Pengertian Mahkluk Buadaya
Hakekat manusia sebagai makhluk budaya ialah "makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi kelebihan-kelebihan tertentu dibanding dengan makhluk lainnya. Kelebihan kodrati tersebut ialah manusia memiliki cipta/akal, rasa/Rerasaan, dan karsa/kehendak, Dalam sejarah perkembangan manusia, peran dan fungsi cipta rasa dan karsa itu menunjukkan keadaan yang sangat dominant, jika
tidak dikatakan menentukan bagi keberadaan makhluk budaya. Peran dan fungsi cipta, rasa dan karsa tidak hanya dalam mencetuskan ide-ide, gagasan-gagasan. perasaan dan keinginan saja, melainkan secara positif telah dapat menjawab semua masalah dan kebutuhan hidup makhluk budaya, dapat menciptakan berbagai peralatan/teknologi, serta dapat mewujudkan impian-impian dan harapan-harapan yang dicita-citakan. Sementara di sisi lain pun juga terbukti telah menimbulkan persoalan-persoalan baru yang rumit dan kompleks bagi makhluk budaya itu sendiri.
Peran/Fungsi Akai, Perasaan, dan Karsa
Peran dan fungsi cipta, rasa, karsa merupakan faktor dominan bagi lahirnya kebudayaan. Dengan akal/cipta manusia senantiasa berfikir, merenung menggagas, menginterpretasikan segala macam realitas, kehidupan yang dihadapi. Karenanya ia juga mempunyai gagasan-gagasan, angan-angan, harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Tak terkecuali ia juga memikirkan kebutuhan hidupnya dan tata cara untuk mewujudkannya, baik yang berupa materi maupuan non materi, kebutuhan saat ini (didunia) maupuan saat nanti (di akhirat). Sebagai contoh: manusia (person/individu) untuk hidup harus makan. Maka ia berfikir yang harus dimakan,: mengapa harus makan, bagaimana caranya makan dan untuk apa ia makan. Dengan akalnya atau daya ciptanya manusia dapat mencari jawaban tentang sesuatu yang dapat dimakan. Berikut alasan-alasannya, tata cara/prosedurnya dan tujuannya ia makan, selain itu ia juga dapat berkembang ide-idenya, harapannya, gagasannya dan cita-citanya tentang sesuatu yang dapat dimakan, alasan dan tata caranya dalam hal makan serta tujuannya dalam soal makan. Contoh lain seperti manusia (makhluk sosial) hidup diantara manusia lainnya. Karena memiliki akal ia berfikir bagaimana seharusnya agar dapat hidup baik dengan sesamanya. Ia meiliki harapan gagasan, cita-cita dan ide tentang hidup yang baik ialah saling-menghormati dan menghargai, tolong menolong dengan penuh toleransi, semertara pola hidup yang baik adalah kebutuhan manusia berbudaya.
Manusia sebagai makhluk budaya selain memiliki akal juga mempunyai perasaan atau hati nurani oleh sebab itu manusia selalu dan pasti menghayati dan merasakan segala macam fenomena kehidupan seperti kesedihan, kejujuran, kebaikan, keadilan, keindahan, tanggung jawab, ketentraman, kedamaian, cinta kasih dan sebagainya yang menjadi realita kejiwaan atau psikologis. Berdasar perasaan atau nurani manusia memiliki cita, rasa yang menjadi kualitas atau ide-ide dalam hidupnya. Manifestasi fenomena psikologis seperti rasa sedih, gugup, adil, baik, indah, damai, tentram, bahagia, cinta, tanggung jawab, dan sebagainya itu; dalam realita kehidupan manusia selain dapat diidenlifikasi malalui berbagai bentuk sikap, perilaku tindakan dan raut wajah (pancaran cahaya) biasanya juga berupa berbagai bentuk ekspresi seni yang beraneka ragam jenisnya
Contoh:
1. Penderitaan masyarakat Aceh yang diterjang tsunami pada akhir tahun 2004 lalu, medorong seseorang untuk mengekpresikan pengalaman tersebut ke dalam bentuk puisi, musik, tarian, tealer, atau film. Tujuannya untuk diapresiasi oleh masyarakat luas dan untuk mengabadikan pengalaman tersebut.
2. Kebahagjaan, cinta kasih dan kegalauan yang dialami oleh manusia perseorangan ataupun kolektif biasanya lebih mudah dan segera di ekspresikan kedalam bentuk tulisan seperti sajak atau puisi sebagai memory.
