SKRIPSI
PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK PRIA DAN WANITA TERHADAP ISU-ISU YANG BERKAITAN DENGAN AKUNTAN PUBLIK WANITA
ABSTRAKSI
Perbedaan jenis kelamin dalam lingkup pekerjaan kadang-kadang memberikan diskriminasi perlakuan yang berbeda baik terhadap hasil kerja maupun sistem penggajian dan faktor lainnya. Beberapa peneliti melakukan penelitian yang berfokus pada akuntan publik pria dan wanita. Isu-isu mengenai akuntan wanita yang berprofesi sebagai akuntan publik, sebenarnya tidak terlepas dari masalah gender. Sejarah perbedaan gender antara pria dan wanita terjadi melalui proses yang cukup panjang. Oleh karena itu terbentuknya perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksikan secara sosial, kultural, melalui ajaran keagamaan oleh negara. Perbedaan gender sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun yang menjadi persoalan ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan baik bagi kaum pria dan wanita.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perbedaan persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap isu – isu yang berkaitan dengan akuntan publik wanita. Isu – isu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesempatan, perlakuan, penerimaan, komitmen dan akomodasi khusus.
Data dalam penelitian ini merupakan data kuesioner. Sebanyak 53 orang yang digunakan sebagai sampel dengan komposisi 30 orang akuntan publik pria dan 23 orang akuntan publik wanita. Analisis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Man - Whitney U dan sebelum uji hipotesis telah dilakukan uji validitas menggunakan uji r product momen dan uji reliabilitas menggunakan cronbach Alpha.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik pria dengan persepsi akuntan publik wanita terhadap isu perlakuan, penerimaan, komitmen serta akomodasi khusus. Hal ini terlihat dari hasil uji beda Man – Whitney U test kolom asymp. Sig sebesar 0.127 untuk perlakuan, sebesar 0.090 untuk Penerimaan, sebesar 0,233 untuk komitmen, serta sebesar 0,328 untuk akomodasi khusus sehingga hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara pesepsi akuntan publik pria dan wanita untuk perlakuan, penerimaan, komitmen, dan akomodasi khusus ditolak..Akan tetapi terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik pria dengan persepsi akuntan publik wanita terhadap isu kesempatan yang hasilnya sebesar 0,031 sehingga hal ini menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan wanita terhadap kesempatan bagi akuntan publik wanita diterima.
Kata kunci : Persepsi terhadap isu, gender, Akuntan publik wanita.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbedaan jenis kelamin dalam lingkup pekerjaan kadang-kadang memberikan diskriminasi perlakuan yang berbeda baik terhadap hasil kerja maupun sistem penggajian dan faktor lainnya. Beberapa peneliti melakukan penelitian yang berfokus pada akuntan publik wanita dan pria. Perbedaan yang muncul adalah perbedaan aspek dan perhatian.
Praktik akutansi publik telah lama menjadi perhatian dan penelitian-penelitian substansial yang berfokus pada isu-isu mengenai akuntan publik wanita. Hal ini dikarenakan selama 20 tahun terakhir, jumlah wanita yang memasuki profesi akuntan publik telah meningkat secara drastis Trapp et al.(1989) dalam Yvonne (2004). Isu-isu mengenai akuntan wanita yang berprofesi sebagai akuntan publik, sebenarnya tidak terlepas dari masalah gender. Sejarah perjalanan wanita di bidang akuntansi merefleksikan suatu perjuangan panjang untuk mengatasi penghalang-penghalang dan batasan yang diciptakan oleh struktur sosial yang kaku, diskriminasi, pembedaan gender, ketidaksamaan konsep, dan konflik antara rumah tangga dan karir (Ried et al., 1987 dalam Yvonne (2004)).
Gender harus dibedakan dari pengertian dan batasan seks (Fakih,1996) dalam Ayu (1999). Pemahaman dan pembedaan terhadap jenis kelamin sangatlah diperlukan dalam melakukan analisis untuk memahami persoalan-persolan ketidakadilan sosial yang menimpa wanita. Hal ini disebabkan karena ada kaitan yang erat antara perbedaan gender (gender differences) dan ketidakadilan gender (gender inequalities) serta kaitannya terhadap ketidakadilan gender dengan struktur ketidakadilan masyarakat secara luas.
