sosialnya objek atau orang yang diteliti pada penelitian ini merupakan individu yang menjalani kehidupan layaknya seperti makhluk social lainnya, bergaul dengan orang lain, bekerjasama dalam sebuah team, bahkan mereka terlihat seperti orang alim, pendiam dan berperilaku baik.
Sungguh suatu pertunjukan yang dilematis ketika tubuh dibalut oleh pakaian bagus sehingga terkesan sopan, feminine dan elegan seketika harus dilepas dan diganti yang lebih wild guna menjalankan misinya sebagai ayam kampus. Bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda digunakan oleh para ayam kampus itu untuk memupuk sebuah kesan tertentu dalam situasi tertentu guna mencapai tujuan tertentu pula.
Fenomena ayam kampus merupakan suatu gejala di masyarakat yang cukup menarik untuk diteliti, walaupun belum banyak orang yang mengetahuinya, peneliti berharap penelitian ini nantinya berguna dan sekaligus menjadi suatu informasi bagi masyarakat, maka untuk mengkaji lebih dalam mengenai ayam kampus ini akan di teliti melalui pendekatan dramaturgi.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut: 
Makro :
"Presentasi Diri Seorang Pramuria (Ayam Kampus) di kalangan Mahasiswi di Kota X (Studi Dramaturgi mengenai Presentasi Diri seorang Pramuria (Ayam Kampus) di kalangan Mahasiswi di Kota X)".
Mikro :
1. Bagaimana kehidupan front stage (panggung depan) seorang pramuria (Ayam Kampus) di kalangan mahasiswi di kota X?
2. Bagaimana kehidupan Back stage (panggung belakang) seorang pramuria (Ayam Kampus) di kalangan mahasiswi di kota X?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana presentasi diri seorang pramuria (ayam kampus) di kalangan mahasiswi di kota X (studi dramaturgi mengenai presentasi diri seorang pramuria di kalangan mahasiswi di kota X) dilihat dari front stage (panggung depan) dan back stage (panggung belakang).
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini agar mencapai hasil yang optimal adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kehidupan front stage (panggung depan) seorang pramuria (Ayam Kampus) di kalangan mahasiswi di kota X.
b. Untuk mengetahui kehidupan back stage (panggung belakang) seorang pramuria (Ayam Kampus) di kalangan mahasiswi di kota X.
c. Untuk mengetahui Presentasi diri seorang pramuria (Ayam Kampus) di kalangan mahasiswi di kota X.

D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut. 
1. Kegunaan Teoritis
Kegiatan penelitian ini berguna untuk mengembangkan kajian keilmuan yang berhubungan dengan masalah penelitian tentang Ilmu Komunikasi secara umum, untuk pengembangan Ilmu Komunikasi antar pribadi dan interaksional simbolik secara khusus.
2. Kegunaan Praktis
a. Kegunaan peneliti
Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai aplikasi ilmu tentang komunikasi nonverbal, melalui kajian Dramaturgi (2 panggung) yang dimiliki oleh pramuria (Ayam Kampus), dan kajian tentang presentasi diri.
b. Untuk Akademik (Literatur)
Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas secara umum, program Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai literatur atau untuk sumber tambahan dalam memperoleh informasi tentang Presentasi Diri Pramuria (Ayam Kampus), khususnya yang akan melaksanakan penelitian pada kajian yang sama.
c. Kegunaan Untuk Masyarakat
Kegunaan penelitian ini bagi masyarakat umum adalah memberikan informasi tentang Presentasi Diri Pramuria (Ayam Kampus) di kalangan mahasiswi dan menjadikan evaluasi agar masyarakat terutama keluarga lebih mengawasi putrinya supaya tidak ikut terjerumus.

SKRIPSI STUDI KORELASIONAL ANTARA PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI FORMAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT X

Posted: 15 Sep 2013 08:20 PM PDT

(KODE : ILMU-KOM-0069) : SKRIPSI STUDI KORELASIONAL ANTARA PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI FORMAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT X