Sebagai makhluk budaya manusia berbekal karsa atau kehendak. Ia mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaanya, sehingga akan menjadi kenyataan atau konkrit. Dengan kehendak itu manusia memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu yang baik bagi kehidupan dirinya dan sesaranya, tentang apa yang ada didalam ciptanya dan hati nuraninya selain itu manusia juga mempunyai kehendak akan sesuatu yang diyakiniriya. dipercayainya dalam batinnya agar dapat terealisasi dalam kehidupan nyata. Kehendak atau karsa pada dasarnya merupakan kunci penting yang menentukkan bagi realisasi hasil karya manusia yang disebut-sebut sebagai kebudayaan. Baik yang bertolak dari unsur cipta/akal maupun yang bertumpu pada unsure rasa.
Contoh:
1. Tiap orang ingin sukses
Kesuksesan tidak mungkin menghampiri seseorang bilamana seseorang itu tidak segera mau memulai usaha - artinya harus ada kehendak untuk berusaha meskipun belum tentu segera sukses, sebab kesuksesan butuh tekat, semangat yang kuat dan pantang menyerah atau tekun dalam suatu kehendak.
2. Sesorang mempunyai ide tentang cara kerja yang efektif dan efisien. Gagasan yang baik dan brilian ini menjadi tidak berani mana kala hanya berupa gagasan atau teori belaka, tanpa diterapkan dilapangan pekerjaan ide baik akan benar-benar segera terbukti kebaikannya, bilamana segera ditindak lanjuti dengan kehendak untuk melaksanakan secara sungguh-sungguh.
Kebutuhan Makhluk Budaya
pada hakekatnya manusia adalah mahluk mono plucal /majemuk tunggal terdiri dari susunan kodrat (jasmani-rochani), sifat kodrat (individu sosial) serta kedudukan kodrat (pribadi mandiri-makhluk Tuhan). Susunan, sifat dan kedudukan kodrat manusia yang terdiri dua unsur tersebut. pada hakekatnya tidak dapat dlipisah-pisahkan dan bediri sendiri-sendiri meskipun hanya dalam pemikiran. Oleh sebab itu manusia hakekatnya adalah monodualis/dwitunggal.
berdasarkan susunan kodratnya yang dwitunggal/monodualis, yakni terdiri dari jasmani dan rochani, maka kebutuhan makhluk budaya pun juga mancakup aspek jasmaniah dan rochaniah. Kebutuhan jasmaniah pada umumnya bersifat material seperti makan, minum, sandang tempat tinggal dan peralatan-peralatan lain yang berbentuk konkrit atau kebendaan, sedangkan kebutuhan rochaniyah biasanya berupa non materi, seperti kepuasan hati, kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, keindahan, keadilan, kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, dan kepercayaan /keyakinan yang sifatnya spiritual dan religius.
Contoh:
Makhluk manusia butuh makan dan minum untuk mempertahankan hidup, tetapi juga butuh ketenangan batin, kedamaian dalam hidupnya. Butuh kasih sayang dari orang tua dan keluarganya. Tetapi manusia juga butuh beribadah dan berdo'a, menyerahkan diri dan mengakui keberadaan Tuhan sebagai kausa prima.
Menunrt sifat Kodratnya (monodualis/dwitunggal) yakni sebagai makhluk individu dan sosial, kiranya dapat disebutkan jika manusia makhluk budaya mempunyai kebutuhan pribadi yang secara spesifik berbeda dengan individu lainnya. Akan tetapi sebagai makhluk sosial ia juga memiliki kebutuhan yang sama dengan orang lainnya, Bentuk kebutuhan individu dapat diindivikasi melalui pemikiran dan perasaan seseorang yang cenderung berbeda antara personal yang satu dengan yang lain. Bahkan juga pada kehendaknya yang senantiasa ingin menjadi yang lebih atau yang paling baik dan antara lainnya. Sementara kebutuhan sosial dapat dipahami dan berbagai kesamaan baik di dalam pikiran dan perasaannya bahkan kehendak/Karsanya. Setiap orang mempunyai keinginan, pikiran.dan perasaan yang sama, yaitu ingin cerdas, baik hati dan suskes.
