TUGAS KAMPUS: December 2009

Forum MT5 (1 Post = 0.2$ )

PEMBELAJARAN METODE TEMATIK PENDAHULUAN

Pembelajaran Metode Tematik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari berbagai aspek potensi peserta didik yang harus ditumbuh kembangkan melalui dunia pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas, salah satunya adalah aspek kecerdasan peserta didik.

Aspek ini tidak kalah pentingnya dengan aspek-aspek yang lainnya yang harus ditumbuh kembangkan. Salah satu alasannya, karena masa depan bangsa berada di tangan anak-anak yang cerdas. Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan oleh para pendiri Republik sebagaimana halnya dalam Pembukaan UUD 1945 merumuskan bahwa salah satu tujuan mendirikan negara bangsa yang merdeka adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, menurut Muhaimin (2000) diperlukan adanya upaya penyelenggaraan satu sistem pengajaran nasional yang secara sungguh-sungguh berusaha memfungsikan kecerdasan (intelligence) secara optimal baik intellectual/rational intelligence, emotional intelligence, dan spiritual intelligence.

Dengan memfungsikan kecerdasan-kecerdasan tersebut secara optimal selama proses pembelajaran, itu merupakan upaya untuk mencapai kualitas pendidikan yang tinggi. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berhasil dengan maksimal tanpa didukung adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Peluang yang dibawa KBK yang memberikan keleluasaan kepada guru sebagai pengembang kurikulum dalam tatanan kelas juga belum dapat dimanfaatkan secara optimal, karena keterbatasan kemampuan guru. Keterbatasan kemampuan guru ini berdampak pada munculnya sikap intuitif dan spekulatif dalam menggunakan strategi pembelajaran. Kondisi ini berakibat pada rendahnya mutu proses pembelajaran yang bermuara pada rendahnya mutu hasil belajar.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah:
a. Pengertian Pembelajaran metode Tematik
b. Arti Penting Pembelajaran metode Tematik
c. Ciri dan Manfaat Pembelajaran metode Tematik
d. Landasan Pembelajaran metode Tematik
e. Karakteristik Pembelajaran metode Tematik


C. Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran Metode Tematik
b. Untuk memahami ciri-ciri penting pembelajaran metode tematik
c. Mengetahui cciri dan manfaat pembelajaran metode tematik
d. Memahami landasan pembelajaran metode tematik
e. Memahami karakteristik pembelajaran metode tematik



Share


PEMBELAJARAN METODE TEMATIK PEMBAHASAN

Pembelajaran Metode Tematik


BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Pembelajaran Metode Tematik
Pembelajaran Metode tematik merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan bagi anak kelas awal sekolah dasar.
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan metode tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:

1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain;
7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

B. Arti Penting Pembelajaran Metode Tematik
Pembelajaran metode tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran metode tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

C. Ciri dan Manfaat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Metode tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolakdari minat dan kebutuhan siswa;
3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan
6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:
1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan,
2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,
3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4) Dengan adanya pemaduan antarmata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

D. Landasan Pembelajaran Metode Tematik
Landasan Pembelajaran metode tematik mencakup landasan filosofis, psikologis, dan yuridis.
1. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.
– Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
– Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
– Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

2. Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

3. Landasan yuridis dalam pembelajaran metode tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar.

Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

E. Karakteristik Pembelajran  Metode Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep- konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Rambu-rambu
1. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
4. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
5. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
6. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.



Share


PEMBELAJARAN METODE TEMATIK PENUTUP

PEMBELAJARAN METODE TEMATIK


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian hasil pembahasan diatas, maka kesimpulannya ini adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaan metode tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

b. Dengan penerapan pembelajaran metode tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
c. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih
d. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.
e. Pembelajaran metode tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

B. Saran
Implementasi model pembelajaran tematik memerlukan adanya dedikasi yang tinggi dari pihak guru. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya dalam melaksanakan model pembelajaran ini yaitu sangat membutuhkan adanya kreativitas guru. Kreativitas guru yang diperlukan, di antaranya
(a) kreatif dalam memilih tema dan topik yang harus dikaitkan dengan kebutuhan perkembangan dan minat peserta didik, dalam hal ini terkait dengan kreatif dalam memilih bahan ajar yang relevan dengan tema dan topik tersebut,
(b) Kreatif dalam membuat variasi keterpaduan baik intra maupun antar bidang studi,
(c) Kreatif dalam mengelola kelas, dan
(d) Kreativitas dalam menciptakan aktivitas belajar yang bermakna sehingga dapat menumbuhkembangkan kecerdasan majemuk peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Parasetyo. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, Zaenal. (1999). Evaluasi Instruksional. Bandung : PT. Rosdakarya,1999.
Azwar, Syaifuddin. (1998). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful Bahri dan aswan Zain.(2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar.(2003). Proses Belajar Menagajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim.(1995). Ilmu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia


Share


RENVAL PROGRAM GIZI

BAB I
PENDAHULUAN

PENGERTIAN PUSKESMAS
Puskesmas Adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari dinas Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan

• SBG UNIT PELAKSANA TEKNIS: melaksanakan sebagian Tugas Dinas kesehatan Kab/kota

Visi
Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010. Masyarakat yang hidup  dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau yankes yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

INDIKATOR KECAMATAN SEHAT
Indikator pencapaian :
• Lingkungan sehat
• Perilaku sehat
• Cakupan pelayanan kesehatan yg bermutu
• Derajad kesehatan penduduk kecamatan


Misi
o Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
o Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
o Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya
o Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.


TUJUAN

Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yang meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas.

Fungsi puskesmas

1. Pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.
• Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan kesehatan.
• Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
• Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat :
• Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakatnya untuk hidup sehat.
• Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.
• Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk :
Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan masyarakat.


UPAYA PUSKESMAS
A. Upaya kesehatan wajib.
• Upaya promosi kesehatan
• Upaya kesehatan lingkungan
• Upaya perbaikan gizi
• Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
• Upaya kesehatan ibu, anak dan kb
• Upaya pengobatan dasar

B. Upaya kesehatan pengembangan.
Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan Puskesmas ybs.
Bila ada masalah kesehatan, tetapi pusk tidak mampu menangani,maka pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/Kota.
Upaya Laboratorium (medis dan kes masy) dan Perkesmas serta Pencatatan dan Pelaporan, merupakan kegiatan penunjang dari tiap upaya wajib atau pengembangan.


BAB II
ISI
PROGRAM GIZI

Tujuan umum :
Mendukung visi Indonesia sehat 2010 dalam meningkatkan intelektualitas dan meningkatkan produktivitas sumber daya manusia.

Tujuan Khusus :
- Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya meningkatkan status gizi dan pelembagaan keluarga sadar gizi.
- Meningkatkan keadaan gizi masyarakat untuk mencapai gizi seimbang dan menurunkan jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang dan gizi lebih.
- Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk mendapatkan swasembada pangan .


KEGIATAN POKOK PROGRAM GIZI

1. Penyuluhan gizi Masyarakat
2. Penanggulangan KEP dan Gizi buruk
3. Penanggulangan GAKI
4. Penanggulangan Anemia Gizi
5. Penanggulangan kurang vit A
6. Penanggulangan kurang Gizi Mikro
7. Penanggulangan Gizi lebih dan penyakit Degeneratif
8. Program Gizi Institusi dan gizi darurat
9. Sistem kewaspadaan pangan dan Gizi
10. Pengembangan Tenaga gizi
11. Penelitian dan Pengembangan Gizi.


- PENYULUHN GIZI
- Penyuluh gizi diarahkan untuk mencapai keluarga sadar Gizi (KADARZI).
- Titik berat penyuluhan gizi membantu agar setiap orang dan keluarga dapat menerapkan konsep Gizi seimbang.

KONSEP GIZI SEIMBANG
Adalah suatu usaha untuk :
• Keseimbangan antara kebutuhan tubuh (dinamis) akan zat gizi dengan asupan yang didapat melalui makanan.
• Keseimbangan antara berbagai macam zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi.

PERAN GIZI SEIMBANG DALAM DAUR KEHIDUPAN
- Tahap dalam kandungan (safe motherhood / pregnancy)
- Tahap balita ( good child survival)
- Tahap usia sekolah dan remaja (optimal growth dan successful learning process)
- Tahap dewasa dan usia kerja (successful productive dan reproductive process)
- Tahap lansia (happy dan healthy senior citizen)

PRINSIP MENCAPAI GIZI SEIMBANG
• Tidak mungkin semua zat gizi didapatkan di dalam bahan makanan tunggal ( makanan harus aneka ragam)
• Pada kondisi lingkungan yang terganggu ( tanah miskin zat gizi tertentu, makanan alami kekurangan zat gizi tertentu, perlu tindakan fortufikasi makan )
• Pada kondisi tubuh dan lingkungan yang tertentu (asupan gizi secara alami tidak dapat mencukupi kebutuhan, perlu suplemen Gizi).