Terminologi jenis kelamin mengacu pada status reproduktif dan individual seseorang sebagai pria atau wanita atas dasar genital. Sedangkan gender mengacu pada status legal, sosial dan individual seseorang sebagai pria atau wanita, atau campuran dari keduanya, atas dasar kriteria perilaku fisik. Istilah penting lain yang berkaitan dengan gender adalah stereotip peran gender atau gender role stereotypeI, yaitu keyakinan mengenai karakteristik yang dianggap benar tentang pria dan wanita (Eccles and Hoffman, 1984) dalam Ayu (1999).
Sejarah perbedaan gender antara pria dan wanita terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu terbentukya perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial, kultural, melalui ajaran keagamaan bahkan oleh Negara. Perbedaan gender sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun, yang menjadi persoalan, ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagi pria maupun wanita. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur di mana baik kaum pria dan wanita menjadi korban dari sistem tersebut. Ketidakadilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni: marginalisasi, proses pemiskinan ekonomi, subordinasi dalam pengambilan keputusan, stereotyping dan diskriminasi, pelabelan negatif, kekerasan (violence), bekerja lebih panjang dan memikul beban ganda ( Fakih, 1999 dalam Ayu,1999).
Isu mengenai pengaruh gender merebak dan meningkat di lingkungan kerja ketika terjadi perubahan komposisi pekerjaan berdasarkan jenis kelamin di perusahaan. Perubahan komposisi pekerjaan di lingkungan kerja mendorong para manajer untuk mempertimbangkan strategi dalam mengelola pengaruh gender terhadap kinerja personal (Abdurahim, 2000). Sejak tahun 1970-an, komposisi pegawai wanita di lingkungan pekerjaan menunjukkan perkembangan. Pegawai wanita telah banyak menunjukkan keberhasilannya dalam mengkombinasikan antara karir dan keluarga serta memasuki karir profesional pada lingkungan perusahaan didominasi oleh pria seperti profesi akuntan publik, hukum, industri dan perdagangan. Selanjutnya dalam penelitiannya dikatakan bahwa sampai sekarang para pekerja wanita belum menunjukkan keberhasilannya dalam menempati jabatan puncak dalam perusahaan.
Di Indonesia sendiri masuknya wanita di pasar kerja pada saat ini menunjukkan jumlah yang semakin besar, demikian dengan kecendrungan semakin banyaknya wanita karir (Susanne, 2003). Sementara itu, Hasibuan (1996) dalam Yvonne (2004) menyatakan bahwa meskipun partisipasi wanita dalam pasar kerja di Indonesia meningkat secara signifikan namun demikian masih ada diskriminasi dan menjadi masalah besar terhadap pekerja wanita.
Bidang akuntansi publik juga merupakan salah satu bidang yang tidak terlepas dari diskriminasi gender. Dalam suatu studi yang dilakukan oleh Walkup dan Fenzau (1980) dalam Yvonne (2004) dikatakan bahwa 41% dari responden yang mereka teliti yaitu para akuntan publik, merasakan adanya bentuk-bentuk diskriminasi yang telah mempengaruhi karir mereka. Sebaliknya, hanya 21% dari responden yang masih dipekerjakan dalam profesi ini, yang merasakan adanya diskriminasi.