Contoh:
1. Kebutuhan individu; setiap orang ingin pandai maka ia sekolah, setelah mengalami proses belajar kecerdasannya berbeda-beda meskipun sekolahnya bersama-sama,
2. Kebutuhan sosial; Meski seseorang yang paling pandai sekalipun, ia tetap butuh teman berfikir, berdiskusi dan tukar pendapat. Karenanya membutuhkan kebersamaan atau kesamaan dalam berfikir.
Selanjutnya berdasarkan hakekat kedudukan kodrat (monodualias/dwitunggal) yaitu sebagai pribadi' mandiri dan makhluk Tuhan kebutuhan makhluk budaya mencakup ‘kebebasan atau kemerdekaan' yang tak terbatas, sedangkan dilain sisi membutuhkan suatu pedoman pandangan dan panutan didalam hidupnya. bagai orang yang tidak berdaya. Kebutuhan akan suatu kebebasan/kemerdekaan pribadi dapat dimengerti melalui posisi manusia yang inpenden, sehingga tidak mungkin dalam segala hal seseorang dapat di tentukan, diatur atau ditetapkan oleh orang lain dengan seenaknya sendiri. Bahkan mungkin juga oleh Tuhan sekalipun tatkala manusia masih hidup berada dialam bebas/dunia ini. Sedangkan kebutuhan akan sesuatu pedoman hidup/pandangan hidup atau prinsip hidup tercermin dari perjalanan hidup manusia yang terus mencari dan sesuatu yang dipercaya baik, benar, adil, tidak sesat dan mengakibatkan dosa agar kelak dapat terhindar dari siksaan dan hukuman Tuhan di neraka. Manusia baik tidak berdaya dihadapan Sang Pencipta .
Contoh:
1. Sebagai pribadi yang bebas/mandiri, siapa saja orangnya dapat mengatakan tidak tehu tentang sesuatu yang sesungguhnya diketahui. Sebaliknya juga bias mengucap 'tahu’ akan sesuatu yang sebenarnya tidak dia ketahui independen betul manusia itu.
2. Seseorang makan diwarung, setelah selesai harus membayar sebanyak Rp 7.500,- ia bayar dengan uang Rp 10.000;- oleh si penjual diberi uang pengembalian sebanyak Rp 5.500,- sedangkan haknya adalah sebanyak Rp 2.500,- yang bukan haknya tersebut apakah dikembalikan kepada si penjual makanan atau tidak sangat tergantung kepada dirinya sendiri
3. Segala macam sikap dan tindakan yang telah dipilih seseorang atas dasar kebebasan/kemerdekaan pribadi, kelak harus dipertanggung jawabkan kepada Tuhan.
4. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tidak ada pilihan lain kecuali patuh dan taat kepada hukum-hukum penciptaan yang telah ditetapkan oleh Sang pencipta itu sendiri.
Disamping kebutuhan seperti yang telah disebutkan tadi manusia sebagai makhluk budaya juga mempunyai kebutuhan biologis. Kebutuhan ini pada dasarnya bersifat alamiah, dan umumnya sering disebut kebutuhan seksual. Secara naluriah/alamiah manusia mempunyai kebutuhan akan kelangsungan dan kelestarian sejarah hidupnya. Bahkan secara alamiah pula manusia memiliki hasrat untuk miengembangbiakan keturunannya melalui hubungan seksual. Maka reproduksi adalah pilar untuk mempertahankan kesinambungan sejarah manusia, dan hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis manusia yang bersifat alamiah dan naluriah.
Contoh:
Perkawinan, persetubuhan manusia dengan lawan jenisnya akan mengakibatkan gillrannya akan melahirkan anak manusia sebagai generasi selanjutnya.
1. Prof. Dr. Ph. Tobing, berpendapat kebudayaan ialah hasil usaha manusia sedapat mungkin mengolah, atau mengjkuti kosmos dan tata tertibnya, termasuk memperoleh penghidupan yang lebih harmonis dan. lebih tinggi baik di lapangan kerokhahiah maupun dilapangan kebendaan (Driankara, Tentang Kebudayaan; 42).
