APAKAH AGAMA ITU SAMA | TUGAS KAMPUS

Forum MT5 (1 Post = 0.2$ )

APAKAH AGAMA ITU SAMA

ADA YANG BERPENDAPAT BAHWA AGAMA ITU SAMA TAPI JUGA ADA YANG BERPENDAPAT BAHWA AGAMA ITU TIDAK SAMA 


1. Apakah Semua Agama Itu Sama ?
Di tanah air kita Indonesia ini terdapat sesuatu pendapat yang tersebar luas meskipun tidak merata. Pendapat itu menyatakan, bahwa semua agama itu sama; tujuan agama-agama itu sama, yaitu mendorong kita untuk melakukan yang baik dan menghindari kejahatan, serta berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hanya caranya berlainan. Orang Islam pada hari Jum'at pergi ke Mesjid, orang Kristen pada hari Ahad ke Gereja, sedangkan orang Hindu memuja di suatu candi, atau di tempat yang sunyi jauh dari tempat-tempat yang ramai melakukan meditasi.
Ada cara lain untuk memberikan gambaran bahwa agama-agama itu sama. Karena pentingnya persoalan "Apakah semua agama itu sama", dan mengenai soal ini pernah ditulis sebuah buku oleh seorang missionaris Dr. J. Verkuyl.
Seorang pembicara mengatakan: "Tiap-tiap agama saya pandang sebagai mazhah dari agama yang satu itu. Saya sendiri tidak mau menganut sesuatu agama, melainkan hanya agama yang satu itu, yaitu agama yang setiap waktu dan dimana-mana tempat dipercaya oleh segala manusia. agama yang abadi, agama yang timbul dalam hati sanubari manusia".
Dan seandainya kita tanyakan kepada orang itu, apakah yang dimaksudkannya dengan agama sedemikian itu, maka ia akan menjawab: Allah, kebajikan dan kehidupan kekal.
Pada awal abad ini banyak orang yang berpendapat, bahwa masa sinkretisme telah lampau, tetapi keanehan zaman dalam mana kita hidup sekarang ialah, bahwa sinkretisme itu timbul kembali dalam berbagai-bagai bentuk. Sebab-musababnya timbul berlainan dari dahulu. Dalam bentuk yang lama dan baru baik di Timur maupun di Barat.
Salalu seorang juru bicara sinkretisme yang besar di Asia sekarang ini ialah Radhakrisnan, bekas presiden India. Radhakris-nan ini adalah seorang yang mempunyai pengetahuan yang dalam tentang agama Hindu, sedang di samping itu ia faham benar tentang humanisme Barat. Ia mencoba menyatukan agama Hindu dengan humanisme. Dalam hubungan ini ia antara lain telah menulis "The Hindu view of life" dan "Eastern Religions and Western Thought", "An Idealist view of Life".
Pokok yang paling disukainya ialah; "Sarvaagama praama-nya", artinya "kebenaran dan kewibawaan dari segata agama".
Dan yang dimaksudkan ialah bahwa semua agama adalah, pada hakekatnya sama saja. Sebagai usaha untuk menyebarkan ajaran itu maka ia menganjurkan kepentingan suatu parlemen agama-agama yang baru baik di Timur maupun di Barat. Ia menginginkan diadakannya suatu parlemen agama-agama dalam rangka PBB yang bertolak dari persamaan dalam hakekat dari segala agama-agama. Baik di Timur maupun di Barat gagasan yang dilancarkannya ini memperoleh sokongan yang besar. Ini gampang dimengerti, karena gagasan itu memang serupa seperti suatu impian yang indah.