Dalam penelitian ini indikator yang diamati dengan menggunakan kuesioner bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai persepsi akuntan publik pria dan wanita terhadap isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik wanita dengan menggunakan akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Yogyakarta. Ketertarikan peneliti memilih kota Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena penelitian sejenis sudah banyak dilakukan untuk daerah Semarang sehingga peneliti mencoba melakukan penelitian yang sama untuk daerah Yogyakarta. Selain itu, banyaknya jumlah perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan yang membutuhkan akuntan publik yang dapat memberikan jasa layanan audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis maka diperlukan keterlibatan akuntan publik yang banyak pula. Sehingga perilaku gender akuntan publik pria dan wanita sangat mempengaruhi persepsi akuntan publik pria dan wanita terhadap isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik wanita. Kantor Akuntan Publik sebagai obyek penelitian yang berada di wilayah Yogyakarta sebanyak 10 Kantor Akuntan Publik sehingga sudah mencukupi dan layak untuk digunakan dalam penelitian. Dengan jumlah Kantor Akuntan Publik yang tentunya mempunyai jumlah akuntan publik yang cukup banyak dapat mengakibatkan variasi permasalahan yang mungkin akan muncul pada suatu organisasi. Dengan demikian dapat diketahui pendapat responden mengenai persepsi akuntan publik pria dan wanita terhadap isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik wanita.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis mengambil judul: “ PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK PRIA DAN WANITA TERHADAP ISU-ISU YANG BERKAITAN DENGAN AKUNTAN PUBLIK WANITA “
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap kesempatan bagi akuntan publik wanita?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap perlakuan yang diterima oleh akuntan publik wanita?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap penerimaan bagi akuntan publik wanita?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap komitmen akuntan publik wanita?
5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap akomodasi khusus bagi akuntan publik wanita?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap kesempatan bagi akuntan publik wanita .
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan yang antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap perlakuan yang diterima oleh akuntan publik wanita.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap penerimaan bagi akuntan publik wanita.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap komitmen akuntan publik wanita.
5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap akomodasi khusus kesempatan bagi akuntan publik wanita.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Manajemen
Diharapkan adanya perilaku dan kebijakan positif yang mempertimbangkan isu-isu sensitif mengenai wanita di bidang akuntansi publik dapat dilakukan bila mereka memahami persepsi staf akuntan publik pria dan wanita mengenai isu-isu tersebut.
2. Bagi Pihak Profesi
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasannya di dalam pengembangan sumber daya manusia yang ada, dikarenakan profesi akuntan publik adalah suatu profesi yang dinamis, sehingga dengan adanya informasi yang telah di terima mengenai persepsi terhadap isu-isu yang berkaitan dengan wanita di profesi ini, diharapkan mampu memperkaya wawasan dan sudut pandang profesi, terutama yang berkaitan dengan akuntan publik wanita.
3. Bagi Kantor Akuntan Publik
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai input atau masukan mengenai persepsi para auditor, baik pria dan wanita terhadap isu-isu yang berkaitan dengan auditor wanita yang nantinya akan mempengaruhi motivasi dan produktifitas kerja.
4. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Penelitian ini mempunyai kegunaan teoritis sebagai referensi pada penelitian yang sejenis, dan dapat mendorong dilakukannya penelitian serupa di masa datang yang diharapkan dapat memperbaiki penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dan pendapat-pendapat para ahli berkaitan dengan topik yang diteliti sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian. Landasan teori dan pendapat-pendapat tersebut diambil dari berbagai literatur maupun artikel yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain landasan teori dibahas juga tentang kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, analisis data dan hasil penelitian tentang obyek penelitian sesuai dengan masalah yang diidentifikasi, analisis permasalahan serta pembahasan masalah berdasarkan data yang tersedia.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan serta saran yang dapat dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, 1991, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Ayu Chairina Laksmi dan Nur Indriantoro, 1999. “Persepsi Akuntan Publik Pria Dan Wanita Tterhadap Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Akuntan Publik Wanita”, SNA II IAI-KAPd, Universitas Brawijaya.
Mulyadi, 2002, Auditing Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.
Yvonne Augustine S, 2004, “Persepsi Akuntan Publik Pria Dan Wanita Terhadap Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Akuntan Publik Wanita”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol. 4 No.2, Universitas Trisakti.
Ruchyat Kokasih, 1982, Auditing Prinsip dan Prosedur Buku 1, Ananda, Yogyakarta.
Sri Trisnaningsih , 2004, “Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Segi Gender”, Jurnal Riset Akuntansi Indoneia Vol 7 No.1, Universitas Pembangunan Nasional, Jawa Timur.
Robbins, Stephen P, 1998. “Perilaku Oeganisasi”, Prenhallindo, Jakarta.
Winarna, Jaka dan Ninuk Retnowati, 2003. “Persepsi Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia” Simposium Nasional Akuntansi VI, hal 839-847.
http://www.infoskripsi.com/Article/ Pengertian-persepsi.html.