2. Dr. Muh Hatta, mengatakan kebudayaan adalah 'hasil buah perbuatan manusia yang merombak dan membentuk alam sebagaimana adanya itu menjadi penghidupan yang lebih tiinggi: (.....) manusia yang masih biadab takhluk semata-mata kepada alam, ia adalah bagian dari nature. Manusia yang adab(beradab) merombak alam, dia adalah pembangun kultur (.....) kebudayaan atau kultur pada hakekatnya adalah penjelmaan dari ‘Cita’ yang menimbulkan (scheppendidee) dan kerja yang menimbulkan (scheppendiarbeid). (.......) Barang-barang kultur dipupuk supaya subur tumbuhannya untuk memberikan hidup yang lebih mulia kepada manusia (Drankara, Tentang Kebudayaan.43)
Kebudayaan adalah “keseluruhan pemikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak bersumber dari naluri/insting tetapi berdasarkan pengalaman / proses belajar”.
Peran/Fungsi Akai, Perasaan, dan Karsa
Peran dan fungsi cipta, rasa, karsa merupakan faktor dominan bagi lahirnya kebudayaan. Dengan akal/cipta manusia senantiasa berfikir, merenung menggagas, menginterpretasikan segala macam realitas, kehidupan yang dihadapi. Karenanya ia juga mempunyai gagasan-gagasan, angan-angan, harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Tak terkecuali ia juga memikirkan kebutuhan hidupnya dan tata cara untuk mewujudkannya, baik yang berupa materi maupuan non materi, kebutuhan saat ini (didunia) maupuan saat nanti (di akhirat). Sebagai contoh: manusia (person/individu) untuk hidup harus makan. Maka ia berfikir yang harus dimakan,: mengapa harus makan, bagaimana caranya makan dan untuk apa ia makan. Dengan akalnya atau daya ciptanya manusia dapat mencari jawaban tentang sesuatu yang dapat dimakan. Berikut alasan-alasannya, tata cara/prosedurnya dan tujuannya ia makan, selain itu ia juga dapat berkembang ide-idenya, harapannya, gagasannya dan cita-citanya tentang sesuatu yang dapat dimakan, alasan dan tata caranya dalam hal makan serta tujuannya dalam soal makan. Contoh lain seperti manusia (makhluk sosial) hidup diantara manusia lainnya. Karena memiliki akal ia berfikir bagaimana seharusnya agar dapat hidup baik dengan sesamanya. Ia meiliki harapan gagasan, cita-cita dan ide tentang hidup yang baik ialah saling-menghormati dan menghargai, tolong menolong dengan penuh toleransi, semertara pola hidup yang baik adalah kebutuhan manusia berbudaya.
Manusia sebagai makhluk budaya selain memiliki akal juga mempunyai perasaan atau hati nurani oleh sebab itu manusia selalu dan pasti menghayati dan merasakan segala macam fenomena kehidupan seperti kesedihan, kejujuran, kebaikan, keadilan, keindahan, tanggung jawab, ketentraman, kedamaian, cinta kasih dan sebagainya yang menjadi realita kejiwaan atau psikologis. Berdasar perasaan atau nurani manusia memiliki cita, rasa yang menjadi kualitas atau ide-ide dalam hidupnya. Manifestasi fenomena psikologis seperti rasa sedih, gugup, adil, baik, indah, damai, tentram, bahagia, cinta, tanggung jawab, dan sebagainya itu; dalam realita kehidupan manusia selain dapat diidenlifikasi malalui berbagai bentuk sikap, perilaku tindakan dan raut wajah (pancaran cahaya) biasanya juga berupa berbagai bentuk ekspresi seni yang beraneka ragam jenisnya
Contoh:
1. Penderitaan masyarakat Aceh yang diterjang tsunami pada akhir tahun 2004 lalu, medorong seseorang untuk mengekpresikan pengalaman tersebut ke dalam bentuk puisi, musik, tarian, tealer, atau film. Tujuannya untuk diapresiasi oleh masyarakat luas dan untuk mengabadikan pengalaman tersebut.
2. Kebahagjaan, cinta kasih dan kegalauan yang dialami oleh manusia perseorangan ataupun kolektif biasanya lebih mudah dan segera di ekspresikan kedalam bentuk tulisan seperti sajak atau puisi sebagai memory.
Sebagai makhluk budaya manusia berbekal karsa atau kehendak. Ia mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaanya, sehingga akan menjadi kenyataan atau konkrit. Dengan kehendak itu manusia memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu yang baik bagi kehidupan dirinya dan sesaranya, tentang apa yang ada didalam ciptanya dan hati nuraninya selain itu manusia juga mempunyai kehendak akan sesuatu yang diyakiniriya. dipercayainya dalam batinnya agar dapat terealisasi dalam kehidupan nyata. Kehendak atau karsa pada dasarnya merupakan kunci penting yang menentukkan bagi realisasi hasil karya manusia yang disebut-sebut sebagai kebudayaan. Baik yang bertolak dari unsur cipta/akal maupun yang bertumpu pada unsure rasa.
