download makalah, skripsi, tesis dll. | TUGAS KAMPUS

Forum MT5 (1 Post = 0.2$ )

download makalah, skripsi, tesis dll.

download makalah, skripsi, tesis dll.


SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA TK MELALUI METODE BERNYANYI HURUF DAN KATA

Posted: 10 Jun 2012 04:23 AM PDT



(KODE : PG-PAUD-0017) : SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA TK MELALUI METODE BERNYANYI HURUF DAN KATA




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia, khususnya Taman Kanak-kanak telah diselenggarakan sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia. Pada jenjang ini, anak usia empat - lima atau enam tahun mendapat tempat untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam berbagai bentuk kegiatan belajar sambil bermain. Bentuk kegiatan ini diwujudkan dalam berbagai ekspresi diri secara kreatif (Jamaris, 2005 : 3). Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam perkembangan kehidupan anak.
Masa-masa emas inilah merupakan masa pendidikan bagi anak, sebagaimana tertulis dalam pasal 1 Butir 14 Undang -Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa :
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.
Solehuddin (1997 : 2-3), memandang bahwa pentingnya pendidikan prasekolah tidak perlu diragukan lagi. Baik para ahli maupun masyarakat umum lazimnya sudah mengakui akan betapa esensialnya pendidikan bagi anak usia prasekolah. Pedulinya para ahli pendidikan dan masyarakat terhadap pendidikan prasekolah adalah sesuatu yang berdasar. Berikut ini merupakan alasan utama yang mendukung kepedulian mereka terhadap pentingnya pendidikan prasekolah, yaitu :
1. Dilihat dari kedudukan usia prasekolah bagi perkembangan anak selanjutnya. Sejak lama banyak ahli yang memandang usia prasekolah atau balita sebagai fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu. Freud (Santrock & Yussen, 1992) misalnya, memandang usia balita sebagai masa terbentuknya kepribadian dasar individu. Santrock & Yussen (1992) juga menganggap usia prasekolah sebagai masa yang penuh dengan kejadian-kejadian penting dan unik (a highly eventful and unique period of life) yang meletakkan dasar bagi kehidupan seseorang di masa dewasa.
2. Mendukung pandangan para ahli tersebut, temuan Sperry, Hubel, dan Wiesel (Witdarmono, 1996) menjelaskan bahwa perkembangan potensi untuk masing-masing aspek memiliki keterbatasan waktu yang sebagian besar diantaranya terjadi pada masa usia dini. Batas kesempatan untuk perkembangan bahasa sampai sepuluh tahun, untuk matematika adalah sampai empat tahun, dan untuk musik 3-10 tahun.
3. Lebih lanjut, penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa konstruksi jaringan otak ternyata hanya akan hidup bila diprogramkan melalui berbagai rangsangan. Tanpa dirangsang atau dipergunakan, otak manusia tidak akan berkembang. Karena pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, maka rangsangan otak di usia dini ini menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi akan membuat otak itu tetap tertutup sehingga tidak dapat menerima program-program baru.
Ebbeck dalam (Masitoh, 2004 : 2.11) mengemukakan bahwa :
Anak mulai berkembang pesat pada usia 3-6 tahun, dimana pada usia tersebut anak mengalami masa pertumbuhan yang paling hebat sekaligus paling sibuk, memiliki keterampilan dan kemampuan walaupun belum sempurna atau disebut juga fase fundamental yang akan menentukan kehidupan anak dimasa yang akan datang.
Untuk meningkatkan kemampuan anak sesuai dengan tugas dan perkembangan anak seperti yang dikemukakan oleh Havigurst dalam (Riyanto Handoko, 2004 : IX) adalah belajar berbicara dan belajar mempersiapkan diri untuk membaca. Kemampuan-kemampuan akademik dasar di atas dapat dikembangkan dengan cara-cara yang tidak memaksa, bahkan sebaliknya dapat menyenangkan anak. Cara tersebut dapat diperoleh melalui bernyanyi, bermain dan bercerita.