Sumiarni, Endang , 2004. Jender dan Feminisme. Penerbit Wonderful Publishing Company, Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kantor_Akuntan_Publik
Gozhali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Undip, Semarang.
Stanislaus S. Uyanto, 2006. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Graha Ilmu, Yogyakarta
Donald R. Cooper dan William Emory, 1998. Metode Penelitian Bisnis Edisi kelima, Erlangga, Jakarta
Download File dibawah ini:
Download File
Data dalam penelitian ini merupakan data kuesioner. Sebanyak 53 orang yang digunakan sebagai sampel dengan komposisi 30 orang akuntan publik pria dan 23 orang akuntan publik wanita. Analisis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Man - Whitney U dan sebelum uji hipotesis telah dilakukan uji validitas menggunakan uji r product momen dan uji reliabilitas menggunakan cronbach Alpha.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik pria dengan persepsi akuntan publik wanita terhadap isu perlakuan, penerimaan, komitmen serta akomodasi khusus. Hal ini terlihat dari hasil uji beda Man – Whitney U test kolom asymp. Sig sebesar 0.127 untuk perlakuan, sebesar 0.090 untuk Penerimaan, sebesar 0,233 untuk komitmen, serta sebesar 0,328 untuk akomodasi khusus sehingga hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara pesepsi akuntan publik pria dan wanita untuk perlakuan, penerimaan, komitmen, dan akomodasi khusus ditolak..Akan tetapi terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik pria dengan persepsi akuntan publik wanita terhadap isu kesempatan yang hasilnya sebesar 0,031 sehingga hal ini menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan wanita terhadap kesempatan bagi akuntan publik wanita diterima.
Kata kunci : Persepsi terhadap isu, gender, Akuntan publik wanita.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbedaan jenis kelamin dalam lingkup pekerjaan kadang-kadang memberikan diskriminasi perlakuan yang berbeda baik terhadap hasil kerja maupun sistem penggajian dan faktor lainnya. Beberapa peneliti melakukan penelitian yang berfokus pada akuntan publik wanita dan pria. Perbedaan yang muncul adalah perbedaan aspek dan perhatian.
Praktik akutansi publik telah lama menjadi perhatian dan penelitian-penelitian substansial yang berfokus pada isu-isu mengenai akuntan publik wanita. Hal ini dikarenakan selama 20 tahun terakhir, jumlah wanita yang memasuki profesi akuntan publik telah meningkat secara drastis Trapp et al.(1989) dalam Yvonne (2004). Isu-isu mengenai akuntan wanita yang berprofesi sebagai akuntan publik, sebenarnya tidak terlepas dari masalah gender. Sejarah perjalanan wanita di bidang akuntansi merefleksikan suatu perjuangan panjang untuk mengatasi penghalang-penghalang dan batasan yang diciptakan oleh struktur sosial yang kaku, diskriminasi, pembedaan gender, ketidaksamaan konsep, dan konflik antara rumah tangga dan karir (Ried et al., 1987 dalam Yvonne (2004)).
Gender harus dibedakan dari pengertian dan batasan seks (Fakih,1996) dalam Ayu (1999). Pemahaman dan pembedaan terhadap jenis kelamin sangatlah diperlukan dalam melakukan analisis untuk memahami persoalan-persolan ketidakadilan sosial yang menimpa wanita. Hal ini disebabkan karena ada kaitan yang erat antara perbedaan gender (gender differences) dan ketidakadilan gender (gender inequalities) serta kaitannya terhadap ketidakadilan gender dengan struktur ketidakadilan masyarakat secara luas.
Terminologi jenis kelamin mengacu pada status reproduktif dan individual seseorang sebagai pria atau wanita atas dasar genital. Sedangkan gender mengacu pada status legal, sosial dan individual seseorang sebagai pria atau wanita, atau campuran dari keduanya, atas dasar kriteria perilaku fisik. Istilah penting lain yang berkaitan dengan gender adalah stereotip peran gender atau gender role stereotypeI, yaitu keyakinan mengenai karakteristik yang dianggap benar tentang pria dan wanita (Eccles and Hoffman, 1984) dalam Ayu (1999).