Contoh:
1. Tiap orang ingin sukses
Kesuksesan tidak mungkin menghampiri seseorang bilamana seseorang itu tidak segera mau memulai usaha - artinya harus ada kehendak untuk berusaha meskipun belum tentu segera sukses, sebab kesuksesan butuh tekat, semangat yang kuat dan pantang menyerah atau tekun dalam suatu kehendak.
2. Sesorang mempunyai ide tentang cara kerja yang efektif dan efisien. Gagasan yang baik dan brilian ini menjadi tidak berani mana kala hanya berupa gagasan atau teori belaka, tanpa diterapkan dilapangan pekerjaan ide baik akan benar-benar segera terbukti kebaikannya, bilamana segera ditindak lanjuti dengan kehendak untuk melaksanakan secara sungguh-sungguh.
Kebutuhan Makhluk Budaya
pada hakekatnya manusia adalah mahluk mono plucal /majemuk tunggal terdiri dari susunan kodrat (jasmani-rochani), sifat kodrat (individu sosial) serta kedudukan kodrat (pribadi mandiri-makhluk Tuhan). Susunan, sifat dan kedudukan kodrat manusia yang terdiri dua unsur tersebut. pada hakekatnya tidak dapat dlipisah-pisahkan dan bediri sendiri-sendiri meskipun hanya dalam pemikiran. Oleh sebab itu manusia hakekatnya adalah monodualis/dwitunggal.
berdasarkan susunan kodratnya yang dwitunggal/monodualis, yakni terdiri dari jasmani dan rochani, maka kebutuhan makhluk budaya pun juga mancakup aspek jasmaniah dan rochaniah. Kebutuhan jasmaniah pada umumnya bersifat material seperti makan, minum, sandang tempat tinggal dan peralatan-peralatan lain yang berbentuk konkrit atau kebendaan, sedangkan kebutuhan rochaniyah biasanya berupa non materi, seperti kepuasan hati, kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, keindahan, keadilan, kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, dan kepercayaan /keyakinan yang sifatnya spiritual dan religius.
Contoh:
Makhluk manusia butuh makan dan minum untuk mempertahankan hidup, tetapi juga butuh ketenangan batin, kedamaian dalam hidupnya. Butuh kasih sayang dari orang tua dan keluarganya. Tetapi manusia juga butuh beribadah dan berdo'a, menyerahkan diri dan mengakui keberadaan Tuhan sebagai kausa prima.
Menunrt sifat Kodratnya (monodualis/dwitunggal) yakni sebagai makhluk individu dan sosial, kiranya dapat disebutkan jika manusia makhluk budaya mempunyai kebutuhan pribadi yang secara spesifik berbeda dengan individu lainnya. Akan tetapi sebagai makhluk sosial ia juga memiliki kebutuhan yang sama dengan orang lainnya, Bentuk kebutuhan individu dapat diindivikasi melalui pemikiran dan perasaan seseorang yang cenderung berbeda antara personal yang satu dengan yang lain. Bahkan juga pada kehendaknya yang senantiasa ingin menjadi yang lebih atau yang paling baik dan antara lainnya. Sementara kebutuhan sosial dapat dipahami dan berbagai kesamaan baik di dalam pikiran dan perasaannya bahkan kehendak/Karsanya. Setiap orang mempunyai keinginan, pikiran.dan perasaan yang sama, yaitu ingin cerdas, baik hati dan suskes.
Contoh:
1. Kebutuhan individu; setiap orang ingin pandai maka ia sekolah, setelah mengalami proses belajar kecerdasannya berbeda-beda meskipun sekolahnya bersama-sama,
2. Kebutuhan sosial; Meski seseorang yang paling pandai sekalipun, ia tetap butuh teman berfikir, berdiskusi dan tukar pendapat. Karenanya membutuhkan kebersamaan atau kesamaan dalam berfikir.
