Pembahasan materi kebudayaan ruang lingkupnya sangat luas dan kompleks. Subtansi kebudayaan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia di manapun ia berada dan kapanpun dia ada. Bentuk-bentuk- kebudayaan pun juga beraneka macam, mulai dari yang bersifal konsep (abstrak) yang dicetuskan oleh unsur, cipta, rasa dan karsa baik secara perseorangan maupun kelompok kolektif sampai kepada sesuatu yang bersifat , konkrit atau kebendaan.
guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai kebudayaan, Koentjaraningar menerangkan bahwa terdapat unsur-unsur kebudayaan universal seperti berikut:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa.
5. Kesenian Sistem mata pencaharian hidup
Sistem Teknologi dan peralatan
(Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, 1985:2)
Unsur-unsur diatas pasti dapat ditemukan diseluruh kebudayaan di dunia, baik dalam kehidupan masyarakat pedesaan yang kecil terpencil maupun dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks. Masing-masing unsur universal tersebut dapat dipecah lagi ke dalam sub unsur-unsur berikutnya,
Contoh:
a. Sistem religi dan upacara keagamaan dapat dipecah menjadi sistem upacara keagamaan. masyarakat Muslim, Kristiani, Hindu, Budha dan lain-lain.
b. Sistem dan organisasi kemasyarakatan dapat dipecah menjadi organisasi masyarakat jawa, sunda, desa, kota, batak, bugis dan seterusnya.
c. Sistem pengetahuan dipecah menjadi sistem pengetahuan pertanian, perbintangan, perdagangan/bisnis, hukum dan perundang-undangan, pemerintahaan/politik dan lain sebagainya.
d. Bahasa dipecah menjadi bahasa Indonesia, Inggris, Perancis. Jepang, Jawa. Sunda, Bali, Madura, dan sebagainya lagi.
e. Kesenian dipecah menjadi seni sastra, lukis, musik, tari, drama, kria dan lain sebagainya
f. Sistem mata pencaharian hidup dapat dipecah menjadi kaum pegawai/karyawan, kaum, petani, nelayan, pedangan. buruh dan seterusnya.
g. Sistem teknologi dan peralatan dipecah menjadi peralatan kantor, rumah tangga, pertanian, nelayan, tukang kayu, peralatan ibadah dan sebagainya lagi.
Tata urutan, atau susunan unsur-unsur kebudayaan universal seperti tersebut diatas menggambarkan unsur-unsur mana yang paling sukar berubah atau terkena pengaruh kebudayaan lain, dan mana yang paling mudah berubah dan digantikan oleh unsur-unsur serapan dari kebudayaan asing. Unsur-unsur yang berada pada urutan di bagian atas merupakan unsur-unsur yang lebih sulit berubah dibanding dengan unsur-unsur yang menempati posisi dibawahnya
Contoh:
Sistem religi dan sub unsur-unsurnya pada umumnya lebih sulit dan lebih lambat perubahannya dibanding dengan kesenian ataupuan sistem teknologi/pealatan pertanian.
Wujut kebudayaan
Seperti telah diketahui betapa luas dan kompleknya pengertian kebudayaan. Tetapi menurut Koentjaranigrat kebudayaan itu paling sedikit mempunyai 3 (tiga) wujud sebagai berikut ini:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan-peraturan dan lain sebagainya. Kebudayaan yang berbentuk seperti ini disebut wujud ldel. Sifat kebudayaan ini adalah abstra, tidak dapat diraba atau diamati dengan indera mata. Lokasinya di dalam kepala atau di dalam pikiran manusia/masyarakat dimana kebudayaan itu hidup. Apabila manusia atau masyarakat tersebut mengungkapkan gagasannya ke dalam tulisan maka lokasi kebudayaan ide itu berada didalam karangan dan buku hasil karya penulis tersebut. Jika gagasan/ide-ide itu diluangkan dalam disket, tape, arsip, koleksi, microfilm atau komputer maka lokasi kebudayaan idel tersebut juga berada pada hal-hal tersebut tadi. Kebudayaan dalam wujud Idel umumnya juga berfungsi sebagai tata kelakuan yang mengatur/ mengendalikan, dan mengarahkan sikap dan kelakuan manusia dalam masyarakat, mulai dari yang paling abstrak dan luas sampai yang paling konkrit dan terbatas.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kmpleks aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat kebudayaan yang berupa kompleks aktifitas ini biasanya disebut sisetem social. Berbentuk aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi, berhubung, bergaul, bekerjasama, satu dengan lainnya dari detik-detik dari waktu ke waktu, hari ke hari dan tahuh ke tahun selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan tata kelakuan atau adat istiadat. Sebagai rangkaian aktifitas manusia dalam suatu masyarakat, maka sistem sosial bersifat konkrit. Terjadi disekeliling kita sehari-hari oleh karenanya sistem sosial dapat di-observasikan, identifikasi, dideteksi-dan didokumentasikan.