Berdasarkan alasan-alasan yang telah dipaparkan, maka guru TK dan orangtua perlu mencermati aspek-aspek kepribadian yang ada dalam perkembangan anak, diantaranya aspek bahasa, aspek kecerdasan, aspek motorik, aspek sosial, dan aspek emosi (Kamtini & Tanjung, 2005). Kelima aspek tersebut dapat mempengaruhi pemikiran anak, dan ini sangat bergantung pada kemampuan setiap individu. Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan stimulasi yang baik dan tepat untuk mengoptimalkan aspek-aspek perkembangannya.
Salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi otak anak dengan baik adalah membaca. Membaca bukan sekedar bisa mengucapkan apa yang dibaca, tetapi juga perlu diperhatikan apakah anak mengerti apa yang dibaca. Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia. Selain itu, fungsi paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Semakin muda usia anak ketika dia belajar membaca, maka semakin mudah untuk lancar membaca. Mengenal kalimat dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan pemikiran anak, dan ini sangat tergantung pada kemampuan setiap individu (Olivia & Ariani, 2009 : xii).
Membaca dapat dikatakan kemampuan awal yang dilewati anak dalam proses menguasai keterampilan membaca secara menyeluruh. Membaca biasa dilakukan atau didapatkan oleh anak Taman Kanak-kanak yaitu sekitar 4-6 tahun. Anak-anak yang memperoleh keterampilan membaca akan lebih mudah menyerap informasi dan pengetahuan pada waktu-waktu selanjutnya dalam kehidupan anak itu sendiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Durkin dalam Dhieni (2007 : 5.3) yang menyatakan bahwa "tidak ada efek negatif pada anak-anak dari membaca dini. Anak-anak yang telah diajar membaca sebelum masuk sekolah dasar pada umumnya lebih maju di sekolah dari anak-anak yang belum pernah memperoleh membaca dini."
Kemudian Steinberg dalam Dhieni (2007 : 5.3) berpendapat serupa mengenai keuntungan mengajarkan anak membaca dini, yaitu :
a. Belajar membaca akan memenuhi rasa keingintahuan anak.
b. Situasi akrab dan informal di dalam rumah atau di sekolah (TK) merupakan faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar.
c. Anak-anak yang berusia dini pada umumnya sangat perasa dan mudah terkesan serta mudah diatur.
d. Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat.
Membaca dini adalah kemampuan membaca anak dalam merangkaikan huruf menjadi kata yang bermakna serta melancarkan teknik membaca pada anak-anak (Purwanto dalam Muthiani, 2007 : 7).
Ada 5 prinsip dalam pokok pengajaran membaca, yaitu :
a. Materi bacaan harus terdiri dari kata-kata, frosa dan kalimat.
b. Membaca, terutama harus didasarkan pada kemampuan memahami bahasan lisan dan bukan kemampuan berbicara.
c. Membaca bukan mengajarkan aspek-aspek bahasa atau konsep-konsep (tata bahasa).
d. Membaca tidak harus bergantung kepada pengajaran menulis.
e. Mengajarkan membaca harus menyenangkan bagi anak.
Melihat dan menimbang 5 prinsip membaca dini yang dikemukakan di atas, maka pembelajaran membaca pada anak Taman Kanak-kanak berbeda dengan pembelajaran membaca pada tingkat sekolah dasar. Pada anak Taman Kanak-kanak belum ditekankan pada aspek tata bahasa dan prosesnya melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Membaca pada dasarnya adalah kegiatan memaknai pesan yang tertuang dalam sebuah tulisan. Lebih jauh lagi membaca dapat dijabarkan sebagai keterampilan bahasa tulis yang bersifat represif juga mempakan kegiatan mengenali humf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya dan menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (Dhieni, 2007 : 5, 5)