LANGKAH MENUJU GIZI SEIMBANG
o Keluarga memberikan dukungan kepada setiap ibu bersalin untuk memberikan asi eksklusif kepada bayinya.
o Keluarga senantiasa mengkonsumsi makanan yang beranekaragam
o Keluarga hanya menggunakan garam yodium untuk memasak makanan.
o Keluarga mengingatkan anggotanya, khususnya ibu hamil dan balita untuk mendapatkan suplementasi gizi yang diperlukan.
o Keluarga selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan anggotanya, terutama balita dan ibu hamil.

- PENANGGULAN KEP DAN GIZI BURUK
• Mencegah terjadinya KEP dan Gizi buruk dengan memantau secara teratur tumbuh kembang balita di posyandu.
• Menemukan sedini mungkin semua anak KEP dan gizi Buruk
Memulihkan semua anak KEP dan Gizi Buruk

MENCEGAH KEJADIAN KASUS KEP DAN GIZI BURUK
• Meningkatkan pemantauan pertumbuhan melalui revitalitasi posyandu
• Menyamankan dan memantapkan pemahaman pola tumbuh balita dengan memakai kartu menuju sehat ( KMS)
• Meningkatkan pengenalan dini penyimpangan pertumbuhan dengan KMS dim posyandu.
• Melakukan tindak lanjut terhadap penyimpangan dini pertumbuhan dengan memberikan pengobatan dan nasehat pemberian makanan dan minuman sehat padat gizi.


MENEMUKAN SEMUA KASUS GIZI KEP DAN BURUK
- Melalui usaha bersama antara PEMDA Dan Masyarakat
- Memakai Kriteria yang sama
- Melalui berbagai sarana :
a. Pelayanan kesehatan : RS. puskesmas, polindes
b. Melalui posyandu
c. Kunjungan rumah “terarah” ke keluarga balita yang jarang / tidak berkunjung ke posyandu


MEMULIHKAN SEMUA KASUS GIZI BURUK

-         Menggunakan 10 langkah tata laksana gizi  buruk

-         Dianggap berhasil, bila angka kematian kasus < 5 %
-         Menyiapkan sistem rujukan yang baku
-         Menyiapkan anggaran, termasuk biaya makan ibu menunggui


-         PENANGGULANGAN GAKY
-         Suplementasi  ( jangka pendek)
-         Fortifikasi  (jangka menengah)
-         Makanan alami seimbang ( jangka panjang)

-        Perbaikan lingkungan ( jangka panjang)
-         Peraturan - perundangan ( jangka panjang)

SUPLEMENTASI YODIUM
-         Diberikan kapsul minyak beryodium di daerah yang prevalensi gondok ≥ 20 %
-         Prioritas diberikan kepada wus & bumil
-         Bumil harus sudah mendapat kapsul pada saat k1, sebelum minggu ke 12 kehamilannya

FORTIFIKASI GARAM
-         Menggunakan kio3 (kalium yodat)

-         Digunakan kadar 30-80 ppm
-         Pemantauan mutu garam pada tingkat produksi & distribusi
-         Pemantauan garam pada tingkat konsumen di rumah tangga
-         Penyuluhan tentang manfaat penggunaan garam beryodium kpd produsen, pedagang & konsumen


-         PENANGGULANGAN ANEMIA

·        Pemberian suplementasi zat besi

·        Fortifikasi makanan dengan zat besi

·        Penyuluhan tentang makanan seimbang

·        Perbaikan sanitasi ( jamban dan alas kaki)

·        Pemberantasan kecacingan



STRATEGI PENANGGULANGAN KEKURANGAN ZAT BESI

·        Sebaiknya di mulai saat remaja putri (suplementasi untuk “tabungan zat besi”, sehingga saat menikah dan menjadi bumil & buteki) cadangan besi tubuh sudah penuh.

·        Suplementasi cukup 1 tablet/minggu ( untuk pencapaian compliance yg tinggi , ketaatan minum tablet).

·        Dilakukan di sekolah & pondok pesantren ke pesantren


-         PENANGGULANGAN KURANG VITAMIN A

·        Suplementasi kapsul vitamin a

·        Fortifikasi makanan ( tepung, susu)

·        Makanan seimbang

-         SUPLEMENTASI VITAMIN A
·        Untuk bayi & balita

·        Untuk ibu nifas

·        Untuk anak xeropthalmia

·        Untuk anak gizi buruk

·        Untuk anak kep yang menderita campak

·        Dalam kampanye imunisasi campak, terutama di daerah bencana untuk para pengungsi ( usia 0-15 tahun)

-         PENANGGULANGAN KURANG  ZAT GIZI MIKRO

-         Berdasar kajian ( kekurangan zat gizi mikro di indonesia )  seng (zn).
-         Kajian oleh prof.guswono supardi  (hampir seluruh tanah pertanian di pulau jawa kekurangan zn.)