2. Apakah Semua Agama Itu Tidak Sama ?
Jika kita, alihkan perhatian kita dan soal-soal kemasyarakatan kepada soal-soal ketuhanan atau teologi, maka kita akan menemukan perbedaan yang sangat besar.
Dalam agama Islam, rukun Islam yang pertama adalah membaca syahadat yang berbunyi: "Asyhadu an la ilaha ilia Allah wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah" yang berarti "Aku percaya menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah".
Dalam Al-Qur-an ada suatu surat pendek yang sangat terkenal dan dihafal oleh setiap orang Islam, yaitu surat Ikhlas yang artinya: "Katakanlah, hai Muhammad, bahwa Tuhan itu ialah Allah yang Maha Esa, la adalah Zat yang kepadaNya kita semua memohon, la tidak melahirkan dan la tidak dilahirkan dan tidda sesuatu pun yang dapat menyamaiNya".
Dengan kalimat syahadat dan surat Ikhlas tadi, rasa Tauhid atau mengesakan Tuhan mendapat penegasan yang terang dalam Islam.
Sebaliknya dalam agama Kristen sebagaimana yang di-ajarkan oleh Gereja, Allah merupakan Trinitas yaitu Allah Bapak, Allah Anak dan Ruhul Kudus. Walaupun pengikut agama Kristen dan Katolik selalu mengatakan agamanya adalah monoteis (agama Tauhid yang hanya menyembah satu Tuhan), tetapi soal Trinitas ini, tetap merupakan akidah atau keyakinan orang Masehi. Mereka tidak memberikan keterangan yang mudah dimengerti dan selalu mengatakan bahwa hal tersebut adalah misteri atau rahasia yang manusia tidak akan dapat memahaminya. Dalam hal ini perlu dikatakan bahwa dalam agama Masehi ada suatu sekte yang terang-terang mengatakan bahwa Tuhan itu satu dan menolak keyakinan tentang Trinitas. Mereka itu disebut ”unitarian".
Dari contoh-contoh tersebut di atas kita dapat menarik kesimpulan, bahwa agama-agama itu tidak sama, bahkan ada yang bertentangan satu dengan lainnya.
Jika kita menengok kepada sejarah, akan kita dapatkan peperangan-peperangan yang terus-menerus antara agama-agama.
Di antara peperangan agama, yang sangat masyhur, sangat besar dan sangat lama adalah Perang Salib. Dalam bahasa Inggris disebut "The Crusades". Perang Salib merupakan rangkaian peperangan yang berlangsung dan abad 11 sampai abad 13, dalam 8 gelombang. Perang tersebut dilancarkan oleh orang-orang Eropa beragama Kristen terhadap orang Islam di Timur Tengah, ketika Palestina, yang di dalamnya terletak tempat-tempat suci Kristen, dikuasai oleh bangsa Turki Seljouk.


3. Bagaimana Sejarah Munculnya Agama Hindu, Budha, Kristen atau Nasrani
a. Agama Hindu
Tersebut dalam bukunya Dr. Harun Hadiwiyoho, Rektor Sekolah Tinggi Theolpgia "Duta Watjana" di Yogyakarta, sebagai berikut:
"Sebenarnya agama Hindu itu bukan agama dalam arti yang biasa. Agama Hindu sebenarnya adalah suatu bidang keagamaan dan kebudayaan, yang meliputi zaman sejak kira-kira 1500 S.M. hingga zaman sekarang. Dalam perjalanannya sepanjang abad-abad itu, agama Hindu berkembang sambil berubah dan terbagi-bagi, sehingga agama ini memiliki ciri-ciri yang bermacam-macam, yang oleh penganutnya kadang-kadang diutamakan, tetapi kadang-kadang tidak diindahkan sama sekali. Berhubung dengan itu, maka Gorinda Das mengatakan bahwa agama Hindu itu sesungguh-nya adalah suatu proses antropologis, yang hanya karena nasib yang ironis saja diberi nama agama.
"Dengan berpangkal kepada weda-weda yang mengandung adat istiadat dan gagasan-gagasan.salah satu atau beberapa suku bangsa, agama Hindu sudah berguling-guling terus sepanjang abad hingga kini, sebagai suatu bola salju makin lama makin besar, karena menyerap semua adat-istiadat dan gagasan-gagasan bangsa-bangsa, yang menjumpainya di dalam dirinya. Tak ada satupun yang ditolak. la meliputi segala sesuatu dan menyesuaikan diri dengan segala sesuatu.
Menurut para sarjana yang mempelajari sejarah agama Hindu, Sejarah tersebut dapat dibagi sebagai berikut :
I. Zaman Weda (Kitab Weda, ajaran). Periode ini dimulai sejak masuknya agama Aria di Punjab sampai waktu muncul-nya agama Buddha pada kira-kira tahun 500 S.M.
Zaman Weda ini dibagi dalam 3 periode :
a) Zaman Weda Purba dari 1500 S.M. sampai 1000 S.M.
b) Zaman Brahman, mulai ± tahun 1000 S.M. sampai A, 750 S.M.
c) Zaman Upanisnad dari 750 S.M. sampai 500 S.M.