Selanjutnya berdasarkan hakekat kedudukan kodrat (monodualias/dwitunggal) yaitu sebagai pribadi' mandiri dan makhluk Tuhan kebutuhan makhluk budaya mencakup ‘kebebasan atau kemerdekaan' yang tak terbatas, sedangkan dilain sisi membutuhkan suatu pedoman pandangan dan panutan didalam hidupnya. bagai orang yang tidak berdaya. Kebutuhan akan suatu kebebasan/kemerdekaan pribadi dapat dimengerti melalui posisi manusia yang inpenden, sehingga tidak mungkin dalam segala hal seseorang dapat di tentukan, diatur atau ditetapkan oleh orang lain dengan seenaknya sendiri. Bahkan mungkin juga oleh Tuhan sekalipun tatkala manusia masih hidup berada dialam bebas/dunia ini. Sedangkan kebutuhan akan sesuatu pedoman hidup/pandangan hidup atau prinsip hidup tercermin dari perjalanan hidup manusia yang terus mencari dan sesuatu yang dipercaya baik, benar, adil, tidak sesat dan mengakibatkan dosa agar kelak dapat terhindar dari siksaan dan hukuman Tuhan di neraka. Manusia baik tidak berdaya dihadapan Sang Pencipta .
Contoh:
1. Sebagai pribadi yang bebas/mandiri, siapa saja orangnya dapat mengatakan tidak tehu tentang sesuatu yang sesungguhnya diketahui. Sebaliknya juga bias mengucap 'tahu’ akan sesuatu yang sebenarnya tidak dia ketahui independen betul manusia itu.
2. Seseorang makan diwarung, setelah selesai harus membayar sebanyak Rp 7.500,- ia bayar dengan uang Rp 10.000;- oleh si penjual diberi uang pengembalian sebanyak Rp 5.500,- sedangkan haknya adalah sebanyak Rp 2.500,- yang bukan haknya tersebut apakah dikembalikan kepada si penjual makanan atau tidak sangat tergantung kepada dirinya sendiri
3. Segala macam sikap dan tindakan yang telah dipilih seseorang atas dasar kebebasan/kemerdekaan pribadi, kelak harus dipertanggung jawabkan kepada Tuhan.
4. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tidak ada pilihan lain kecuali patuh dan taat kepada hukum-hukum penciptaan yang telah ditetapkan oleh Sang pencipta itu sendiri.
Disamping kebutuhan seperti yang telah disebutkan tadi manusia sebagai makhluk budaya juga mempunyai kebutuhan biologis. Kebutuhan ini pada dasarnya bersifat alamiah, dan umumnya sering disebut kebutuhan seksual. Secara naluriah/alamiah manusia mempunyai kebutuhan akan kelangsungan dan kelestarian sejarah hidupnya. Bahkan secara alamiah pula manusia memiliki hasrat untuk miengembangbiakan keturunannya melalui hubungan seksual. Maka reproduksi adalah pilar untuk mempertahankan kesinambungan sejarah manusia, dan hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis manusia yang bersifat alamiah dan naluriah.
Contoh:
Perkawinan, persetubuhan manusia dengan lawan jenisnya akan mengakibatkan gillrannya akan melahirkan anak manusia sebagai generasi selanjutnya.
1. Prof. Dr. Ph. Tobing, berpendapat kebudayaan ialah hasil usaha manusia sedapat mungkin mengolah, atau mengjkuti kosmos dan tata tertibnya, termasuk memperoleh penghidupan yang lebih harmonis dan. lebih tinggi baik di lapangan kerokhahiah maupun dilapangan kebendaan (Driankara, Tentang Kebudayaan; 42).
2. Dr. Muh Hatta, mengatakan kebudayaan adalah 'hasil buah perbuatan manusia yang merombak dan membentuk alam sebagaimana adanya itu menjadi penghidupan yang lebih tiinggi: (.....) manusia yang masih biadab takhluk semata-mata kepada alam, ia adalah bagian dari nature. Manusia yang adab(beradab) merombak alam, dia adalah pembangun kultur (.....) kebudayaan atau kultur pada hakekatnya adalah penjelmaan dari ‘Cita’ yang menimbulkan (scheppendidee) dan kerja yang menimbulkan (scheppendiarbeid). (.......) Barang-barang kultur dipupuk supaya subur tumbuhannya untuk memberikan hidup yang lebih mulia kepada manusia (Drankara, Tentang Kebudayaan.43)
Kebudayaan adalah “keseluruhan pemikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak bersumber dari naluri/insting tetapi berdasarkan pengalaman / proses belajar”.
0 komentar:
Post a Comment