Membaca adalah kegiatan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan membaca kita memperoleh berbagai macam ilmu pengetahuan. Semakin banyak ilmu yang didapat semakin luas pula wawasannya. Agar anak memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya, orangtua harus menemukan minat baca pada anak sedini mungkin. Dalam menumbuhkan minat baca anak sejak dini diperlukan metode yang baik agar hasil yang diperoleh memuaskan. Metode ini harus sesuai dengan kondisi anak, yaitu usia dan kemampuan anak.
Seperti diketahui masih banyak guru TK yang kurang memperhatikan kemampuan dan keterampilan dasar belajar membaca anak, sehingga dalam pelaksanaannya tidak optimal dengan menggunakan beberapa metode yang biasa digunakan di TK, seperti bercerita, pemberian tugas, praktek langsung, tanya jawab, deklamasi, peragaan, karyawisata, demonstrasi dan bermain peran. Rifa'at (Tantranurandi, 2008 : 24) mengungkapkan bahwa metode belajar yang digunakan seorang guru harus sesuai dengan kebutuhan belajar siswanya. Satibi (2005) pun berpendapat bahwa metode bernyanyi ialah suatu metode yang melakukan pendekatan pembelajaran secara nyata yang mampu membuat anak senang dan gembira melalui ungkapan kata dan nada.
Mengacu pada beberapa metode yang telah diuraikan di atas, salah satu metode yang sangat erat kaitannya dengan anak yaitu metode bernyanyi. Ruswandi (2004) berpendapat bahwa bernyanyi bagi anak mempakan kegiatan yang menggunakan instmmen suara yang dapat menambah wawasannya mengenai hal-hal yang belum ia ketahui. Anak-anak akan banyak memperoleh kata-kata baru sehingga dapat memperkaya perbendaharaan kata mereka dan lebih terampil dalam menggunakannya.
Anak usia TK pada umumnya senang bernyanyi atau diajak bernyanyi, bahkan kegiatan awal anak masuk TK pun banyak dilakukan menyanyi bersama-sama, maka akan sangat tepat bila dalam mengembangkan kemampuan membaca dini anak menggunakan metode bernyanyi huruf dan kata.
Berpijak dari uraian tadi, seyogyanya mengajarkan nyanyian pada anak bukan sekedar menambah perbendaharaan lagu, lebih dari itu membantu anak untuk mengembangkan bahasanya, meletakkan dasar untuk perkembangan anak selanjutnya khusunya pada kemampuan membaca dini. Dengan demikian, memilih nyanyian yang tepat dan bermakna bagi anak adalah sangat penting.
Sebagaimana Masitoh (2004), mengatakan bahwa dengan bernyanyi akan menambah perbendaharaan kata anak melalui kata-kata dari nyanyian anak. Suhartono (2005), mengatakan :
Untuk mengembangkan bahasa anak dapat diawali dengan melakukan pengenalan bunyi-bunyi bahasa, mulai dari bunyi bahasa yang mudah diucapkan dilanjutkan ke bunyi bahasa yang sulit. Pengenalan dapat dilakukan secara bertahap dari peniruan bunyi vokal, dilanjutkan dengan peniruan bunyi konsonan.
Beberapa kemampuan-kemampuan mendasar yang dapat ditingkatkan melalui nyanyian/musik ialah kemampuan mendengar, kemampuan meragakan dan kemampuan beraktifitas. Kemampuan mendengar tumbuh melalui ungkapan pikiran atau pesan nyanyian melalui nada. Kemampuan meragakan berkembang melalui kegiatan bernyanyi dan bermain musik. Kemampuan kreatif muncul melalui ekspresi nyanyian dengan gerak, permainan musik yang sifatnya kreatif.
Melihat dari fenomena yang terjadi di lapangan khususnya di Kelompok A TK X, proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca anak kurang variatif dan menyenangkan sehingga anak terlihat kurang merespon, karena dalam meningkatkan kemampuan membaca anak lebih menggunakan metode membaca langsung. Kondisi seperti ini dirasakan kurang menyenangkan, karena anak usia TK pada umumnya senang bernyanyi dan diajak bernyanyi.
Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan kemampuan membaca dini anak usia Taman Kanak-kanak melalui metode bernyanyi huruf dan kata. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mengajukan judul "Peningkatan Kemampuan Membaca Dini Anak Usia Taman Kanak-Kanak Melalui Bernyanyi Metode Huruf dan Kata ."