II. Zaman agama Buddha, ya'ni mulai 500 S.M. sampai 300 S.M. Pada zaman ini timbullah agama Buddha dan akibatnya agama Hindu mengalami perobahan.

III. Zaman agama Hindu, seperti yang dikenal sekarang, dimulai pada 300 S.M. sampai sekarang.
Pada zaman Weda Purba, manusia percaya akan adanya alam lain di samping Dunia ini, di mana "Para Dewa (yang baik) berada disamping Para Rokh jahat". Kitab Rig Weda (Weda puji-pujian) menyebutkan adanya 3 dewa, dewa langit, dewa bumi dan dewa angkasa.

b. Agama Budha
Agama Budha dinisbahkan kepada Buddha, yaitu julukan bagi Pangeran Sidarta, pendiri agama tersebut. Sidarta dilahirkan pada pertengahan abad 6 S.M. dari kalangan ningrat, Gautama, dari.kasta Ksatria. Bapaknya adalah seorang raja, kepala suku Sakya di India Utara, 100. mil dari Benares, di kaki gunung Himalaya. Sidarta kawin sebelum umur 20 tahun dengan putri seorang raja yang berdekatan daerahnya, kemudian dapat anak seorang putra. Tetapi kemudian Sidarta meninggalkan istana untuk mencari jalan mengatasi penderitaan dan kejahatan yang ia lihat di sekelilingnya dan untuk mengungkap arti kehidupan manusia la memakai jubah kuning sebagai yang dipakai para biksu dan menuju ke pegunungan Rajagaha dimana ia menemui dua orang Brahman yang hidup dalam gua. la belajar dari mereka, tetapi yang didapatkan hanya rasa mistik yang subyektif alam Sunyi (realm-of nothingness) sebagai puncak dan hasil hidup bermeditasi. Karena tidak puas dengan hasil tersebut, maka ia menuju ke hutan-hutan di Uruvela. Disana selama enam tahun ia mempraktekkan hidup yang sederhana sekali, sehingga ia bersama dengan lima orang pengikutnya sudah menjadi tulang dan kulit semata-mata. Tetapi walaupun begitu ia tidak dapat menjumpai jalan "enlightment", Akhirnya karena ia yakin bahwa jalan yang ia tempuh itu keliru, maka ia meninggalkan pengikut-pengikutnya dan kemudian menempuh jalan tengah, yakni kehidupan, antara kesederhanaan dalam disiplin yang amat keras dan hidup secara mewah.
Buddha berangkat sebagai seorang biksu pengemis menuju Magadha dan berhenti disuatu hutan, yang indah yang sekarang dinamakan, Budhgaya dimana didirikan orang Gandi Mahabodhi.
Di tempat tersebuit Sidarta. duduk secara yoga di bawah sebuah pohon bodhi dekat suatu sungai yang mengalir jernih. Disana ia merenungkan kegagalan-kegagalannya yang lalu dan akhirnya mendapatkan maksudnya, yaitu pengalaman emansipasi selama 7 hari.
Sidarta mendapat keyakinan bahwa sebab segala penderitaan adalah keinginan (tanha) dan keinginan itu timbul karena kehendak untuk hidup dan untuk mimiliki.