Contoh:
Pola aktifitas masyarakat desa yang sederhana, femilier dan guyub rukun atau penuh toleransi dan gotong royong; pola hubung masyarakat kota yang cendening individualisme, tertutup, kompleks dan modern.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Kebudayaan yang berupa benda-benda ini disebut wujud fisik. Meliputi seluruh total hasil fisik dari aktifitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Kebudayaan wujud fisik sifatnya paling konkrit, maka dapat dirasakan dilihat dan difoto. Benda-benda kebudayaan dari wujud fisik itu ada yang amat besar seperti pabrik baja, tetap juga ada yahg tidak tertalu besar namun kompleks dan sophisticated seperti komputer berkapasitas tinggi. Ada yang besar dan bergerak seperti kapal tangker, ada yang tidak bergerak tetapi indah seperti candi. Selain itu juga ada benda-benda kecil seperti kain batik atau yang lebih kecil lagi seperti kancing baju; Jarum jahit dan masih banyak lagi.
Ketiga wujud kebudayaan tersebut menurut Koeofjaraningrat dalam kenyataan, kehidupan manusia/masyarakat tidak terpisah antara satu dengan lainnya. Karena kebudayaan idel dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada perbuatan dan karya manusia. Pikiran dan ide-ide maupun perbuatan serta karya manusia menghasilkan benda-benda kebudayaan fisik sifatnya. Sebaliknya kebudayaan fisik dapat membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya, sehingga mempengaruhi pola pola-pola perbuatannya bahkan juga mempengaruni cara berfikirnya.
Contoh:
a. Ide/gagasan dalam, pikiran Mendorong untuk melakukan perbuatan/bekerja yang akan melaksanakan sesuatu hasil berupa benda-benda fisik ide menulis-proses-menulis-karang/buku.
b. Suatu buku akan mendorong seseorang untuk membaca suatu paham makna, akan berusaha melakukan/mempraktekkannya. Sesudah dipraktekkan akan mempengaruhi cara berfikirnya. Buku dibaca- dipikirkan-dipraktekans-diikuti-dijadikan pedoman.
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa.
5. Kesenian Sistem mata pencaharian hidup
Sistem Teknologi dan peralatan
(Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, 1985:2)
Unsur-unsur diatas pasti dapat ditemukan diseluruh kebudayaan di dunia, baik dalam kehidupan masyarakat pedesaan yang kecil terpencil maupun dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks. Masing-masing unsur universal tersebut dapat dipecah lagi ke dalam sub unsur-unsur berikutnya,
Contoh:
a. Sistem religi dan upacara keagamaan dapat dipecah menjadi sistem upacara keagamaan. masyarakat Muslim, Kristiani, Hindu, Budha dan lain-lain.
b. Sistem dan organisasi kemasyarakatan dapat dipecah menjadi organisasi masyarakat jawa, sunda, desa, kota, batak, bugis dan seterusnya.
c. Sistem pengetahuan dipecah menjadi sistem pengetahuan pertanian, perbintangan, perdagangan/bisnis, hukum dan perundang-undangan, pemerintahaan/politik dan lain sebagainya.
d. Bahasa dipecah menjadi bahasa Indonesia, Inggris, Perancis. Jepang, Jawa. Sunda, Bali, Madura, dan sebagainya lagi.
e. Kesenian dipecah menjadi seni sastra, lukis, musik, tari, drama, kria dan lain sebagainya
f. Sistem mata pencaharian hidup dapat dipecah menjadi kaum pegawai/karyawan, kaum, petani, nelayan, pedangan. buruh dan seterusnya.
g. Sistem teknologi dan peralatan dipecah menjadi peralatan kantor, rumah tangga, pertanian, nelayan, tukang kayu, peralatan ibadah dan sebagainya lagi.