Sejarah perbedaan gender antara pria dan wanita terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu terbentukya perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial, kultural, melalui ajaran keagamaan bahkan oleh Negara. Perbedaan gender sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun, yang menjadi persoalan, ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagi pria maupun wanita. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur di mana baik kaum pria dan wanita menjadi korban dari sistem tersebut. Ketidakadilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni: marginalisasi, proses pemiskinan ekonomi, subordinasi dalam pengambilan keputusan, stereotyping dan diskriminasi, pelabelan negatif, kekerasan (violence), bekerja lebih panjang dan memikul beban ganda ( Fakih, 1999 dalam Ayu,1999).
Isu mengenai pengaruh gender merebak dan meningkat di lingkungan kerja ketika terjadi perubahan komposisi pekerjaan berdasarkan jenis kelamin di perusahaan. Perubahan komposisi pekerjaan di lingkungan kerja mendorong para manajer untuk mempertimbangkan strategi dalam mengelola pengaruh gender terhadap kinerja personal (Abdurahim, 2000). Sejak tahun 1970-an, komposisi pegawai wanita di lingkungan pekerjaan menunjukkan perkembangan. Pegawai wanita telah banyak menunjukkan keberhasilannya dalam mengkombinasikan antara karir dan keluarga serta memasuki karir profesional pada lingkungan perusahaan didominasi oleh pria seperti profesi akuntan publik, hukum, industri dan perdagangan. Selanjutnya dalam penelitiannya dikatakan bahwa sampai sekarang para pekerja wanita belum menunjukkan keberhasilannya dalam menempati jabatan puncak dalam perusahaan.
Di Indonesia sendiri masuknya wanita di pasar kerja pada saat ini menunjukkan jumlah yang semakin besar, demikian dengan kecendrungan semakin banyaknya wanita karir (Susanne, 2003). Sementara itu, Hasibuan (1996) dalam Yvonne (2004) menyatakan bahwa meskipun partisipasi wanita dalam pasar kerja di Indonesia meningkat secara signifikan namun demikian masih ada diskriminasi dan menjadi masalah besar terhadap pekerja wanita.
Bidang akuntansi publik juga merupakan salah satu bidang yang tidak terlepas dari diskriminasi gender. Dalam suatu studi yang dilakukan oleh Walkup dan Fenzau (1980) dalam Yvonne (2004) dikatakan bahwa 41% dari responden yang mereka teliti yaitu para akuntan publik, merasakan adanya bentuk-bentuk diskriminasi yang telah mempengaruhi karir mereka. Sebaliknya, hanya 21% dari responden yang masih dipekerjakan dalam profesi ini, yang merasakan adanya diskriminasi.
Dalam penelitian ini indikator yang diamati dengan menggunakan kuesioner bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai persepsi akuntan publik pria dan wanita terhadap isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik wanita dengan menggunakan akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Yogyakarta. Ketertarikan peneliti memilih kota Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena penelitian sejenis sudah banyak dilakukan untuk daerah Semarang sehingga peneliti mencoba melakukan penelitian yang sama untuk daerah Yogyakarta. Selain itu, banyaknya jumlah perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan yang membutuhkan akuntan publik yang dapat memberikan jasa layanan audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis maka diperlukan keterlibatan akuntan publik yang banyak pula. Sehingga perilaku gender akuntan publik pria dan wanita sangat mempengaruhi persepsi akuntan publik pria dan wanita terhadap isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik wanita. Kantor Akuntan Publik sebagai obyek penelitian yang berada di wilayah Yogyakarta sebanyak 10 Kantor Akuntan Publik sehingga sudah mencukupi dan layak untuk digunakan dalam penelitian. Dengan jumlah Kantor Akuntan Publik yang tentunya mempunyai jumlah akuntan publik yang cukup banyak dapat mengakibatkan variasi permasalahan yang mungkin akan muncul pada suatu organisasi. Dengan demikian dapat diketahui pendapat responden mengenai persepsi akuntan publik pria dan wanita terhadap isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik wanita.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis mengambil judul: “ PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK PRIA DAN WANITA TERHADAP ISU-ISU YANG BERKAITAN DENGAN AKUNTAN PUBLIK WANITA “
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap kesempatan bagi akuntan publik wanita?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap perlakuan yang diterima oleh akuntan publik wanita?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap penerimaan bagi akuntan publik wanita?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap komitmen akuntan publik wanita?