c. Agama Kristen atau Nasrani
Dalam Al-Quran disebutkan bahwa Nabi Zakaria yang sudah lanjut usianya memohon kepada Tuhan agar dikarunia anak, permohonan itu dikabulkan dan akhirnya lahirlah Yahya. Zakaria ini adalah paman Siti Maryam ibu Nabi Isa, dan yang memelihara-nya, ia selalu melihat makanan di tempat Maryam, padahal ia tahu tak ada orang yang memberinya, ia bertanya kepada Maryam, dari mana ia memperoleh makanan tersebut. Maryam menjawab: Itu datang dan Tuhan. Hikayat ini menunjukkan betapa dekat hubungan antara keluarga Nabi Isa dan keluarga Nabi Yahya. Siti Maryam telah melahirkan Nabi Isa, walaupun ia perawan. Hikayat kelahiran Nabi Isa ini sangat masyhur, banyak disebut dalam Al Qur-an antara lain dalam Surat Maryam.
Ketika Nabi Isa sudah berumur ±30 tahun, ia berjumpa dengan Yahya, yang kemudian membaptiskannya secara kaum Essenes. Ia mengatakan bahwa Isa jauh lebih utama dari padanya. Yahya merasa dirinya tidak senilai dengan sepatu Nabi Isa.
Kehidupan Nabi Isa dari lahirnya sampai umur 30 tahun tidak banyak diketahui orang, sebab ke-empat Injil hanya memberitakan kejadian-kejadian selama kira-kira tiga tahun, yaitu ketika Nabi Isa melakukan tugasnya sebagai Nabi sampai peristiwa penyaliban. Tetapi ada dugaan keras, bahwa ia mengikuti pekerjaan suami ibunya, Yusuf, yang disebut sebagai tukang kayu atau tukang batu.(bhs. Yunani: "tekton").
Sejarah lahirnya tidak diketahui dengan pasti. Menurut Marcello Craven, dalam bukunya "The Life of Jesus", maka sampai abad 4, hari lahir Nabi Isa diperingati pada tanggal Maret 28, April 18 atau Mei 29, menurut kepercayaan masing-masing. Kemudian diperbarui menjadi 6 Januari, dengan dihitung 30 tahun kebelakang dari tanggal penyaliban. Akan tetapi di Eropa Barat orang menyesuaikan hari lahir Nabi Isa. dengan suasana keagamaan disana. sehingga hari lahir Nabi Isa jatuh pada tanggal 25 Desember, yang semula merupakan Dies Natalis Solis Invieti (hari lahir matahari yang jaya).
Di samping jasanya menyiarkan agama Kristen diantara umat Yahudi perantauan, ia menarik orang-orang yang bukan Yahudi, karena mereka itu banyak dan diharapkan. Ia tidak lagi menganggap bahwa khitan itu perlu bagi umat Kristen. Paulus yang mengetahui filsafat, memberikan tafsiran tentang Trinitas sebagai berikut: Oleh karena manusia pertama (Adam) itu berdosa, maka, seluruh manusia itu membawa dosa asli dan akan masuk neraka. Untuk menyelamatkan manusia, Tuhan telah menjelma menjadi manusia (Isa) yang kemudian mengorbankan dirinya menebus dosa manusia.
Selama 3 abad setelah Nabi Isa tak ada lagi, umat Kristen sangat berpegangan kepada kenang-kenangan tentang Nabi Isa, dan oleh karena itu dalam sejarah mereka dinamakan Masehi, artinya penganut setia kepada Al Masih (Kristus), yang diusap dengan minyak kasturi; mereka itu dianggap sebagai orang yang tidak setia kepada Kerajaan Romawi, dicari-cari, jika terdapat disiksa dan dibunuh. Bahkan ada kaisar-kaisar Romawi yang suka menjadikan orang-orang Kristen sebagai makanan singa di Coliseum (arena pertarungan antara gladiator di Roma dahulu). Tetapi pada tahun 311 Kaisar Constantin mengeluarkan dekrit toleransi, yang berarti bahwa agama Kristen diberi hak hidup di Kerajaan Romawi.
Dalam masa toleransi orang-orang Masehi mengatur diri mereka dalam kelompok-keldmpok yang disebut gereja. Mereka itu dipimpin oleh seorang ketua (presbyter) dan penilik (episco¬pal). Para penilik berada di bawah pembesar (Patriach) yang berkedudukan di Konstantinopel (Ibu kota Kerajaan Romawi Timur), Antioch (kota di Turki Tenggara), Alexandria (Mesir), dan Roma Gbukota Kerajaan Romawi bagian Barat).