Tata urutan, atau susunan unsur-unsur kebudayaan universal seperti tersebut diatas menggambarkan unsur-unsur mana yang paling sukar berubah atau terkena pengaruh kebudayaan lain, dan mana yang paling mudah berubah dan digantikan oleh unsur-unsur serapan dari kebudayaan asing. Unsur-unsur yang berada pada urutan di bagian atas merupakan unsur-unsur yang lebih sulit berubah dibanding dengan unsur-unsur yang menempati posisi dibawahnya
Contoh:
Sistem religi dan sub unsur-unsurnya pada umumnya lebih sulit dan lebih lambat perubahannya dibanding dengan kesenian ataupuan sistem teknologi/pealatan pertanian.
Wujut kebudayaan
Seperti telah diketahui betapa luas dan kompleknya pengertian kebudayaan. Tetapi menurut Koentjaranigrat kebudayaan itu paling sedikit mempunyai 3 (tiga) wujud sebagai berikut ini:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan-peraturan dan lain sebagainya. Kebudayaan yang berbentuk seperti ini disebut wujud ldel. Sifat kebudayaan ini adalah abstra, tidak dapat diraba atau diamati dengan indera mata. Lokasinya di dalam kepala atau di dalam pikiran manusia/masyarakat dimana kebudayaan itu hidup. Apabila manusia atau masyarakat tersebut mengungkapkan gagasannya ke dalam tulisan maka lokasi kebudayaan ide itu berada didalam karangan dan buku hasil karya penulis tersebut. Jika gagasan/ide-ide itu diluangkan dalam disket, tape, arsip, koleksi, microfilm atau komputer maka lokasi kebudayaan idel tersebut juga berada pada hal-hal tersebut tadi. Kebudayaan dalam wujud Idel umumnya juga berfungsi sebagai tata kelakuan yang mengatur/ mengendalikan, dan mengarahkan sikap dan kelakuan manusia dalam masyarakat, mulai dari yang paling abstrak dan luas sampai yang paling konkrit dan terbatas.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kmpleks aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat kebudayaan yang berupa kompleks aktifitas ini biasanya disebut sisetem social. Berbentuk aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi, berhubung, bergaul, bekerjasama, satu dengan lainnya dari detik-detik dari waktu ke waktu, hari ke hari dan tahuh ke tahun selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan tata kelakuan atau adat istiadat. Sebagai rangkaian aktifitas manusia dalam suatu masyarakat, maka sistem sosial bersifat konkrit. Terjadi disekeliling kita sehari-hari oleh karenanya sistem sosial dapat di-observasikan, identifikasi, dideteksi-dan didokumentasikan.
Contoh:
Pola aktifitas masyarakat desa yang sederhana, femilier dan guyub rukun atau penuh toleransi dan gotong royong; pola hubung masyarakat kota yang cendening individualisme, tertutup, kompleks dan modern.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Kebudayaan yang berupa benda-benda ini disebut wujud fisik. Meliputi seluruh total hasil fisik dari aktifitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Kebudayaan wujud fisik sifatnya paling konkrit, maka dapat dirasakan dilihat dan difoto. Benda-benda kebudayaan dari wujud fisik itu ada yang amat besar seperti pabrik baja, tetap juga ada yahg tidak tertalu besar namun kompleks dan sophisticated seperti komputer berkapasitas tinggi. Ada yang besar dan bergerak seperti kapal tangker, ada yang tidak bergerak tetapi indah seperti candi. Selain itu juga ada benda-benda kecil seperti kain batik atau yang lebih kecil lagi seperti kancing baju; Jarum jahit dan masih banyak lagi.
Ketiga wujud kebudayaan tersebut menurut Koeofjaraningrat dalam kenyataan, kehidupan manusia/masyarakat tidak terpisah antara satu dengan lainnya. Karena kebudayaan idel dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada perbuatan dan karya manusia. Pikiran dan ide-ide maupun perbuatan serta karya manusia menghasilkan benda-benda kebudayaan fisik sifatnya. Sebaliknya kebudayaan fisik dapat membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya, sehingga mempengaruhi pola pola-pola perbuatannya bahkan juga mempengaruni cara berfikirnya.
Contoh:
a. Ide/gagasan dalam, pikiran Mendorong untuk melakukan perbuatan/bekerja yang akan melaksanakan sesuatu hasil berupa benda-benda fisik ide menulis-proses-menulis-karang/buku.
b. Suatu buku akan mendorong seseorang untuk membaca suatu paham makna, akan berusaha melakukan/mempraktekkannya. Sesudah dipraktekkan akan mempengaruhi cara berfikirnya. Buku dibaca- dipikirkan-dipraktekans-diikuti-dijadikan pedoman.