B. Rumusan Masalah
Permasalahan utama dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan "Apakah metode bernyanyi huruf dan kata dapat meningkatkan kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X ?". Permasalahan tersebut diuraikan ke dalam bentuk rincian pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X sebelum menggunakan metode bernyanyi huruf dan kata ?
2. Bagaimana kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X setelah menggunakan metode bernyanyi huruf dan kata ?
3. Apakah metode bernyanyi huruf dan kata dapat meningkatkan kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X ?".

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai Peningkatan kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X melalui metode bernyanyi huruf dan kata. Adapun secara lebih khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai Peningkatan kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X melalui metode bernyanyi huruf dan kata..
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X sebelum menggunakan metode bernyanyi huruf dan kata.
b. Untuk mengetahui kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X setelah menggunakan metode bernyanyi huruf dan kata.
c. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca dini anak Kelompok A di TK X melalui metode bernyanyi huruf dan kata.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak, diantaranya :
1. Manfaat Teoretis
Bagi bidang keilmuan pendidikan anak usia dini, dapat memberikan sumbangan ilmiah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa terutama dalam kemampuan membaca dini anak melalui penggunaan metode bernyanyi huruf dan kata.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam mengembangkan program pengembangan bahasa khususnya kemampuan membaca dini anak usia Taman Kanak-kanak melalui penggunaan metode bernyanyi huruf dan kata.
b. Bagi orang tua
Hasil temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para orangtua bahwa menyanyi bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dini anak.
c. Bagi guru dan pihak sekolah
Para guru dan pihak sekolah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk mengoptimalkan kegiatan menyanyi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca dini anak.