4. Bagaimana Konsep Ketuhanan Agama Hindu, Budha dan Kristen
a. Agama Hidu
Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di dunia.[9] Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain henoteisme, panteisme, monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara menyeluruh.

b. Agam Budha
Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke surga ciptaan Tuhan yang kekal.
Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini, kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama-agama lain.
Bila kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci Tripitaka, maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam agama lain, tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula. Konsep-konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain antara lain adalah konsep-konsep tentang alam semesta, terbentuknya Bumi dan manusia, kehidupan manusia di alam semesta, kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.
Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana roh manusia tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa - dewi yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai. Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran & realitas sebenar-benarnya.

c. Agama Kristen/Nasrani
Agama Nashrani atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan agama Kristen adalah salah satu agama yang mengaku-aku monotheis-me, namun dalam kenyataannya ajaran Kristen adalah polytheisme, yaitu ketika kita melihat konsep aqidah mereka yang dikenal dengan Trinitas atau Tritunggal.
Nashrani berasal dari kata Nazharet yaitu tempat kelahiran Nabi ‘Isa?.
Sedangkan kata Kristen berasal dari Kristus “ Juru Selamat “ yang merupakan sebutan yang dikarang secara dusta oleh Saulus dan para pengikutnya.
Agama Kristen telah terpecah jadi puluhan agama baru, dari yang sifatnya besar dan mendunia hingga yang lokal dan kurang populer. Setiap agama pecahannya pasti mengkafirkan agama pecahan yang lainnya pula. Dan secara umum, agama Kristen terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan tokoh agama sendiri-sendiri. Ketiga agama terbesar dari lingkup agama Kristen ini yaitu : Katholik, Or todox dan Protestan. Meskipun mereka berbeda dalam tempat ibadah dan pimpinan spiritualnya, bahkan dalam injilnya, namun mereka semua sepakat dengan prinsip ajaran trinitas atau tritunggal.

5. Sebutkan Sumber-sumber Penilaian Kitab Injil Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
a. Sumber-sumber Perjanjian Lama ada tiga:
1. Sumber yang disebutkan. (specified).
Sebagai contoh: Dalam kitab Keluaran XXIV:4,7) dise¬butkan: Kitab Perjanjian (Book of the Convenant) yang diterima oleh. Nabi Musa dari Tuhan di gunung. Sinai. Buku itu merupakan sepotong batu yang ditulis pada dua wajahnya, kemudian diletakkan dalam suatu tempat khusus.
2. Yang diketemukan jejaknya sampai asalnya (traced), ya'ni dengan dibandingkan dengan tulisan-tulisan kuno dari Babylon, Mesir, Assyria, dan lain-lain.
3. Yang didapatkan lewat penyimpulan (inferred). Infe¬rence dilakukan berhubung dengan adanya bermacam-macam anakronisme (kesalahan-kesalahan dalam menghitung dan menetapkan tanggal), kejadian yang disebut berulang-ulang dalam bentuk berlainan, atau kontradiksi, perbedaan dalam satu fasal mengenai susunan kata (style), atau sifat (quality) atau tabi'at, dan bukti bahwa ada suatu pengarahan untuk memilih bahan huku tersebut.

