Makalah Cairan Otak / Liquor Cerebrospinalis | TUGAS KAMPUS

Forum MT5 (1 Post = 0.2$ )

Makalah Cairan Otak / Liquor Cerebrospinalis

Makalah 
CARA PENGAMBILAN DAN PENGRIMAN BP
Cairan Otak / Liquor Cerebrospinalis


BAB I
PENDAHULUAN

Cairan Otak / Liquor Cerebrospinalis
Hasil suatu pemeriksaan mikrobiologik pada umumnya hanya menunjang diagnosa klinik. Bila hasil pemeriksaan mikrobiologik adalah negatif, hal ini tidak berarti bahwa diagnosa klinik salah. Kegagalan pengasingan kuman penyebab penyakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pada laboratorium, kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh tehnik atau cara kerja yang salah. Bagi seorang pekerja laboratorium yang berpengalaman hal demikian jarang sekali terjadi. Kegagalan pemeriksaan mikrobiologik lebih banyak terjadi karena cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan yang salah.

Cairan Otak / Liquor Cerebrospinalis

Umumnya pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan dirumah sakit diserahkan pada karyawan-karyawan yang tidak mempunyai pengetahuan dasar tentang syarat-syarat yang diperlukan bagi pengambilan bahan pemeriksaan mikrobiologik serta akibat-akibat yang dapat timbul bila tidak dilakukan rnenurut aturan sebenarnya. Dalam hal ini penting sekali kerja sama antara dokter, perawat dan ahli laboratorium untuk mendapatkan hasil pemeriksaan mikrobiologik yang dapat dipercaya.
Bahan pemeriksaan sebaiknya harus diambil sebelum pemberian obat-obatan. Dua puluh empat jam setelah pemberian antibiotika, cairan otak, sum-sum tulang belakang (serebro spinal) yang purulenta sering sudah tidak mengandung kuman patogen lagi. Pada pemeriksaan tinja penderita Salmonellosis, sering tidak ditemukan biakan S.typhosa selama pemberian antibiotika. Tetapi bila pengobatan dihentikan, dalam beberapa hari biakan tinja terhadap S. typhosa bisa menjadi positif.
Bila bahan pemeriksaan yang dikirim ke laboratorium diambil setelah pemberian obat-obatan, haruslah hal ini diberitahukan kepada laboratorium untuk dilakukan tindakan-tindakan khusus. Misalnya dengan menggunakan penisilinase atau dengan pengenceran bahan pemeriksaan.
Pengambilan bahan pemeriksaan harus dilakukan pada tempat yang kemungkinan besar mengandung kuman penyebab penyakit. Misalnya pada luka bernanah yang disebabkan oleh kuman stafilokokus bersifat koagulasa positif. Bila bahan pemeriksaan diambil pacta permukaan saja, ada kemungkinan bahwa kuman rang diasingkan ialah stafilokokus rang komensal bersifat koagulasa negatif, yang biasa terdapat pada kulit.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil pengasingan penyebab penyakit di laboratorium adalah stadium penyakit penderita pada waktu pengambilan bahan pemeriksaan. Jumlah kuman patogen pada penderita enteritis terbanyak ditemukan pada waktu penderita tersebut sedang berak-berak, tidak pada waktu konvalesen. Virus penyebab meningoensefalitis lebih sering dapat diasingkan dari cairan otak Sum-sum tulang belakang pada waktu permulaan penyakit, tidak pada waktu gejala-gejala akut berlalu.Kadang-kadang perlu dimintakan bantuan.penderita secara aktif dalam pengambilan bahan pemeriksaan, misalnya pada pengambilan dahak (sputum) pagi. Dalam hal demikian perlu diberikan keterangan yang jelas pada penderita tersebut tentang cara pengambilan bahan yang dikehendaki.
Jumlah bahan pemeriksaan yang diambil harus cukup untuk dapat dipakai pada pemeriksaan yang dikehendaki. Bahan pemeriksaan harus diterima dalam suatu tempat steril yang yang dapat ditutup dengan baik dan tidak bocor. Hal ini penting untuk mencegah pencemaran bahan pemeriksaan itu sendiri dan untuk melindungi orang-orang yang mengerjakan bahan-bahan tersebut daripada kontak kuman patogen. Orang-orang yang mengerjakan bahan pemeriksaan yang mengandung kuman patogen harus ingat akan bahaya infeksi bila kurang hati-hati.
Bahan pemeriksaan dari klinik harus segera dikirim ke laboratorium untuk mendapatkan basil yang dapat dipercaya. Bila bahan pemeriksaan disimpan terlalu lama tentu saja kemungkinan mendapatkan basil positif makin berkurang. Misalnya bahan tinja yang mengandung Shigella, bila disimpan terlalu lama di rumah sakit sebelum dibawa ke laboratorium, akan menyulitkan pengasingan Shigella tersebut karena terdesak oleh pertumbuhan kuman-kuman komensal.