SKRIPSI PENGENALAN MINAT MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR

Posted: 10 Jun 2012 04:20 AM PDT



(KODE : PG-PAUD-0016) : SKRIPSI PENGENALAN MINAT MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Dunia modern ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbukuan. Peradaban manusia modern identik dengan peradaban buku, melalui buku kebudayaan manusia direkam, dilestarikan dan diteruskan ke generasi mendatang. Dunia kita memang benar adalah dunia buku.
Hampir semua orang yang melek huruf memerlukan buku. Sebagian orang memerlukan buku untuk memperlancar daya bacanya. Kaum terpelajar lainnya memerlukan buku, majalah dan koran-koran untuk menambah ilmu dan pengetahuan umumnya.
Minat baca berbanding lurus dengan kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang besar minat bacanya pastilah bangsa yang maju, mereka akan membaca di setiap kesempatan contohnya terlihat tidak hanya dalam perpustakaan umum dan pribadi tetapi juga di stasiun, kereta dan dalam perjalananpun mereka dapat membaca.
Apa sebenarnya yang diambil dari buku ? Jawabannya semua hal ada di dalam buku yaitu ilmu teknologi, kebudayaan, adat istiadat, nilai, sejarah, politik dan lain-lain. Siapa yang maju, pintar atau berlmu harus banyak membaca.
Membaca adalah gudang ilmu, ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menentukan hasil penggalian ilmu itu karena dapat kita katakan keterampilan membaca sangat dibutuhkan dalam dunia modern seperti sekarang ini, sebagaimana dikatakan dalam Tarigan dalam bukunya yang berjudul Membaca Ekspresif (1987) bahwa kemampuan membaca dengan baik merupakan prestasi seseorang yang paling berharga. Dunia kita merupakan dunia baca (Bond, Pinker dan Wasson, 1979 : 3). Semakin banyak kita membaca semakin banyak informasi yang kita peroleh dan banyak ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Di era globalisasi ini kemajuan IPTEK sudah semakin canggih, setiap orang mulai merasakan kecanggihan dan kenyamanan menggunakan berbagai macam teknologi itu, semakin meluasnya pemakaian media elektronik seperti radio, TV, perekam (tape recorder), komputer dan internet membuat orang lebih menyukai memperoleh informasi berita dan pengetahuan melalui media elektronik tersebut terutama televisi, orang lebih tertarik untuk menonton langsung atau mendengarkan cerita dari orang lain daripada harus membacanya sendiri, mereka beranggapan bahwa hal itu tidak praktis dan menyenangkan daripada haarus membaca buku.
Begitu pula anak, anak adalah individu yang unik mereka memiliki kemampuan dasar yang sangat menakjubkan untuk dikembangkan. Kemampuan dasar akan berkembang menjadi kemampuan potensial dan kemampuan riil. Apabila keunikan dan keberdayaan ini dihargai oleh orang-orang disekitarnya dan diberikan pengasuhan yang tepat. Pengasuhan yang dimaksud mencakup pemberian stimulasi edukatif (perangsangan pendidikan) yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pada dasarnya perkembangan yang mampu memberikan kesiapan kepada anak untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong usia berikutnya.
Setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama baik dewasa maupun anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu "Tiap- tiap warga negara berhak mendapat pengajaran". Hal ini sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 28 yang menyatakan termasuk anak-anak berhak mendapat pendidikan baik yang diselenggarakan di jalur formal, non formal dan informal.
Pada dasarnya usia 3-5 tahun adalah masa kritis dalam kehidupan seorang anak. Masa yang sangat menentukan perkembanngan anak selanjutnya karena masa ini adalah masa keemasan bagi anak dalam belajar, masa peka untuk meletakkan dasar-dasar perkembangan seluruh potensi anak harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal.
Diantara kemampuan-kemampuan anak yang harus dikembangkan salah satunya adalah menumbuhkan minat baca pada anak dimana membaca merupakan kecakapan fundamental anak yang paling penting yang akan selalu dipelajari. Membaca merupakan kesuksesan disekolah, di dunia kerja dan dalam kehidupan (Hainstock 2002 : 102). Pernyataan tersebut menunjukan bahwa tanpa latar belakang membaca yang baik, anak-anak akan mengalami kesulitan dimasa yng akan datang dan kesuksesan mereka dipertaruhkan.
Kemampuan membaca memang menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia. Oleh karena itu membaca dini perlu diberikan pada anak sebagai salah satu usaha untuk menumbuhkan minat baca dan kebiasaan membaca serta menanamkan cinta buku pada anak.
Seorang anak yang berminat terhadap membaca dapat terlihat dari tindakan anak dalam melakukan aktivitas membaca. Tindakan-tindakan tersebut misalnya dengan mengunjungi tempat sumber bacaan.
Setiap anak memiliki minat baca yang berbeda-beda tergantung dari kesempatan anak tersebut untuk melakukan aktivitas membaca. Bila anak memiliki kesempatan membaca yang sangat banyak, maka anak akan memilki kesempatan yang sangat besar untuk memilih bahan bacaan yang disenanginya. Setelah anak menentukan bahan bacaan yang disenanginya maka anak akan melakukan kegiatan membaca dengan kesadaran sendiri tanpa harus dipaksakan.
Ada dua faktor yang mempengaruhi minat membaca anak yaitu faktor yang ada dalam diri anak yang meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologi. Sedangkan faktor yang ada diluar diri anak yang meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan, jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, pengaruh orangtua, guru dan teman sebaya.
Untuk menumbuhkan minat baca pada anak, guru dan orangtua dalam pembelajarannya menggunakan beberapa media, salah satunya dengan media gambar.Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat sebab memberi penggambaran yang konkrit tentang masalah yang di gambarkannya. Gambar telah lama digunakan sebagai media untuk belajar dan mengajar serta dapat digunakan dengan efektif dan mudah. Gambar-gambar yang digunakan sebgai alat peraga dapat dikumpulkan dari majalah-majalah, surat kabar, kalender, buletin atau media-media informasi lainnya serta dapat juga dibuat oleh guru sendiri sebelum kegiatan belajar mengajar. Gambar-gambar yang diambil dari mass media (surat kabar, majalah, buletin) harus disesuaikan dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan pada anak.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1976 : 81-82) bahwa nilai gambar dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
- Gambar bersifat konkrit
- Gambar mengatasi batas ruang dan waktu
- Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia
- Gambar dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah
- Gambar mudah didapat dan dibuat
- Gambar mudah digunakan baik untuk individu maupun untuk kelompok.
Dalam penulisan ini penulis memfokuskan pada penggunaan media gambar sen karena gambar sen merupakan alat visual yang mudah didapat dan besar manfaatnya untuk merangsang anak belajar.
Sulaeman dalam Kunaefi menyatakan tentang pengertian gambar seri sebagai berikut : "Gambar merupakan salah satu bentuk media gambar yang memiliki suatu urutan tertentu yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dan dapat pula berbentuk suatu cerita tersusun. Media gambar berseri sangat cocok digunakan untuk membentuk fikiran yang teratur".
Secara teoritis pembelajaran membaca memang dapat dimulai sejak anak usia prasekolah. Pada usia ini anak sudah memiliki karakteristik perkembangan bahasa yang memungkinkannya untuk diberi pelajaran membaca oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana Pengenalan Minat Membaca Permulaan Pada Anak Usia Pra Sekolah Dengan Menggunakan Gambar.