b. Perjanjian Baru
1. Diperlukan beberapa abad sebelum terdapat kepastian: Apakah yang dianggap bagian Perjanjian Baru, karena pada permulaan propaganda dilakukan secara lisan dan berbeda-beda menurut tempat. Dan oleh karena tak ada kekuasaan tertentu yang menangani, maka banyak sekali manuskrip-manuskrip muncul dalam bentuk yang berbeda-beda.
2. Bahasa Perjanjian Baru adalah Yunani, tetapi bahasa Yunani sendiri mengenai tiga macam: bahasa Yunani Tinggi, bahasa Yunani Pasar (koine) dan Yunaninya orang asing.
3. Penterjemahan Perjaniian Baru secara sungguh-sungguh baru dimulai pada permulaan abad 20 oleh seorang sarjana Jennan, Adolf Deissmann.
4. Sejarah menunjukkan bahwa mula-mula yang ada hanyalah bahan-bahan "karya perorangan, seperti Injil Mateus, Mar-kus dan lain-lain, Periode kedua merupakan periode dalam mana 4 Injil dan surat-surat Paulus dikumpulkan menjadi satu. Periode ketiga adalah periode dimana lain-lain isi Perianjian Baru dimasukkan. Periode ke-3 ini diperkirakan pada permulaan abad ke-3, oleh karena itu, naskah-naskah yang ada berasal dari akhir abad ke-3, dan kebanyakan dari abad 4 atau 5.
5. Tak ada bagian Perianjian Baru yang ditulis di Paisstina; semuanya, kecuali surat-surat Paulus, ditulis sesudah tahun 70 M, ya'ni setelah jatuhnya Jerusalem digempur oleh Kerajaan Romawi.
6. Injil Markus adalah yang tertua, menjadi sumber bagi Mateus dan Lukas. Injil Yahya merupakan Injil terakhir dan memuat teologia. Sebetulnya, disamping empat Injil tersebut masih ada Injil-Injil lain, seperti Injil Ibrani, Injil Petrus: (yang mengingkari pensaliban), Injil orang-orang Mesir, dan lain-lain.

6. Uraikan Latar Belakang Sejarah Munculnya Konsep Ketuhanan Trinitas! Dan apa Trinitas itu?
Konsili Nicae diadakan untuk menyikapi terhadap banyaknya konsep-konsep ketuhanan yang muncul dikalangan umat kristen. Ada yang beranggapan, bahwa antara Allah dan Yesus adalah sezat dan sehakikat. Jadi, Yesus ialah Allah itu sendiri. Ada juga yang beranggapan, bahwa Yesus itu tidak sehakikat dengan Allah. Allah adalah Khalik, sedang Yesus adalah mahluk. Faham ini dipelopori oleh Arius, seorang Presbiter yang hidup dan mengajar di Alexandria, Mesir. Faham ini disebut Arianisme. Sedang pengikutnya disebut Arian.
Perbedaan-perbedaan ini dianggap sudah melampaui batas yang membahayakan terhadap stabilitas kekaisaran. Sehingga Kaisar Konstantin I perlu mengumpulkan tokoh-tokoh agama yang sedang bertikai kedalam suatu sinode (muktamar) agung. Sinode atau konsili itu diselenggarakan langsung oleh Kaisar di kota Nicea dan dipimpin oleh Uskup Alexander dari Alexandria.
Keputusan dalam sinode itu ditentukan oleh Kaisar. Padahal, perlu diketahui, bahwa sang Kaisar adalah seorang muallaf yang baru saja memeluk Kristen setelah meninggalkan agama lamanya, agama Romawi kuno yang menyembah matahari dan bintang. Dalam agama Romawi terdapat suatu keyakinan adanya tiga dewa utama yang tunggal, sebagaimana keyakinan dalam agama Hindu, ada Trimurti yang terdiri dari Brahma, Syiwa dan Wisnu.
Sekurang-kurangnya, keyakinannya terhadap trinitas kunonya masih membekas dalam hatinya. Sehingga dari pendapat-pendapat yang masuk ke dalam sidang, yang direstui oleh Kaisar tentu yang sependapat dengan Kaisar, yaitu yang meyakini terhadap Trinitas, tiga perwujudan Tuhan. Dan akhirnya, inilah yang menjadi keyakinan resmi yang berlaku hingga sekarang atau yang disebut dengan “Pengakuan Iman Nicea”. Nasib Arianisme sendiri dibekukan dan semua buku-buku yang mengajarkan Arianisme dibakar.
Begitulah ringkasan sejarah lahirnya Trinitas yang menjadi keyakinan utama umat Kristen hingga sekarang. Kalau kita cermati dari uraian di atas, maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan:
1. Yesus diangkat sebagai tuhan oleh suatu muktamar, tiga abad setelah Yesus tiada.
2. Konsep Trinitas lahir tiga abad sesudah Yesus tiada.
3. Adanya unsur pemberhalaan dalam konsep ketuhanannya.