BAB II
PEMBAHASAN


Pengambilan bahan atau cairan otak dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk melakukan tindakan terapi, kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberi petunjuk kearah sesuatu penyakit susunan saraf pusat, baik yang mendadak maupun yang menahun dan berguna pula setelah terjadi trauma.
Cairan otak biasanya diperoleh dengan malakukan pungsi kedalam cavum subarachnoidale bagian lumbal. Selain disitu dapat dilakukan juga fungsi suboccipital ke dalam cicterna makna atau fungsi ventrikel, sesuai dengan indikasi klinik.
Jumlah cairan yang diambil  dengan fungsi harus disesuaikan dengan jenis-jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dengan cairan itu: untuk melakukan bermacam-macam pemeriksaan jarang diperlukan lebih dari 15 ml, cairan otak dapat diperiksa dengan cara – cara makroskopi, mikroskopi, kimia, bakteriologi dan serologi. Cara menampung bahan ini hendaknya disesuaikan pula dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dan dengan persangkaan macam penyakit.
a.      Persiapan dan Pengambilan Awal Bahan Pemeriksaan
Bahan pemeriksaan yang diambil dari berbagai bagian tubuh mempunyai tujuan 2 macam :
Memperkirakan organisme komensal yang umum ditemukan dan mikroorganisme patogen yang paling penting di dalam berbagai bahan pemeriksaan dari tiap-tiap bagian tubuh.
Memperkirakan tehnik rutin dasar untuk pengambilan dan pemeriksaan awal bahan pemeriksaan.
  1. Bahan Pemeriksaan Darah
Darah dalam keadaan normal tidak mengandung jasad renik.Biasanya jasad renik yang ditemukan dalam darah berasal dari luar tubuh atau dari bagian-bagian tubuh lain. Pencemaran jasad renik dalam darah terutama berasal dari kulit, karena itu pengambilan bahan pemeriksaan darah harus didahului dengan membersihkan kulit dengan baik.
  1. Bahan Pemeriksaan Otak-Sum-Sum Tulang Belakang
Pada infeksi selaput otak atau jaringan fungsional susunan saraf pusat, dalam waktu singkat akan timbul kerusakan-kerusakan yang menetap pada jaringan itu. Berdasarkan pertimbangan ini maka pada pemeriksaan cairan otak-sumsum tulang belakang perlu sekali diberikan hasil pemeriksaan selekas mungkin pada dokter yang  merawat penderita tersebut. Dalam hal ini pemeriksaan awal yang perlu dilakukan adalah berupa pemeriksaan sitologik, kimia dan sediaan langsung. Hasil pemeriksaan berupa jumlah gel, perhitungan jenis gel, konsentrasi glukosa dan protein, dan pemeriksaan sediaan sudah harus selesai dilakukan dalam waktu 30 menit setelah bahan pemeriksaan tiba di laboratorium.
  1. Bahan Pemeriksaan Air Kemih
Air kemih merupakan bahan pemeriksaan yang paling sering dibiakkan dalam laboratorium. Cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan ini tergantung pada keadaan penderita dan pada penyakit yang diderita. Infeksi pada pangkal saluran kemih akan menghasilkan pertumbuhan kuman di dalam kandung kemih. Selain dari mikroorganisme komensal kulit, air kemih biasanya steril.
  1. Bahan Pemeriksaan dari Selaput Lendir
Untuk pembiakan jasad renik dari selaput lendir, bahan pemeriksaan umumnya diperoleh dengan menggunakan usapan (swab). Cara ini dipergunakan untuk pengambilan exudat dan cairan-cairan dari hidung, tenggorokan, mata, telinga, lubang-lubang urogenital, rektum, luka-luka dan bekas operasi. Pengusap biasa dibuat dari sebatang lidi dengan kapas pada ujungnya. Sebelum digunakan, pengusap harus disterilkan dahulu. Ada yang berpendapat bahwa kapas mengandung asam lemak yang dapat menghambat pertumbuhan kuman dan untuk pengganti kapas dianjurkan menggunakan "calcium alginate" suatu serat yang dibuat dari asam "alginic". Salah satu sifat utama serat "calsium alginate" ialah kesanggupannya untuk larut dalam larutan. Bahan pengganti kapas yang lain ialah "dacron polyster". Bahan ini terutama baik untuk mendapatkan streptokokus grup A, meskipun jarak waktu pengambilan dan penanaman pada lempeng agar cukup lama, sampai beberapa hari.