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. la ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dalam mencapai suatu organisasi yang efektif salah satu faktor penentu dan sangat diperlukan adalah proses komunikasi. Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap anggota organisasi.
Komunikasi penting bagi suatu organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktivitas manajemen, yaitu untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumberdaya yang terpenting, manusia sebagai tenaga kerja mempunyai peranan yang sangat menentukan terhadap keberhasilan untuk mencapai tujuan organisasi.
Karyawan atau pegawai suatu organisasi sudah mendapatkan imbalan materi dari tempatnya bekerja, namun belum tentu merupakan jaminan untuk mencapai kepuasan kerja yang baik untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut, karena hubungan kerja memiliki banyak sisi dan lingkup yang terjadi dalam berbagai bidang. Di samping itu juga situasi kerja dapat mempengaruhi sikap dan cara kerja karyawan, karena karyawan itu datang dari berbagai latar belakang yang mempunyai motif dan tujuan yang beraneka ragam.
Seringkali suatu organisasi mengalami beragam kesulitan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Padahal, organisasi tersebut ditunjang sumberdaya yang handal. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi, antara lain kelancaran komunikasi.
Komunikasi-komunikasi yang terjadi dalam organisasi berpengaruh dalam kepuasan kerja dari karyawan-karyawan yang terlibat dalam organisasi tersebut. Kepuasan kerja merupakan respon seseorang (sebagai pengaruh) terhadap bermacam-macam lingkungan kerja yang dihadapinya. Termasuk ke dalam hal ini respon terhadap komunikasi organisasi, supervisor, kompensasi, promosi, teman sekerja, kebijaksanaan organisasi dan hubungan interpersonal dalam organisasi. Semua variabel komunikasi berhubungan dengan bermacam-macam aspek kepuasan kerja.
Kepuasan kerja berbeda-beda bagi setiap karyawan. Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, gaji atau salary merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga ketika perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang cukup, perusahaan merasa bahwa karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan kerja karyawan tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji semata. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan.
Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa, asal-asalan dan dapat merugikan perusahaan. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat, kinerja lebih baik, dan suasana lingkungan kerja akan menyenangkan. Suasana lingkungan kerja yang menyenangkan akan menciptakan komunikasi yang baik antar karyawan sehingga tujuan dan target perusahaan dapat tercapai.
PT. X adalah salah satu perusahaan outsource yang menjadi pilihan banyak perusahaan dalam menyediakan tenaga kerja. PT. X memiliki sebuah paket layanan yang disebut Integrated Business Supporting Service Management yang sudah dipercaya oleh banyak perusahaan BUMN maupun swasta untuk mendukung departemen Pelayanan Pelanggan perusahaan-perusahaan mulai dari penyediaan tenaga kerja, pengelolaannya, sampai dengan menjaga kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan mereka. Dan sejak tahun 2003 salah satu klien terbesar PT. X adalah PT. PLN (Persero) yang sudah memberikan kepercayaan penuh untuk penyediaan dan pengelolaan bagian Customer Service PT. PLN (Persero) di 35 area pelayanan.
Saat ini PT. Telkomsel juga mempercayakan PT. X untuk menyediakan tenaga kerja yang di tempatkan di Call Center PT. Telkomsel. PT. Telkomsel sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi yang tetap eksis dan berkembang berdiri pada 26 Mei 1995. PT. Telkomsel memiliki jaringan network terbesar di seluruh Indonesia yang meliputi propinsi, kabupaten dan sudah mencapai kecamatan di seluruh Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Layaknya suatu organisasi, komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kerja karyawan PT. X, khususnya karyawan PT. X yang ditempatkan di Call Center Telkomsel X, meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal yang terjadi dalam setiap meeting group yang dilaksanakan setiap sebulan sekali antara team leader dengan Caroline officer. Dalam meeting tersebut, team leader melakukan komunikasi vertikal ke bawah. Komunikasi vertikal ke bawah yang digunakan adalah metode lisan dan tulisan. Untuk metode tulisan, disampaikan melalui memo, dan panduan pelaksanaan pekerjaan.
Komunikasi vertikal ke atas yang terjadi dalam meeting group oleh Caroline officer adalah dengan menyampaikan keluhan yang dialaminya sendiri dalam lingkungan kerja maupun menyampaikan keluhan yang diterima Caroline officer dari costumer. Dalam meeting group tersebut, juga terjadi komunikasi horizontal antar Caroline officer dengan Caroline officer dan antara team leader dengan team leader. Dalam meeting group tersebut juga dibahas mengenai kepuasan kerja antara lain mengenai gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dan sesama serta jaminan sosial
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana pengaruh komunikasi organisasi formal, baik komunikasi vertikal maupun komunikasi horizontal pada kegiatan meeting group dalam meningkatkan kepuasan kerja di kalangan karyawan PT. X.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
"Sejauh manakah komunikasi organisasi formal berpengaruh dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan di PT. X ?"

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian.
Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Penelitian difokuskan pada jaringan komunikasi formal dalam organisasi yang mencakup komunikasi vertikal (komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas) dan komunikasi horizontal yang berlangsung antara karyawan di PT. X.
b. Komunikasi organisasi formal yang dimaksud adalah komunikasi yang berlangsung pada kegiatan meeting group yang dilaksanakan setiap bulan oleh karyawan PT. X.
c. Kepuasan kerja yang dimaksud adalah kepuasan kerja dari segi faktor hygiene
d. Objek penelitian adalah karyawan PT. X yang di tempatkan X sebagai Caroline officer dan team leader.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui kegiatan komunikasi organisasi formal dalam kegiatan meeting group karyawan PT. X.
b. Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan PT. X.
c. Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh komunikasi organisasi formal terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan di PT. X.
2. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan pengetahuan mengenai Ilmu Komunikasi, khususnya jaringan komunikasi formal dalam organisasi.
b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada Departemen Ilmu Komunikasi untuk menambah dan memperkaya bahan referensi dan bahan penelitian serta sumber bacaan.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan berupa pengukuran terhadap kinerja karyawan, khususnya dalam pelaksanaan komunikasi organisasi formal dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan PT. X.

Related Posts



0 komentar:

Cari Skripsi | Artikel | Makalah | Panduan Bisnis Internet Disini

Custom Search
 

Mybloglog

blogcatalog

Alphainventions.com

Followers

TUGAS KAMPUS Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template