5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap akomodasi khusus bagi akuntan publik wanita?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap kesempatan bagi akuntan publik wanita .
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan yang antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap perlakuan yang diterima oleh akuntan publik wanita.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap penerimaan bagi akuntan publik wanita.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap komitmen akuntan publik wanita.
5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan publik pria dan persepsi akuntan publik wanita terhadap akomodasi khusus kesempatan bagi akuntan publik wanita.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Manajemen
Diharapkan adanya perilaku dan kebijakan positif yang mempertimbangkan isu-isu sensitif mengenai wanita di bidang akuntansi publik dapat dilakukan bila mereka memahami persepsi staf akuntan publik pria dan wanita mengenai isu-isu tersebut.
2. Bagi Pihak Profesi
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasannya di dalam pengembangan sumber daya manusia yang ada, dikarenakan profesi akuntan publik adalah suatu profesi yang dinamis, sehingga dengan adanya informasi yang telah di terima mengenai persepsi terhadap isu-isu yang berkaitan dengan wanita di profesi ini, diharapkan mampu memperkaya wawasan dan sudut pandang profesi, terutama yang berkaitan dengan akuntan publik wanita.
3. Bagi Kantor Akuntan Publik
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai input atau masukan mengenai persepsi para auditor, baik pria dan wanita terhadap isu-isu yang berkaitan dengan auditor wanita yang nantinya akan mempengaruhi motivasi dan produktifitas kerja.
4. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Penelitian ini mempunyai kegunaan teoritis sebagai referensi pada penelitian yang sejenis, dan dapat mendorong dilakukannya penelitian serupa di masa datang yang diharapkan dapat memperbaiki penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dan pendapat-pendapat para ahli berkaitan dengan topik yang diteliti sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian. Landasan teori dan pendapat-pendapat tersebut diambil dari berbagai literatur maupun artikel yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain landasan teori dibahas juga tentang kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, analisis data dan hasil penelitian tentang obyek penelitian sesuai dengan masalah yang diidentifikasi, analisis permasalahan serta pembahasan masalah berdasarkan data yang tersedia.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan serta saran yang dapat dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, 1991, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Ayu Chairina Laksmi dan Nur Indriantoro, 1999. “Persepsi Akuntan Publik Pria Dan Wanita Tterhadap Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Akuntan Publik Wanita”, SNA II IAI-KAPd, Universitas Brawijaya.
Mulyadi, 2002, Auditing Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.
Yvonne Augustine S, 2004, “Persepsi Akuntan Publik Pria Dan Wanita Terhadap Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Akuntan Publik Wanita”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol. 4 No.2, Universitas Trisakti.
Ruchyat Kokasih, 1982, Auditing Prinsip dan Prosedur Buku 1, Ananda, Yogyakarta.
Sri Trisnaningsih , 2004, “Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Segi Gender”, Jurnal Riset Akuntansi Indoneia Vol 7 No.1, Universitas Pembangunan Nasional, Jawa Timur.
Robbins, Stephen P, 1998. “Perilaku Oeganisasi”, Prenhallindo, Jakarta.
Winarna, Jaka dan Ninuk Retnowati, 2003. “Persepsi Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia” Simposium Nasional Akuntansi VI, hal 839-847.
http://www.infoskripsi.com/Article/ Pengertian-persepsi.html.
Sumiarni, Endang , 2004. Jender dan Feminisme. Penerbit Wonderful Publishing Company, Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kantor_Akuntan_Publik
Gozhali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Undip, Semarang.
Stanislaus S. Uyanto, 2006. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Graha Ilmu, Yogyakarta
Donald R. Cooper dan William Emory, 1998. Metode Penelitian Bisnis Edisi kelima, Erlangga, Jakarta
Download File dibawah ini:
Download File
0 komentar:
Post a Comment