b.      Prinsip Dasar Pengambilan ( BP )
Ada hal-hal yang menjadi prinsip dasar yang harus diperhatikan pada waktu pengambilan bahan untuk pemeriksaan mikrobiologis yaitu :
1.      Bahan pemeriksaan sebaiknya diambil sebelum diberikan pengobatan dengan antibiotika atau zat-zat antimikroba lain. Jika biakan diberikan dilakukan setelah pemberian terapi antibiotika, pemeriksaan laboratorium harus diberikan keterangan supaya dilakukan tindakan-tindakan untuk menghilangkan pengaruh antibiotika tersebut, misalnya penambahan penisilinase atau pengenceran bahan pemeriksaan.
2.      Bahan pemeriksaan harus diambil pada tempat yang diduga paling banyak mengandung organisme yang dituju dengan tingkat pencemaran yang paling sedikit. Hal ini terutama penting pada pengambilan bahan dari kelainan yang mengandung satfilokokus koagulasa positif.
3.      Faktor penting lainnya untuk keberhasilan pengasingan organisme penyebabnya ialah stadium penyakit pacta saat pengambilan bahan untuk biakan. Kuman enterik patogen berjumlah besar di dalam tinja pada stadium diare akut suatu infeksi usus dan pada saat inilah kuman paling mudah
4.      Bahan pemeriksan harus cukup jumlahnya sehingga dapat diperiksa lengkap, selain itu juga harus disimpan dalam wadah yang steril. Ada berbahaya bagi para pekerja laboratorium apabila dahak meleleh keluar wadahnya atau bila tempat pengasingan tinja ternyata bocor.
5.      Harus diatur agar bahan pemeriksaan dapat segera dikirimkan ke laboratorium. Seringkali Shigella sulit diasingkan dari bahan tinja yang disimpan terlalu lama dirumahsakit karena pertumbuhannya tertutup oleh pertumbuhan kuman komensal dan angka kematian Shigella yang makin tinggi.
6.      Laboratorium harus diberikan keterangan klinik yang cukup untuk mengarahkan para ahli mikrobiologi untuk memilih perbenihan dan cara- cara pemeriksaan yang paling sesuai. Penting sekali adanya kerjasama yang erat serta konsultasi yang sering antara dokter klinik, perwawat dan mikrobiologis.
7.      Untuk pengumpulan bahan pemeriksaan biakan kuman anaerob perlu tabung yang tertutup ganda yang diisi dengan gas karbonioksida dan nitrogen yang bebas oksigen. Bahan pemeriksaan (nanah, eairan tubuh atau bahan eairan lain) disuntikkan melalui tutup karet untuk menghindari kontak dengan udara.
Bahan pemeriksaan yang akan dikirim ke laboratorium harus disertakan surat pengantar yang mengandung hal-hal berikut :
Nama                                       : 
Rumah  sakit                             :
Umur                                        :
Bagian                                      :
Jenis kelamin                            : 
Dokter yang mengirim  :
Tanggal Pengambilan    :
Ket. Klinik tentang Pasien         :
Jenis bahan yang dikirim            :
Pem. Lab yang diminta :