Yesus didaulat sebagai tuhan oleh suatu muktamar. Dalam asas legalitas, cara seperti ini tidak bisa diterima. Pemikiran yang sederhana saja, siapakah yang berwenang melantik Ketua RW. Tentu jawabnya:”Lurah.” karena kedudukan Lurah lebih tinggi dari pada Ketua RW. Sekarang, apa yang terjadi, kalau Ketua RW dilantik oleh Ketua RT, sekalipun mereka beramai-ramai. Tentu pelantikannya, batal. Lalu bagaimana dengan Yesus yang dilantik oleh manusia? Tentu ketuhanannya batal.
Konsep Trinitas lahir tiga abad sesudah Yesus tiada. Trinitas, semasa hidup Yesus samasekali tidak dikenal. Kalau ternyata jauh di kemudian hari, Trinitas menjadi suatu keyakinan yang paling pokok, bukankah ini suatu penyimpangan besar dari ajaran murni yang disampaikan oleh Yesus, dalam agama Kristen disebut bidat, dalam agama Islam bid’ah. Padahal semua bentuk bidat adalah sesat. Jadi, agama Kristen adalah agama yang sesat.
Konsep Trinitas meniru konsep ketuhanan agama paganisme (penyembah berhala). Ini berbeda sekali dengan konsep Tauhid yang diajarkan Yesus. Kalau Yesus dan Roh Kudus berdiri dalam jajaran ketuhanan bersama Allah, ini namanya pemberhalaan. Jelas ini penyimpangan dari ajaran Tauhid yang diajarkan oleh Abraham (Ibrahim as).

7. Bagaimana tanggapan saudara terhadap Ketuhanan Trinitas?
a. Baikkah?
Trinitas adalah suatu identitas iman orang khatolik akan tuhannya yang esa bagi orang awam. pandangan tersabut terlihat aneh, Trinitas itu seperti gelombang cahaya, gelombang dan partikel memiliki dua sifat yang berbeda jika ditinjau secara personal, cahaya dapat dipandang baik sebagai partikel maupun sebagai gelombang, tapi gelombang dan pertikel memiliki sifat yang berbeda dan berlawanan tetapi itu lah yang membentuk cahaya. Ibaratnya seseorang dengan mata tertutup memegang kaki seekor gajah, ia mengatakan kalo itu adalah batang pohon lalu memegang belalainya dan mengatakan itu adalah ular padahal keduanya adalah satu bagian yang sama begitu pula Trinitas tiga pribadi, satu kesatuan tunggal

b. Benarkah?
“Di Luar Jangkauan Akal Manusia”
Kebingungan ini tersebar luas. The Encyclopedia Americana mengatakan bahwa Tritunggal dianggap “di luar jangkauan akal manusia.”
Banyak orang yang menerima Tritunggal menganggapnya demikian. Monsignor Eugene Clark berkata: “Allah itu satu, dan Allah itu tiga. Karena tidak ada ciptaan yang seperti ini, kita tidak dapat mengertinya, tetapi menerimanya saja.”
Kardinal John O’Connor berkata: “Kami tahu ini suatu misteri yang sangat dalam, yang sama sekali tidak kita mengerti.” Dan Paus Yohanes Paulus II berkata mengenai “misteri yang tidak dapat dimengerti tentang Allah Tritunggal.” Jadi, A Dictionary of Religious Knowledge berkata: “Tepatnya apa doktrin itu, atau bagaimana hal itu harus dijelaskan, para penganut Tritunggal pun tidak mencapai kata sepakat di antara mereka sendiri.”

Share

Related Posts



0 komentar:

Cari Skripsi | Artikel | Makalah | Panduan Bisnis Internet Disini

Custom Search
 

Mybloglog

blogcatalog

Alphainventions.com

Followers

TUGAS KAMPUS Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template