B. Rumusan Masalah
Upaya meningkatkan minat membaca pada anak usia prasekolah dengan menggunakan media gambar, penulis menggunakan media ini dengan tujuan agar anak tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran, juga karena media ini mudah didapat dan tidak rumit dalam pembelajarannya. Oleh karena itu skripsi yang akan penulis susun berjudul "Pengenalan Minat Membaca Permulaan Pada Anak Usia Pra Sekolah Dengan Menggunakan Gambar".
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskannya sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari minat membaca pada anak usia prasekolah ?
2. Bagaimana gambaran minat membaca permulaan pada anak usia prasekolah saat ini dan minat membaca setelah dilakukan intervensi ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat membaca bagi anak usia prasekolah ?
4. Apakah penggunaan media gambar dapat menumbuhkan minat membaca pada anak usia prasekolah ?
5. Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca pada anak usia prasekolah melalui gambar ?
6. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh guru dalam menumbuhkan minat membaca pada anak usia prasekolah ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan guru dalam menumbuhkan minat membaca pada anak prasekolah.
b. Memperoleh data tentang berapa banyak anak yang berminat pada buku.
c. Strategi yang digunakan orangtua atau guru dalam menumbuhkan minat membaca pada anak usia prasekolah.
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak sebagai masukan bagi lembaga terkait dalam upaya peningkatan kualitas keterampilan di masa yang akan datang sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain sehingga timbul keinginan untuk meneliti lebih lanjut.
c. Sebagai pengalaman berharga dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan metodologi penelitian.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dalam proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak.

SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE BERCERITA DENGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK TK

Posted: 10 Jun 2012 04:19 AM PDT



(KODE : PG-PAUD-0015) : SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE BERCERITA DENGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK TK