c.       Wadah Bahan Pemeriksaan
Wadah yang dipakai harus steril dan bahan pemeriksaan harus segera dibiakkan. Selain wadah steril, dipakai pula kapas usap atau tangkai yang berujung kalsium alginat atau poliester. Bahan dari tenggorok, hidung, mata, telinga, luka pada saat operasi, uretra atau vagina diambil dengan menggunakan lidi kapas yang berada dalam tabling reaksi berukuran 20 x 150 nm. Setelah diambil dimasukkan dalam tabung kecil berisi tioglikolat untuk menghindarkan terjadinya pengeringan, lalu segera dikirim ke laboratorium.  
d.      Pengawet Jika Pemeriksaan ditunda
Dalam hal mendesak, dimana bahan pemeriksaan tidak dapat segera dikirimkan untuk dibiakkan, maka perlu perbenihan transpor. Perbenihan transpor memperpanjang masa hidup suatu mikroorganisme misalnya perbenihan Stuart yang dapat mempertahankan pH yang sesuai dan menengah dehidrasi sekret yang diambil selama pengiriman serta oksidasi dan perusakan diri secara enzimatis pada kuman-kuman patogen yang ada pada bahan pemeriksaan. Perbenihan transport "Cary & Blair dipergunakan untuk tinja yang akan diperiksa terhadap adanya Salmonella, Shigella Vibrio dan lain-lain. Untuk biakan anaerob dipakai tabung tertutup ganda yang diisi dengan gas karbondioksida atau nitrogen yang bebas oksigen untuk menaruh bahan pemeriksaan dan mengirimkannya ke laboratorium.
Beberapa kuman seperti meningokokus pada cairan otak, sangat peka terhadap suhu rendah dan perlu segera dibiakkan. Sebaliknya bahan-bahan pemeriksaan yang diperkirakan mengandung sangat banyak kuman dapat disimpan pada 4°C dilemari pendingin selama beberapa jam sebelum dibiakkan, jika tidak dapat dibiakkan segera misalnya air kemih, tinja dan lain-lain. Pendinginan ini akan menahan daya hidup kebanyakan kuman patogen dan juga menahan perkembangbiakan kuman lain.
Jika bahan pemeriksaan akan dikirimkan melalui pos, wadahnya harus ditutup rapat sedemikian rupa untuk mencegah kebocoran dan bagian luarnya harus diberi tanda "Bahan Pemeriksaan Mikrobiologis clan Perlakuan dengan Hati-hati".

 


DAFTAR PUSTAKA

Bailey, W.R. and SCOIT, E.G., Diagnostic Microbiology, Third.Ed., Yung Mei Publishing., Taipei 1970.
 Blair, J.E., Lennette, E.H. and Truant, j.P., Manual of Clinical Microbiology, Williams and Wilkins Co., Baltimore, 1970.
 Burdon, K.L., Textbook of Microbiology, 4th Edition, The Mac Millan Co., New York 1958
 Gerard Bonang, Enggar S Koeswardono, Microbiologi Kedokteran Untuk Laboratorium dan Klinik. PT Gramedia 1982
 Gan, K.L., Gani, K.S., and Suharto, A new and simple method for sending non-freeze dried influenzae isolates by mail without refrigeration, American review of Respiratory desease, Volume 101, 1970.
 Gupte S, Microbilogy Dasar, Edisi ketiga , Binarupa Aksara 1990
 Jawet, Melnick & Adelberg : Microbiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC,1996.
 Salle, A.J., Fundation Principles of Bacteriology, fifth edition, Mc Graw-HillBook Company Inc., New York, 1961


Share

Related Posts



0 komentar:

Cari Skripsi | Artikel | Makalah | Panduan Bisnis Internet Disini

Custom Search
 

Mybloglog

blogcatalog

Alphainventions.com

Followers

TUGAS KAMPUS Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template