-        Dampak kekurangan zn ( pertumbuhan tinggi badan terhambat  pendek) (stunted).
-         Imunitas rendah ( ispa dan diare)
-         Berkurangnya kepekaan pengecap  /anoreksia (selera makan rendah)

-         PENANGGULANGAN OBESITAS & PENYAKIT DEGENERATIF

-         Untuk tindakan pencegahan diarahkan pada penyuluhan dan pelaksanaan gizi seimbang sedini mungkin ( sejak balita dan usia remaja)
-         Untuk tindakan pengobatan ( dilakukan pendekatan perorangan dengan konseling ) di pojok gizi puskesmas


-         GIZI INSTITUSI & GIZI DARURAT
-         Gizi institusi ( gizi anak sekolah ) pengawasan dan bimbingan jajanan dan warung sekolah.
-         Gizi darurat ( penanggulangan akibat bencana alam atau konflik sosial/ korban , terutama  di tempat penampungan /pengungsian, baik dalam tahap tanggap darurat maupun tahap rehabilitasi).
-          langkah penanganan gizi  dalam kondisi darurat
-         Segera menyelenggarakan ( dapur umum  sekitar 1 – 2 minggu.)
-          setelah 1 -2 minggu ( ransum bahan makanan mentah & alat masak sederhana)
-         Bantuan pangan ( 2100 kal/org/hari, terdiri 50 gram protein & 40 gram lemak)

-         Survai status gizi ( cari malnutrisi akut / balita dengan bb/tb < - 2 sd.)


TINDAK LANJUT TERHADAP SITUASI GIZI DARURAT

·        Di daerah darurat gizi ( pemberian pmt darurat , semua balita harus diberi pmt tanpa memandang status gizinya.)

·        Di daerah darurat gizi terbatas ( pemberian pmt darurat terbatas ) hanya balita dng bb/tb < - 2sd yang mendapat pmt.

·        Di daerah bencana ( semua balita dng bb/tb < - 3sd harus diberi ) pmt terapi.


PENGERTIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL


Adalah Suatu Standar Dengan Batas-Batas Tertentu, Untuk Mengukur Kinerja Penyelenggaraan Kewenangan Wajib Daerah Yang Berkaitan Dengan Pelayanan Dasar Kepada Masyarakat Yang Mencakup : Jenis Pelayanan, Indikator Dan Nilai (Benchmark)


STANDAR PELAYANAN MINIMAL (GIZI)
-         Pemantauan pertumbuhan balita
-         Pemberian suplemen gizi
-         Pelayanan gizi
-         Penyuluhan gizi seimbang
-         Sistem kewaspadaan gizi



PEMBERIAN SUPLEMEN GIZI
-         Balita yang mendapatkan kapsul vitamin a
-         Ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah
-         Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin a
-         Ibu hamil yang mendapat kapsul yodium

PELAYANAN GIZI
-         Balita KEP & BGM yang mendapat PMT –MPASI
-         Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan

PENYULUHAN GIZI SEIMBANG
-         Bayi yang mendapatkan asi eksklusif
-         Desa dengan konsumsi garam beryodium yang baik

SISTEM KEWASPADAAN GIZI
-         Penanganan desa dengan KLB gizi < 24 jam
-         Desa bebas rawan gizi.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya meningkatkan status gizi dan pelembagaan keluarga sadar gizi.
Meningkatkan keadaan gizi masyarakat untuk mencapai gizi seimbang dan menurunkan jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang dan gizi lebih.
Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk mendapatkan swasembada pangan .

Saran
Untuk tindakan pencegahan diarahkan padapenyuluhan dan pelaksanaan gizi seimbang sedini mungkin ( sejak balita & usia remaja)
Untuk tindakan pengobatan ( dilakukan pendekatan perorangan dengan konseling ) di pojok gizi puskesmas



Share

Cari Skripsi | Artikel | Makalah | Panduan Bisnis Internet Disini

Custom Search
 

Mybloglog

blogcatalog

Alphainventions.com

Followers

TUGAS KAMPUS Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template