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Bahasa merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain. Mustakim (2005 : 123) "Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, hal ini dimaksudkan bahwa semua pernyataan pikiran, perasaan, dan kehendak seseorang kepada orang lain menggunakan bahasa".
Kemampuan berbahasa menjadi sebuah kebutuhan bagi anak TK, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain lewat bahasa yang ia pelajari dari proses mendengar dan melihat sehingga mereka dapat mengenal bahasa dan mengucapkan bahasa tersebut.
Menurut Depdiknas (2003 : 105) fungsi pengembangan bahasa bagi anak TK adalah : (a) Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan. (b) Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak. (c) Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak. (d) Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.
Terkait bahwa bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan, maka perkembangan bahasa sejalan dengan bagaimana lingkungan memberikan pengetahuan tentang berbagai bahasa yang mereka temui setiap hari. Melalui kegiatan menonton TV, bermain dan ketika mengikuti proses pembelajaran di sekolah mereka mengenal ada bermacam-macam bahasa, seperti bahasa daerah, bahasa Indonesia bahkan bahasa asing.
Kemampuan anak untuk mengetahui dan menguasai bahasa asing menjadi sebuah kebutuhan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sebagian besar bersumber dari negara-negara asing, oleh karenanya pembelajaran bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris telah diperkenalkan kepada anak dari SD. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar bahasa Inggris diperkenalkan sejak dari sekolah dasar. Hal ini ditetapkan di dalam lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006, tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Ingris untuk SD.
Pada kenyataannya bahasa Inggris tidak hanya diberikan kepada anak SD tetapi juga di Taman Kanak-Kanak, karena didorong oleh keyakinan bahwa anak usia TK merupakan usia emas, saat yang tepat untuk anak-anak menyerap berbagai informasi dan mempelajari berbagai kemampuan.
"Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli neurosains di Eropa menyatakan bahwa proses mempelajari bahasa asing mengubah anatomi otak. "Grey area" yaitu bagian otak yang mengolah informasi, dalam proses ini berkembang seperti layaknya pembentukan otot dalam sebuah latihan badan, dengan kata lain, otak diajak "berolahraga" dengan belajar bahasa asing". Dydy (2005 : 1).
Hubungan antara belajar bahasa asing dengan perkembangan otak merupakan topik yang banyak diteliti oleh para ahli neurosains. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan berbagai pengaruh mempelajari bahasa asing bagi perkembangan otak, diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)" Anak-anak yang mengikuti program bahasa asing cenderung menunjukkan perkembangan yang lebih pesat dalam proses kognitif, kreativitas dan "divergent thingking" dibandingkan anak-anak yang monolingual. (2) Beberapa study menunjukkan bahwa mereka yang menguasai lebih dari satu bahasa memiliki skor lebih baik dalam tes kemampuan verbal dan nonverbal. (3) Studi di Canada, India dan Hongkong menyatakan bahwa penutur bilingual lebih mampu menghadapi gangguan perhatian (distraction)'' Dydy (2005 : 1)
Pembelajaran bahasa Inggris tidak hanya menunjukkan perkembangan yang lebih pesat dalam proses kognitif anak saja namun bagi perkembangan bahasa anak itu sendiri. Menurut Musfiroh (2008 : 7) "Perkembangan bahasa anak meliputi perkembangan fonologis yakni mengenal dan memproduksi suara". Dengan mempelajari bahasa Inggris anak mengenal bahasa, juga memproduksi suara, yakni dalam kegiatan meniru dalam pengucapan kata-kata bahasa Inggris.
Standar kompetensi lulusan anak TK dalam kurikulum 2004 adalah : Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Pembelajaran di TK merupakan pengenalan anak dengan dunia luar, anak berkenalan dengan lingkungan di luar orangtua dan keluarga di rumah. Oleh karenanya guru membantu anak dengan mengenalkan segala hal yang ada di lingkungannya untuk siap memasuki pendidikan dasar, salah satunya dengan pengenalan bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris di TK diperkenalkan kepada anak sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan dasar.
Bahasa Inggris memiliki perbedaan dengan bahasa Indonesia. Oleh karenanya pemilihan dan penggunaan metode merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris di TK.
Metode yang dibutuhkan adalah metode yang dapat memberikan rasa senang dan pengalaman langsung sehingga anak tidak merasa bosan, bingung, dan terbebani dengan pembelajaran tersebut. Salah satu metode yang dapat menstimulus anak dalam pengenalan bahasa Inggris di TK adalah metode bercerita. Menurut Moeslichatoen (2004 : 24) "metode - metode yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK yaitu bermain, karyawisata, bercakap-cakap, bercerita, ...".
Bercerita merupakan salah satu kegiatan yang anak senangi. Ketika bercerita anak menyimak dan belajar bagaimana hubungan kata-kata yang didengar dalam peristiwa pada cerita tersebut. Dengan kata lain anak memperoleh kosakata langsung dengan makna kata yang terkandung didalamnya. Menurut Musfiroh (2008 : 86) :
"Mendengar cerita sama artinya dengan melakukan serangkaian kegiatan fonologis, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Selama menyimak cerita, anak belajar bagaimana bunyi-bunyi yang bermakna diujarkan dengan benar, bagaimana kata-kata disusun secara logis dan mudah dipahami, bagaimana konteks dan koteks berfungsi dalam makna".
Bercerita merupakan kegiatan menyampaikan amanat atau pesan melalui sejumlah kata-kata, dengan cara yang menarik melalui media atau nonmedia oleh pencerita kepada pendengar sehingga pesan yang dimaksudkan dapat dimengerti. Selain itu dari kegiatan bercerita si pencerita mengeluarkan banyak kosakata sehingga anak-anak memperoleh kata kata baru dari kegiatan menyimak cerita tersebut.
Perkembangan kosakata merupakan salah satu dari perkembangan bahasa yang pada usia anak-anak inilah perkembangan tersebut mengalami peningkatan.
Menurut Hurlock (1997 : 113) "anak pada usia 2 tahun telah mengenali sekitar 200 kata dan meningkat sekitar 2200 kata pada usia 5 tahun".
Dalam bercerita perkembangan kosakata anak dipengaruhi oleh lingkungan atau suasana yang dibangun dalam cerita tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Musfiroh (2008 : 49)
"Pertumbuhan kosakata anak dipengaruhi oleh pajanan lingkungan (exposure) yang dalam psikoliguistik dikenal dengan istilah "prinsip here and now", semakin banyak pajanan kata, semakin banyak kemungkinana anak mengakuisisinya, tuturan yang dihasilkan anak pun semakin kaya".
Lebih lanjut Musfiroh (2008 : 50) berpendapat bahwa "Bercerita dipandang sebagai salah satu metode pengembangan kosakata anak yang tepat untuk diterapkan di Taman Kanak-Kanak".
Hal tersebut didukung oleh Bunanta (2005 : 2) "Dalam dunia pengajaran dan bahasa, teknik mendongeng atau bercerita, terutama dalam bahasa Inggris ini merupakan salah satu cara untuk melatih kepercayaan diri dan lafal dalam penggunaan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya".
Bercerita dapat disampaikan kepada anak-anak melalui media atau non media. Salah satu bercerita dengan media adalah menggunakan buku cerita bergambar, dengan adanya media akan mempermudah materi sampai kepada anak karena proses pengajaran tidak membosankan hal ini dukung oleh Nana Sudjana (2007 : 2) Mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa.
(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. (2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. (4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan Iain-lain.
Bercerita menggunakan buku cerita bergambar merupakan satu teknik yang dapat dilakukan guru dalam mengajarkan kata-kata baru kepada anak-anak sesuai apa yang dikemukakan oleh Nation (1990 : 51 dalam Cameron 2001 : 85) 'listed basic techniques by which teachers can explain the meaning of new words, all of which can be used in the young learner classroom : by demonstration or picture... (7)pictures from books....
Teknik dasar yang mana guru dapat menjelaskan arti dari kosakata baru, semua dapat digunakan di dalam kelas usia dini yaitu dengan mendemonstrasikan atau gambar... atau menggunakan gambar dari buku.
Menggunakan buku cerita bergambar dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat mengetahui kosakata bahasa Inggris karena anak-anak dapat mendengar cerita dan melihat gambar dalam buku cerita tersebut. Menurut Musthafa (2008 : 11) :
"Children love to hear the language of storybooks. This language can enhance the oral English they have been using in the classroom. The picture and your expression help children to understand the vocabulary and the story. Children can see and hear the English they have learned come alive through storybook characters".
Anak-anak senang mendengarkan bahasa dari buku cerita. Bahasa ini dapat melatih kemampuan berbicara bahasa Inggris yang telah mereka gunakan di dalam kelas. Gambar dan ekspresimu dapat membantu anak untuk memahami kosakata dan cerita. Anak-anak dapat melihat dan mendengar bahasa Inggris yang telah mereka pelajari dengan nyata melalui karakter buku cerita".
Sebuah penelitian di Jepang oleh Sachiyo Kajikawa berhasil membuktikan bahwa bayi yang berusia sembilan bulan pun telah dapat mengingat kata-kata dari buku cerita yang dibacakan untuknya. Ia bereksperimen dengan kisah Thumbelina yang dibacakan keras-keras oleh seorang wanita (Masakata Nobuo 2002 : 1).
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti diketahui bahwa TK X merupakan salah satu Taman Kanak-Kanak yang memberikan muatan lokal bahasa Inggris kepada anak didiknya namun wawancara dengan guru TK tersebut bahwa anak-anak kelas A belum cukup menguasai kosakata angka dan kosakata binatang bahasa Inggris dengan baik.
Sehubungan dengan hal di atas, dipandang penting mengembangkan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan anak dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mengadakan penelitian yang berjudul "Efektivitas Metode Bercerita Dengan Buku Cerita Bergambar Dalam Meningkatkan Penguasaan kosa kata Bahasa Inggris untuk Anak TK"

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak TK". Dengan batasan masalah penguasaan kosakata angka dan kosakata binatang dengan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar. Secara lebih rinci rumusan masalah diuraikan sebagai berikut :
1. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X sebelum menggunakan metode bercerita dengan buku cerita bergambar ?
2. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X sesudah menggunakan metode bercerita dengan buku cerita bergambar ?
3. Apakah metode bercerita dengan buku cerita bergambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X secara signifikan ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris untuk anak TK. Secara lebih rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Mengetahui penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X sebelum menggunakan metode bercerita dengan buku cerita bergambar.
2. Mengetahui penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X sesudah menggunakan metode bercerita dengan buku cerita bergambar.
3. Mengetahui metode bercerita dengan buku cerita bergambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X secara signifikan.

Related Posts



0 komentar:

Cari Skripsi | Artikel | Makalah | Panduan Bisnis Internet Disini

Custom Search
 

Mybloglog

blogcatalog

Alphainventions.com

Followers

TUGAS KAMPUS Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template